Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, meresmikan program Puskesmas Terpadu dan Juara (PUSPA) di Jabar. Lewat program ini, petugas Puskesmas bisa melakukan tes, tracing, dan treatment kasus Covid-19 di Jabar. Selain itu, puskesmas juga diminta bisa meningkatkan kepatuhan protokol kesehatan di masyarakat.
“Di 2020, petugas yang mengurus Covid-19 tercampur dengan urusan lain di luar Covid-19. Sementara tugas petugas Covid-19 itu intens harus melacak orang. Kalau betul sakit dan tidak lapor, harus datang, tidak bisa di-handle oleh SDM existing. Program PUSPA ini menambah satu puskesmas dengan 5 orang (Tim PUSPA) khusus mengurus Covid-19,” ucap Ridwan Kamil atau yang akrab disapa Kang Emil dalam peluncuran PUSPA secara virtual, Senin (1/2/2021).
Adapun target tim PUSPA terkait Covid-19 di puskesmas yaitu meningkatkan kepatuhan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) sebesar 80 persen.
Di tambah target pengujian 1 per 1.000 penduduk, 80 persen kasus positif Covid-19 dilacak kontak eratnya dalam 72 jam, dan 90 persen kontak erat melakukan karantina mandiri.
“Tim PUSPA ini fokus melacak (kontak erat). Karena saat ini rasio 1 kasus hanya 4 orang yang berhasil dilacak, seharusnya 1 kasus 30 (kontak erat) terlacak. Dengan hadirnya 5 orang yang fokus mengurus Covid-19, kami kejar rasio tracing meningkat 1 berbanding 10 atau 1 berbanding 15,” tutur Kang Emil.
Kehadiran Tim PUSPA yang terdiri dari 3 orang baru dan 2 orang pendamping dari puskesmas ini, lanjut Kang Emil, diharapkan bisa membuat proses 3T lebih baik sehingga kasus bisa turun dengan cepat.
Sayangnya, karena anggaran yang terbatas, tim PUSPA ini belum tersedia di seluruh puskesmas Jabar, melainkan hanya 100 Puskesmas di 12 daerah yang sudah difasilitasi.
Daerah tersebut di antaranya Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kab. Bogor, Kota Bogor, Kab. Karawang, Kab. Bandung, Kota Tasikmalaya, Kab. Sumedang, dan Kab. Bandung Barat.
12 kabupaten atau kota ini dipilih berdasarkan sejumlah kriteria, antara lain data kasus positif Covid-19 terkonfirmasi, data kasus probable dan kontak erat, hingga data SDM Kesehatan.
“Karena anggaran kami terbatas, Rp 80 miliar hanya sanggup untuk 100 Puskesmas. Artinya butuh Rp 800 miliar untuk seribuan puskesmas se-Jabar. Maka dukungan pusat sangat kami butuhkan. Mari investasi di hulu, jangan hanya di hilir,” pungkas Kang Emil.
Sumber: suara.com