Reportase
Penelitian Manajemen KIA dan Kualitas ANC Kabupaten Kepahiang di Puskesmas Nanti Agung (Non PONED)
13 November 2018
Penelitian pada Puskesmas Nanti Agung diselenggarakan dalam rangka mengetahui gambaran, kondisi dan akar masalah serta memotret pelayanan tentang kesehatan Ibu di Puskesmas Nanti Agung. Penelitian ini dihadiri oleh tim peneliti PKMK FK-KMK UGM 2 orang, 2 anggota enumenator dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang dan pihak puskesmas Nanti Agung, yaitu Eva Veronika (Kepala TU Puskesmas Nanti Agung), Dahlia (koordinator bidan puskesmas Nanti Agung), Ika Julianti (Bidan Puskesmas Nanti Agung) beserta dokter umum dan bidan – bidan desa yang berada di Nanti Agung, serta 3 orang ibu hamil. Agenda penelitian ini berupa wawancara kepada kepala puskesmas, koordinator bidan puskesmas, bidan desa. Dengan melihat data sekunder yang memperkuat data yang diperoleh.
Gambar 1. Pemaparan Penelitian oleh Tim Peneliti
Pertemuan diawali dengan sambutan dari Eva Veronika Kepala TU Puskesmas Nanti Agung dilanjutkan dengan penjelasan dari tim peneliti tentang konsep dan tujuan penelitian yang diadakan di Puskesmas Nanti Agung dalam mengatasi kesehatan ibu dengan menggunakan metode pendekatan terintregasi dan terkendali penuh dalam program kesehatan ibu yang berorientasi pada dampak. Penelitian dilaksanakan untuk memotret gambaran pelayanan kesehatan ibu dan kondisi kesehatan ibu serta masalah tentang kesehatan ibu di Puskesmas Nanti Agung. Prinsip penelitian wanita hamil dianggap normal di atas usia 20 tahun. Kondisi ibu pada waktu partus dianggap sebagai ibu risti maka perlu adannya penanganan khusus. Untuk penelitian ini dimulai dari penjaringan sampai kepada ibu nifas. Artinya kita harus menjaring Wanita Usia Subur (WUS) yang beresiko tinggi. Kedua, ketika dia hamil harus siap atau layak untuk hamil. kemudian apakah anak SMP dan SMA discreening oleh UKS.
Gambar 2. Pelaksanaan FGD kepada ibu hamil
Proses FGD diikuti oleh 3 orang ibu hamil. Semua ibu hamil termasuk dalam kategori ibu risti karena memiliki penyakit penyerta seperti sesak (asma), tumor kaki, hepatitis, tipes dan malaria serta 2 diantaranya pernah mengalami keguguran. Pada pelaksanaan FGD ini diketahui bahwa pada ibu tersebut belum dilakukan penjaringan seperti penyuluhan tentang resiko usia pada ibu hamil. 2 orang ibu hamil sudah melakukan KB. Tapi pendampingan khusus bagi ibu hamil risti yang memiliki penyakit khusus seperti dilakukan pemulihan dan pengobatan dahulu belum dilakukan. Untuk pemeriksaan 10 T sebagian belum dilakukan yaitu pada poin pemeriksaan tinggi fundus uteri, pemeriksaan denyut jantung janin, imunisasi TT serta belum dilakukan penyuluhan dan konseling bagi ibu hamil khususnya ibu Risti. Bagi ibu Risti untuk rujukan terencana persalinan dilakukan di puskesmas dan RSUD. Namun belum ada koordinasi antara puskesmas dan RSUD tentang kasus dan HPL ibu Risti.
Gambar 3. Wawancara kepada kepala TU puskesmas, koordinator bidan dan bidan desa
Tim peneliti melakukan wawancara kepada kepala TU, koordinator bidan, bidan puskesmas, dan bidan desa.pertanyaan peneliti meliputi permasalahan umum KIA yang ada di wilayah Puskesmas Nanti Agung. Tim peneliti menanyakan terkait program penjaringan wanita usia subur risiko tinggi di wilayahnya meliputi pasangan usia subur, calon pengantin, WUS SMP, dan WUS SMA. Selain penjaringan, peneliti juga menanyakan pengobatan, ANC, persalinan, rujukan, dan pelayanan pada masa nifas. Tim peneliti menanyakan terkait adanya perencanaan program sampai evaluasi program yang berkaitan dengan KIA.
Gambar 4. Tanya jawab koordinator UKS dan WUS siswi SMP di SMP 5 Kepahiang
Kegiatan tanya jawab untuk mendukung data yang diperoleh dari puskesmas mengenai penjaringan WUS risti serta memotret kerja sama antara puskesmas dan UKS. Kegiatan ini dimulai dari sambutan dari koordinator UKS dilanjutkan dengan pemaparan dari tim peneliti serta diskusi. Puskesmas telah bekerjasama dengan UKS dan rutin 1 – 2 bulan sekali untuk mengunjungi sekolah. Sudah dilakukan kegiatan pemberian kartu suplementasi gizi untuk remaja putri, pemberian FE, dan penyuluhan kesehatan reproduksi, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala 6 bulan sekali. Namun diperoleh informasi tentang pengawasan langsung oleh UKS & puskesmas yang hanya dilakukan sekali dalam meminum tablet FE di sekolah, setelahnya hanya diminum di rumah (tanpa pengawasan langsung oleh UKS & puskesmas).
Gambar 5. Tinjauan tim peneliti ke ruang UKS
Kegiatan peninjauan ini diselenggarakan untuk mengetahui kondisi UKS yang berada di SMP dan untuk memotret apakah sudah digunakan sesuai dengan fungsinya. Serta mengetahui kerjasama yang dilakukan puskesmas dengan UKS yang ada di SMP. Kondisi UKS untuk ruangan cukup luas walaupun sederhana namun sudah terta dengan rapi.
Penulis :
Rima Yunitasari & Achmad Djunawan