SOLO – Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menggelar uji cepat atau rapid test massal bagi tenaga kesehatan di 17 puskesmas, 25 puskesmas pembantu (pustu), serta dua RSUD milik Pemkot.
Rapid test itu digelar secara bertahap mulai Sabtu (23/5/2020). Data sementara hingga Selasa (26/5/2020), dari sampel darah puluhan tenaga kesehatan yang diuji, delapan di antaranya reaktif.
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan uji cepat massal dilanjutkan pada Selasa-Rabu (26-27/5/2020).
“Beberapa hasilnya belum turun, masih di Laboratorium Kesehatan Daerah [Labkesda]. RSUD Ngipang sudah [rapid test], RSUD Bung Karno mungkin Rabu,” kata dia dalam jumpa pers di Balai Kota, Selasa.
Ning, panggilan akrabnya, mengatakan kedelapan tenaga kesehatan Solo yang reaktif sesuai hasil rapid test itu berasal dari puskesmas. Sementara untuk nakes RSUD, hasilnya belum keluar.
Masyarakat Tidak Jujur
Ia menduga hasil reaktif itu muncul lantaran banyak masyarakat yang tidak jujur saat berobat. Sebagian menganggap gejala ringan seperti batuk dan pilek adalah wajar. Padahal, tenaga di puskesmas menjadi petugas skrining awal deteksi penularan.
“Beberapa waktu lalu, pemeriksaan tahap pertama untuk nakes di RSUD sudah. Hasilnya semua nonreaktif. Kalau di puskesmas memang baru kali ini,” ucap dia.
Hasil rapid test tenaga kesehatan Solo yang reaktif ini membuat DKK harus mengevaluasi sejumlah protokol pencegahan penularan virus SARS CoV-2 di Puskesmas. Protokol tersebut bakal lebih diketatkan.
Pengunjung saat akan masuk ke puskesmas akan diperiksa suhu tubuhnya dengan termometer tembak. Jika suhunya berada di atas 37,5 derajat Celcius akan masuk ke ruang tersendiri. Sebaliknya apabila suhu tubuhnya normal bakal lanjut ke ruang umum.
“Pengunjung di beberapa puskesmas yang antre ya sudah di halaman sambil berjemur. Protokol sudah demikian, semaksimal mungkin. Mereka juga memakai alat pelindung diri [APD]. Tapi akan kami evaluasi. Saya akan berusaha membesarkan hati mereka,” ucapnya.
Sumber: solopos.com