• Home
  • Tentang Kami
  • Jurnal
  • Arsip Pengantar
26 Sep2017

Integrasi Pelayanan yang Tidak Berarti One Size Fits All

Share this on WhatsApp

Integrasi Pelayanan  yang Tidak Berarti One Size Fits All

one-size-fits-all

Pengaruh reformasi dalam bidang kesehatan mengharuskan organisasi kesehatan terus melakukan perubahan dari waktu ke waktu. Untuk menjamin dan mendukung pelaksanaan berbagai upaya kesehatan yang efektif dan efisien maka yang dianggap prioritas dan mempunyai daya ungkit besar di dalam pencapaian hasil pembangunan kesehatan, dilakukan upaya secara terintegrasi dalam fokus dan lokus dan fokus kegiatan  kesehatan.

Integrasi memiliki makna bahwa memadukan berbagai proses dan kegiatan dalam satu kesatuan sehingga mampu meningkatkan efiseiensi dan efektivitas suatu kegiatan atau program. Lebih spesifik, integrasi yang dimaksudkan dalam bidang kesehatan setidaknya mencakup beberapa bentuk yakni: pendanaan, administrasi, organisasi, upaya kesehatan dan aspek klinis. Integrasi pendanaan meliputi proses bridging antara mekanisme pengumpulan dan pembayaran; integrasi administrasi berkaitan dengan pembagian peran dan tanggung jawab serta perencanaan lintas sektor; integrasi organisasi mencakup jaringan kerja serta kolaborasi dalam pemberian layanan; integrasi upaya kesehatan mencakup patient centered, integrasi informasi dan merger layanan; dan integrasi klinis mencakup standar diagnosis dan pemantauan perawatan pasien.

Selain itu secara sistemik, dalam kebijakan dan manajemen pelayanan kesehatan terminologi integrasi dapat dilihat dari sudut pandang hierarki yang diwujudkan dengan pendekatan integrasi yang bersifat top-down serta sudut pandang patient centered dimana pendekatan integrasinya bersifat bottom-up. Beberapa keuntungan yang didapatkan dari integrasi layanan adalah kepuasan pasien menjadi prioritas; pengurangan pemborosan biaya operasional; pelibatan pasien dan keluarga pasien dalam mendukung proses penyembuhan pasien. Namun, di sisi lain integrasi layanan juga berimplikasi pada aspek makro yang mempengaruhi sistem layanan serta kesiapan organisasi atau tenaga kesehatan untuk beradaptasi dengan model integrasi  layanan baru yang dikembangkan.

Kegagalan  pelaksanaan integrasi dalam bidang kesehatan sebenarnya merupakan bukti bahwa pola yang diterapkan masih bersifat “ketidakpastian”. Ketidakpastian tersebut disebabkan oleh desain struktur integrasi yang tidak solid serta kurang jelasnya arah dan aspek teknis dari model integrasi. Desain struktur yang tidak solid terjadi manakala para pembuat kebijakan masih menggunakan pendekatan parsial sehingga tidak melihat kebutuhan spesifik yang harus dipenuhi oleh struktur baru. Sedangkan ketidakjelasan arah dan aspek teknis terjadi karena metode yang digunakan tidak bisa diimplementasikan dalam kegiatan operasional di lapangan.

Brook et al (2017) menjelaskan bahwa tantangan terbesar dalam integrasi layanan adalah bagaimana mempersiapkan tenaga kesehatan untuk bisa mencapai tujuan integrasi. Dalam integrasi yang dibutukan bagi tenaga kesehatan tidak hanya kemampuan teknis untuk menerapkan model integrasi pelayanan baru. Tenaga kesehatan harus dipersiapkan juga dari sisi manajemen dan leadership dalam pelayanan. Dengan bekal kemampuan leadership, tenaga kesehatan bisa menentukan dan mempengaruhi pengambilan keputusan. Dengan kemampuan manajemen yang baik, tenaga kesehatan mampu menerapkan model integrasi sesuai konteks yang ditemui. Selengkapnya, klik di sini

Share this on WhatsApp

Comments (1)

  • Musa Kmpk

    26/09/2017 at 11:03 am | #

    Sy sangat setuju apabila terlaksana sesuai tupoksiny tetapi kenyataan di daerahkan beda ,kebijakan kepala daerah yg berkuasa dilaksanakan serta mengisi posisi pelayanan kesehatan bukan praktisi kesehatan tapi jabatan politis penguasalah yang laksanakan. Bagaimana pelayanan kesehatan tersebut akan berjalan dengan baik bahkan leadershipnya tidak sesuai dengan ilmunya. Bagaimana pelayanan kesehatan akan berjalan dengan baik karena tidak sexual tupoksiny sedangkan leadership ny bukan praktisi kesehatan?

    Reply

Leave a comment

Artikel Terbaru

Memahami Peran Paramedis dalam Perawatan Primer

Kajian Ketidaksetaraan Kesiapan Pelayanan dan Pengetahuan Provider di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia

Kebijakan Kesehatan Mental di Indonesia

Kualitas Hidup yang Berhubungan dengan Kesehatan dan Pemanfaatan Perawatan Kesehatan

Analisis Kebijakan Pendekatan Perawatan Kesehatan Primer di Liberia

Semua Artikel

Berita Terbaru

Kades Dan UPT Puskesmas Posek Jalin Kerjasama Peningkatan Pelayanan Kesehatan

18 October 2022

Dinkes Kulon Progo diminta mengevaluasi pelayanan pasien Puskesmas Wates

18 October 2022

Puskesmas Ambal-ambil Kejayan Buat Inovasi Ini agar Warga Tak BAB di Sungai

13 October 2022

Puskesmas Grabagan Gandeng Yayasan ADRA Gelar Diskusi Interaktif Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

13 October 2022

Bangkalan Menuju UHC, Seluruh Puskesmas Diberi Pemahaman Aplikasi E DABU

11 October 2022

Semua Berita

  • Home
  • Tentang Kami
  • Jurnal
  • Arsip Pengantar