• Home
  • Tentang Kami
  • Jurnal
  • Arsip Pengantar
15 Aug2017

Kegiatan Pengumpulan Data di Kabupaten Kepulauan Meranti dalam Rangka Penyusunan Naskah Akademis Sistem Kesehatan Provinsi Riau

Share this on WhatsApp

Reportase 

Kegiatan Pengumpulan Data di Kabupaten Kepulauan Meranti dalam Rangka 

 Penyusunan Naskah Akademis Sistem Kesehatan Provinsi Riau

 

Sebagai langkah awal penyusunan Naskah Akademis Sistem Kesehatan Provinsi (SKP) Riau, maka dilakukan penilaian untuk mengidentifikasi permasalahan sekaligus harapan para pemangku kepentingan di Kabupaten Meranti  dalam penguatan SKP Riau. Tujuannyaadalah mengidentifikasi permasalahan dalam sistem kesehatan dari perspektif pemangku kepentingan di kabupaten serta mengidentifikasi harapan para pemangku kepentingan di kabupaten untuk penguatan SKP Riau.

Kabupaten Meranti terletak di  sisitimur Sumatera dengan pesisir pantai yang berbatasan dengan sejumlah negara tetangga dan termasuk dalam daerah Segitiga Pertumbuhan Ekonomi (Growth Triagle) dan menjadi daerah Hinterland Kawasan Free Trade Zone (FTZ) Batam. Secara geografis, wilayah Meranti sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka, Kabupaten Bengkalis; sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Siak, Kabupaten Pelalawan; sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis; dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau. Untuk mencapai Selat Panjang yang merupakan ibu kota Kabupaten Meranti diperlukan waktu tempuh kurang lebih 5 jam melalui perjalanan estafet melalui sungai, darat dan laut.

(Sarana Transportasi Menuju Kabupaten Meranti)

(Sarana Transportasi Menuju Kabupaten Meranti)

Pengumpulan data di Kabupaten Meranti dilaksanakan pada 8 hingga 10 Agustus 2017. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam terhadap informan yang berasal dari perwakilan legislatif, esekutif, penyedia pelayanan (RSUD dan puskesmas), masyarakat serta pengumpulan data sekunder. Untuk memudahkan proses pengumpulan data, maka tim surveyor PKMK FK UGM didampingi oleh perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Meranti.

Setelah tiba di Selat Panjang, surveyor langsung melakukan koordinasi dengan perwakilan Dinkes Kabupaten Meranti. Koordinasi tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan terkait jadwal dan lokasi wawancara bersama informan yang telah terdahulu ditetapkan.

(Surveyor berkoordinasi dengan pendamping dan perwakilan Dinkes Meranti)

(Surveyor berkoordinasi dengan pendamping dan perwakilan Dinkes Meranti)

Pada 8 hingga 9 Agustus, wawancara dilakukan dengan informan dari perwakilan DPRD Kabupaten Meranti, direktur dan manajemen RSUD Meranti, BPJS, Bappeda dan Dinas Sosial. Kegiatan wawancara bersama informan dilakukan di ruang kerja masing-masing informan. Topik wawancara mengangkat tiga permasalahan utama  yang dihadapi oleh Provinsi Riau yang mencakup derajat kesehatan masyarakat yang belum optimal, cakupan kepesertaan JKN/Jamkesda dan mutu pelayanan kesehatan.

(Wawancara bersama Sekretaris Bappeda Kabupaten Meranti)

(Wawancara bersama Sekretaris Bappeda Kabupaten Meranti)

(Wawancara bersama Wakil Komisi III DPRD Kabupaten Meranti)

(Wawancara bersama Wakil Komisi III DPRD Kabupaten Meranti)

(Wawancara bersama Direktur dan Manajemen RSUD Meranti)

(Wawancara bersama Direktur dan Manajemen RSUD Meranti)

(Wawancara bersama pimpinan BPJS Kabupaten Meranti)

(Wawancara bersama pimpinan BPJS Kabupaten Meranti)

(Wawancara bersama Kadis dan Sekretaris Dinas Sosial)

(Wawancara bersama Kadis dan Sekretaris Dinas Sosial)

Pada 10 Agustus, surveyor memusatkan kegiatan pengumpulan data di Dinas Kesehatan Kabupaten Meranti dan UPT Puskesmas Alah Air dan Kedabu Rapat serta perwakilan dari kelompok pasien Prolanis. Informan yang bersedia diwawancarai meliputi Kepala Dinas Kesehatan, Sekretaris Dinas Kesehatan, Kepala Bidang Pengendalian Penyakit, Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat, Kepala Bidang Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan serta Manajer Armada Rujukan Laut Kabupaten Meranti.

