Jakarta – Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta fasilitas kesehatan (faskes) tingkat pertama, khususnya pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) dapat memperkuat pelayanannya kepada masyarakat sebagai faskes penyedia pelayanan dasar.
“Menurut hemat saya, kita perlu meningkatkan jumlah dan kualitas fasilitas kesehatan tingkat pertama, puskesmas sebagai ujung tombak layanan kesehatan, baik layanan kesehatan kuratif maupun layanan pemberdayaan kesehatan masyarakat,” kata Wapres Ma’ruf Amin dalam sambutannya pada web seminar Ketahanan dan Kemandirian Kesehatan Indonesia yang diselenggarakan Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia secara daring, Kamis.
Sebagai faskes yang paling dekat dengan masyarakat, lanjut Wapres, puskesmas harus menempatkan dirinya sebagai penjaga gawang atau gatekeeper dalam pengendalian kesehatan masyarakat.
“Menempatkan fungsi faskes tingkat pertama sebagai gatekeeper atau penjaga gawang di tingkat akar rumput merupakan kunci dalam pengendalian kesehatan masyarakat yang akan menurunkan biaya kesehatan secara nasional,” jelasnya.
Puskesmas harus meningkatkan fungsinya dalam memberikan edukasi dan sosialisasi kesehatan kepada masyarakat, khususnya dalam menekan angka penyakit tidak menular (PTM) yang dapat dicegah dengan penerapan pola hidup sehat dan bersih.
“Dalam suatu negara besar yang memiliki sistem jaminan kesehatan nasional (JKN) berbasis asuransi kesehatan, berfungsinya faskes tingkat pertama secara optimal merupakan suatu keharusan,” tegasnya.
Keterbatasan jumlah puskesmas di seluruh daerah menjadi tantangan tersendiri dalam memberikan edukasi hidup sehat kepada masyarakat sebagai upaya pelayanan promotif dan preventif.
Jumlah puskesmas saat ini, menurut data Kementerian Kesehatan, sebanyak 10.314 puskesmas, sehingga menurut Wapres angka tersebut belum ideal dengan jumlah masyarakat yang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan.
“Keterbatasan jumlah puskesmas yang ada seperti sekarang ini, dengan banyaknya pasien yang perlu dilayani, menyebabkan puskesmas lebih fokus pada pelayanan kuratif, sehingga tidak fokus pada pelayanan promotif dan preventif,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor Universitas Indonesia Ari Kuncoro, menambahkan bahwa UI telah menghasilkan berbagai inovasi untuk mengatasi Pandemi Covid 19. Semua produk inovasi itu, kata dia, merupakan hasil kolaborasi lintasdisiplin antara rumpun ilmu kesehatan, sains teknologi dan sosio-humaniora.
Atas terselenggaranya webinar mengenai ketahanan kesehatan ini, Ketua Majelis Wali Amanat UI, Saleh Husin, berharap ada hasil yang bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Hasil webinar ini, menurut dia, akan dirangkum sebagai sumbangan pemikiran dari UI untuk pemerintah.
Sumber: antaranews.com