Populasi lansia meningkat, sementara dunia menghadapi virus corona baru (COVID-19), yang menyebabkan dampak buruk yang lebih besar pada populasi lanjut usia dalam berbagai aspek kehidupan mereka, seperti depresi, gangguan rutinitas sehari-hari, penyakit, dan sosial dan emosional. masalah. Tujuan dari penelitian ini untuk menilai depresi lansia selama pandemi COVID-19, dan faktor risiko yang meliputi sosio-demografis, kondisi fisik dan psikososial, serta dukungan keluarga.
Metode yang digunakan adalah desainĀ cross sectional, dengan total sampling sebanyak 457 partisipan. Alat ukur yang digunakan adalah Activities of Daily Living Scale (ADL) dan Lowton and Brody Instrumental Activities of Daily Living Scale (IADL) untuk penilaian aktivitas fisik, Adaptability, Participation, Growth, Affection, Resolution (APGAR) untuk penilaian fungsi dukungan keluarga, dan Geriatric Depression Scale (GDS) untuk pengukuran tingkat depresi, dengan pertanyaan tambahan untuk penilaian psikososial.
Ditemukan 212 lansia (46,4%) tidak memiliki kecenderungan depresi, 183 lansia (40%) memiliki kecenderungan depresi, dan 62 lansia (13,6%) mengalami depresi. Masalah depresi ini secara signifikan terkait dengan pensiun dan pendapatan di antara orang tua, ketergantungan, kebugaran dan status kesehatan, dukungan keluarga dan sosial, dan sumber dana. Dengan adanya depresi, tindakan pengendalian dukungan sosial, kesehatan, dan psikososial harus dilaksanakan untuk meminimalkan dampaknya di kalangan lansia.
Artikel dipublikasikan pada 2022 di SAGE Journals.