Reportase
Kegiatan Pendampingan dan Penilaian Pra Akreditasi di Puskesmas Betun
19 Juli 2017
Setelah mengikuti kegiatan kaji banding sister Puskesmas dengan Puskesmas Panjatan II Kabupaten Kulon Progo pada 7-8 Maret, Puskesmas Betun kini pada 19 Juli menerima kedatangan sister Puskesmas Panjatan II. Penyambutan kedatangan dilakukan oleh Puskesmas Betun melalui seremonial adat masyarakat Malaka dengan pengalungan selendang sebagai tanda ucapan selamat datang dan kekeluargaan. Kegiatan awal dilakukan ketika tiba di Puskesmas Betun adalah peninjauan tata graha puskesmas dan dilanjutkan dengan acara seremonial pembukaan.
Seremonial pembukaan kegiatan penilaian praakreditasi dimulai pada 09.00 WITA waktu setempat bertempat di Puskesmas Betun dan dihadiri oleh perwakilan kelompok kerja (pokja) akreditasi Puskesmas Namfalus dan Weoe. Dalam sambutannya, Irene K Tey Seran, S.KM selaku kepala Puskesmas Betun mengucapkan selamat datang dan terima kasih yang sebesar-besarnya bagi tim Puskesmas Panjatan II Kabupaten Kulon Progo bersama Dinas Kesehatan Kulon Progo yang sudah bersedia mengunjungi “adiknya” Puskesmas Betun di Kabupaten Malaka. Seran juga menambahkan bahwa momen ini adalah momen yang paling dinantikan dan berharap semua staf puskesmas yang hadir bisa menggunakan waktu yang tersedia untuk belajar bersama sehingga bisa saling sinerjis menuju cita-cita akreditasi Puskesmas Betun.
Setelah acara pembukaan, tim pendamping akreditasi yang terdiri atas empat orang selanjutnya membagi diri menjadi 3 kelompok sesuai pokja akreditasi. Tim pendamping akreditasi Puskesmas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo melakukan self assessment (SA) untuk mengetahui sejauh mana perkembangan persiapan akreditasi yang dilakukan oleh Puskesmas Betun, Namfalus dan Weoe. Kegiatan self assessment dimulai pada 09.45 sampai 17.00 WITA. Fokus kegiatan self assessment hari pertama di Puskesmas Betun adalah pada elemen penilaian pada bab 1 tentang penyelenggaraan pelayanan puskesmas (PPP); bab 4 tentang program puskesmas yang berorientasi sasaran (PPBS) dan bab 7 tentang layanan klinis yang berorientasi pasien (LKBP).
Kegiatan self assessment ini dilaksanakan berdasarkan elemen penilaian yang telah ditetapkan dalam buku pedoman akreditasi puskesmas. Setiap elemen penilaian diberikan skor sesuai dengan kondisi yang ada. Penilaian dibuat serendah mungkin sehingga diperoleh nilai rekomendasi untuk perbaikan puskesmas. Selama proses penilaian, setiap pokja melakukan diskusi interaktif untuk penyamaan persepsi dan menentukan solusi secara bersama-sama terhadap kendala yang dihadapi selama penyusunan dokumen.
Setelah melakukan penilaian terhadap elemen akreditasi ditemukan bahwa secara umum semua pokja belum sepenuhnya siap untuk akreditasi. Berdasarkan skoring penilaian ditemukan bahwa skor penilaian masing-masig puskesmas masih belum mencapai batas status akreditasi dasar khususnya pada pokja I dan II seperti terlampir pada tabel berikut;
Tabel Hasil Penilaian Praakreditasi Puskesmas Kabupaten Malaka
Bab | Capaian Betun | Capaian Namfalus | Capaian Weoe | Dasar |
I | 40,68% | 27,97% | 38,98% | ≥75% |
IV | 9,43% | 5,66% | 6,60% | ≥60% |
VII | 78,81% | 78,48% | 74,17% | ≥60% |
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa beberapa kondisi menjadi kendala dalam persiapan akreditasi seperti :
- Dokumentasi kegiatan program masing-masing pokja belum lengkap
- Program dan kegiatan tidak memiliki bukti telusur
- Puskesmas belum memiliki dokumen DPLH (Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup)
- Pokja belum memiliki SK SOP kegiatan dan program
Setelah evaluasi akhir, kegiatan penilaian pra akreitasi di Puskesmas Betun dilanjutkan dengan penggalangan komitmen bersama untuk memperbaiki kelengkapan dokumen. Semua puskesmas berkomitmen untuk melengkapi yang dibutuhkan dan memperbaiki dokumen yang tidak sesuai. Setelah penggalangan komitmen kegiatan penilaian praakreditasi diakhiri dengan doa bersama.