(Wawancara bersama dr. Iwan, Kadis Kesehatan Kabupaten Meranti)

(Wawancara bersama dr. Iwan, Kadis Kesehatan Kabupaten Meranti)

(Pengumpulan Data di BAZNAS Kabupaten Meranti)

(Pengumpulan Data di BAZNAS Kabupaten Meranti)

(Wawancara bersama keluarga pasien yang pernah berobat ke Malaysia)

(Wawancara bersama keluarga pasien yang pernah berobat ke Malaysia)

(Wawancara bersama Sekretaris Dinas Kesehatan Kabuapten Meranti)

(Wawancara bersama Sekretaris Dinas Kesehatan Kabuapten Meranti)

(Wawancara bersama Kepala Puskesmas dan Pasien di PKM Alah Air)

(Wawancara bersama Kepala Puskesmas dan Pasien di PKM Alah Air)

Hasil identifikasi menemukan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Meranti dalam pembangunan kesehatan. Masalah utama di Kepulauan Meranti adalah jarak tempuh ke fasilitas pelayanan kesehatan dan transportasi air. Program kependudukan seperti pengendalian kelahiran, menurunkan angka Angka Kematian Bayi (AKB) dan anak, perpanjangan umur harapan hidup, penyebaran penduduk merupakan faktor yang diperhitungkan dalam pelaksanaan upaya kesehatan masyarakat.

Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Meranti mengalami beberapa permasalahan berkaitan dengan pembangunan kesehatan di wilayahnya yang meliputi :

  • Kondisi geografis Kabupaten Meranti termasuk daerah Daerah Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) membutuhkan infrastuktur jalan yang sangat banyak dan mahal serta sarana transportasi darat dan laut yang belum cukup dalam menunjang akses pelayanan kesehatan.
  • Sarana dan prasarana pada fasilitas pelayanan kesehatan yang belum memadai. SDM kesehatan yang masih terpusat di wilayah perkotaan dan enggan untuk menetap di desa-desa.
  • Tingkat kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat masih rendah.
  • Belum optimalnya pemberdayaan masyarakat dalam mendukung program kesehatan melalui UKBM seperti : Posyandu, Dasa Wisma, Posbindu, UKS, UKK, TOGA dan sebagainya.

Selain itu, para pemangku kepentingan di Kabupaten Meranti juga mengusulkan beberapa hal untuk penguatan sistem kesehatan Provinsi Riau seperti :

  • Perhatian terhadap infrastruktur dan sarana pelayanan kesehatan di Kabuapten Meranti khususnya desa yang belum memiliki bidan desa
  • Pengelolaan program kesehatan dari provinsi harus memperhatikan kebutuhan Kabupaten Meranti

Reporter: Perin Sebong, MPH

Share this on WhatsApp

Leave a comment

Artikel Terbaru

Memahami Peran Paramedis dalam Perawatan Primer

Kajian Ketidaksetaraan Kesiapan Pelayanan dan Pengetahuan Provider di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia

Kebijakan Kesehatan Mental di Indonesia

Kualitas Hidup yang Berhubungan dengan Kesehatan dan Pemanfaatan Perawatan Kesehatan

Analisis Kebijakan Pendekatan Perawatan Kesehatan Primer di Liberia

Semua Artikel

Berita Terbaru

Kades Dan UPT Puskesmas Posek Jalin Kerjasama Peningkatan Pelayanan Kesehatan

18 October 2022

Dinkes Kulon Progo diminta mengevaluasi pelayanan pasien Puskesmas Wates

18 October 2022

Puskesmas Ambal-ambil Kejayan Buat Inovasi Ini agar Warga Tak BAB di Sungai

13 October 2022

Puskesmas Grabagan Gandeng Yayasan ADRA Gelar Diskusi Interaktif Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

13 October 2022

Bangkalan Menuju UHC, Seluruh Puskesmas Diberi Pemahaman Aplikasi E DABU

11 October 2022

Semua Berita

  • Home
  • Tentang Kami
  • Jurnal
  • Arsip Pengantar