• Home
  • Tentang Kami
  • Jurnal
  • Arsip Pengantar
29 May2017

Pendekatan Sistem Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Plural

Share this on WhatsApp

Kualitas pelayanan kesehatan masih menjadi persoalan tersendiri yang dihadapi oleh fasilitas atau organisasi layanan kesehatan khususnya milik pemerintah di Indonesia. Kementerian Kesehatan RI tahun 2015 merilis kesiapan pelayanan umum di Puskesmas, baru mencapai 71%, pelayanan PONED 62%, dan pelayanan penyakit tidak menular baru mencapai 79%.  Hal ini terjadi terutama karena kurangnya fasilitas yang tersedia; kurang lengkapnya obat, sarana, dan alat kesehatan; kurangnya tenaga kesehatan; dan belum memadainya kualitas pelayanan. Fasilitas pelayanan periferal seperti puskesmas, kesiapan peralatan dasar memang cukup tinggi (84%), tetapi kemampuan menegakkan diagnosis ternyata masih rendah (61%). Kondisi tersebut diperberat lagi akibat disparitas layanan yang  dihasilkan dari perlakuan diskriminatif oleh tenaga kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan. 

Kondisi Indonesia yang plural berdampak pada organisasi pelayanan kesehatan melayani pasien dari beragam kelompok etnis dan ras lainnya setiap harinya. Hal ini tentu mendorong organisasi kesehatan memiliki sistem yang sesuai dengan klien dan layanan untuk memberikan perawatan kesehatan yang optimal. Budaya kompetensi telah diidentifikasi sebagai satu strategi untuk mengatasi disparitas kesehatan rasial dan etnik di Indonesia dengan menyediakan layanan yang sesuai dengan budaya klien, sosial, dan kebutuhan komunikasi.

McCalman et al (2017) merekomendasikan pendekatan sistem untuk meningkatkan budaya kompetensi organisasi. Perspektif sistem yang dimaksud mempertimbangkan bahwa organisasi kesehatan sebagai suatu sistem yang memiliki komponen yang saling berkaitan. Pendekatan sistem terhadap budaya kompetensi mengintegrasikan praktik pada semua lini manajemen organisasi dan sub-sistem klinis, sehingga membutuhkan penggabungan sikap, praktik, kebijakan dan struktur untuk memungkinkan organisasi kesehatan dan tenaga kesehatan untuk bekerja secara efektif dalam situasi buadaya yang beragam. Dengan semakin mengenal budaya kompetensi, organisasi kesehatan dapat menjadikanya sebagai strategi untuk menjawab kebutuhan yang beragam dari masayarakat (McCalman et al. 2017).  

Artikel selengkapnya dapat diakses melalui link berikut […]

Klik disini

Share this on WhatsApp

Leave a comment

Artikel Terbaru

Memahami Peran Paramedis dalam Perawatan Primer

Kajian Ketidaksetaraan Kesiapan Pelayanan dan Pengetahuan Provider di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia

Kebijakan Kesehatan Mental di Indonesia

Kualitas Hidup yang Berhubungan dengan Kesehatan dan Pemanfaatan Perawatan Kesehatan

Analisis Kebijakan Pendekatan Perawatan Kesehatan Primer di Liberia

Semua Artikel

Berita Terbaru

Kades Dan UPT Puskesmas Posek Jalin Kerjasama Peningkatan Pelayanan Kesehatan

18 October 2022

Dinkes Kulon Progo diminta mengevaluasi pelayanan pasien Puskesmas Wates

18 October 2022

Puskesmas Ambal-ambil Kejayan Buat Inovasi Ini agar Warga Tak BAB di Sungai

13 October 2022

Puskesmas Grabagan Gandeng Yayasan ADRA Gelar Diskusi Interaktif Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

13 October 2022

Bangkalan Menuju UHC, Seluruh Puskesmas Diberi Pemahaman Aplikasi E DABU

11 October 2022

Semua Berita

  • Home
  • Tentang Kami
  • Jurnal
  • Arsip Pengantar