• Home
  • Tentang Kami
  • Jurnal
  • Arsip Pengantar
11 May2018

Dinkes Bulukumba Kerjasama Dengan ORARI, Ini yang Bakal Dilakukan

Share this on WhatsApp

UJUNG BULU – Dinas Kesehatan (Dinkes) Bulukumba, lakukan kersama dengan Organisasi Radio Amatir Indonesia (ORARI) Bulukumba.

Kerjasama tersebut untuk memutus mata rantai penularan tuberculosis (TB) dan kusta di Kabupaten Bulukumba, Sulsel.

Penandatanganan MoU kerjasama tersebut dilakukan di aula RSUD Sulthan Dg Radja oleh Kepala Dinas Kesehatan dr Abd Gaffar dan Ketua ORARI Bulukumba H Patudangi, Rabu, (9/5/2018).

H Patudangi yang juga anggota DPRD Bulukumba itu mengungkapkan, melalui jaringan ORARI, pihaknya berkewajiban untuk membantu menyampaikan kepada masyarakat agar segera berobat jika menderita TB atau kusta dengan mensosialisasikan lebih luas ciri-ciri atau tanda-tanda dari kedua penyakit tersebut.

“Melalui jaringan radio kita akan mensosialisasikan penyakit ini, bukan hanya di Bulukumba tapi di wilayah selatan Sulawesi Selatan. Kami juga siap fasilitasi jika ada warga penderita yang ingin dibawa ke puskesmas atau rumah sakit untuk pemeriksaan,” ujar H Patudangi, via rilisnya, Kamis (10/5/2018).

Menurut dr Abd Gaffar, penyakit TB dan kusta adalah penyakit yang susah ditemukan, karena penderitanya tidak terbuka dan malu jika dianggap menderita TB atau kusta.

Sehingga dr Abd Gaffar menghimbau agar jangan menjustifikasi seseorang menderita TB atau kusta sebelum diperiksa oleh dokter.

“Di masyarakat masih banyak yang tidak mau melaporkan dirinya, sehingga di sinilah peran ORARI dalam membantu mensosialisasikan untuk menemukan kasus-kasus yang baru,” ujar dr Abd Gaffar.

Penyakit TB dan kusta, tambah Gaffar adalah penyakit yang bisa sembuh, asalkan rutin berobat.

Karena kedua penyakit itu sifatnya menular maka penting penderita baru dicari untuk di lakukan program Temukan Obati Sampai Sembuh (TOSS).

Adapun proses pemeriksaan dan pengobatannya tidak dipungut biaya alias gratis.

“Kalau penderita itu tidak ditemukan, maka rentan ia menularkan kepada yang lainnya, makanya harus proaktif untuk menyampaikan gejala dan ciri-cirinya,” jelas dr Gaffar.

Sumber: tribunnews.com

Share this on WhatsApp

Leave a comment

Artikel Terbaru

Memahami Peran Paramedis dalam Perawatan Primer

Kajian Ketidaksetaraan Kesiapan Pelayanan dan Pengetahuan Provider di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia

Kebijakan Kesehatan Mental di Indonesia

Kualitas Hidup yang Berhubungan dengan Kesehatan dan Pemanfaatan Perawatan Kesehatan

Analisis Kebijakan Pendekatan Perawatan Kesehatan Primer di Liberia

Semua Artikel

Berita Terbaru

Kades Dan UPT Puskesmas Posek Jalin Kerjasama Peningkatan Pelayanan Kesehatan

18 October 2022

Dinkes Kulon Progo diminta mengevaluasi pelayanan pasien Puskesmas Wates

18 October 2022

Puskesmas Ambal-ambil Kejayan Buat Inovasi Ini agar Warga Tak BAB di Sungai

13 October 2022

Puskesmas Grabagan Gandeng Yayasan ADRA Gelar Diskusi Interaktif Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

13 October 2022

Bangkalan Menuju UHC, Seluruh Puskesmas Diberi Pemahaman Aplikasi E DABU

11 October 2022

Semua Berita

  • Home
  • Tentang Kami
  • Jurnal
  • Arsip Pengantar