sumedang, KOTA – Mengacu pada program Pemerintah Daerah yang menargetkan Kabupaten Sumedang harus mencapai 9% Angka Stunting pada tahun 2022, Puskesmas Sukagalih Kecamatan Sumedang Selatan terus melakukan upaya sosialisasi dan himbauan untuk pencegahan stunting. Seperti, dengan mengadakan program Posyandu remaja. Targetnya utamanya, para remaja sebagai calon ibu yang akan mempersiapkan dirinya untuk menghadapi masa kehamilan dimasa depanya.
Hal itu disampaikan Kepala Puskesmas Sukagalih Ida Warlinda S Kep Ners kepada Sumeks, Senin (5/9).
“Untuk program pencegagan Stanting pertama dengan dengan program Posyandu Remaja yang diadakan oleh Puskesmas. Dimana, dalam setiap kegiatan akan dibagikan tablet tambah darah. Dianjurkan untuk mengkonsumsi tablet penambah darah ini kepada siswa-siswa SMA dan anak-anak yang lebih dari 15 tahun,” katanya.
Ida mengatakan selain itu, ada juga program Konseling. Program ini bekerjasama dengan Kantor urusan Agama (KUA). Para calon pengantin harus melakukan konseling.
“Yang mana konseling ini biasanya tiga bulan sebelum menikah pada pelaksanaan konseling juga diberikan obat tablet penambah darah,” katanya.
Terus, lanjut Ida, selanjutnya program pendampingan kepada ibu-ibu hamil oleh bidan – bidan desa dan para Binwilkes dalam persiapan kelahiranya. Mereka dianjurkan untuk selalu meminum tablet penambah darah dan kontrol teratur.
“Kami pantau juga dengan kunjungan dari hamil triwulan pertama, triwulan kedua sampai dengan triwulan ketiga. Pada saat persalinan dan diusahakan persalinan bukan di fasilitas kesehatan,” katanya.
Ida mengatakan untuk program pencegahan stunting ini pihaknya juga melakukan program kunjungan kerumah – rumah untuk Validasi data bagi anak- anak yang belum melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, dan tidak datang ke Pos yandu dikarenakan berada di luar daerah atau tidak datang ke Posyandu dikarenakan sakit.
“Kagiatab itu dilalsanakan oleh para kader dan petugas kesehatan yang ada di kami. Serta, program pendampingan dan penanganan bagi anak dengan kondisi Gizi buruk oleh petugas kami,” katanya.
Sementara itu, kata dia, Program Evaluasi dan Demomasak pencegahan stunting dijalankan dari hasil evaluasi setiap anak. Bila penyebabnya karena pola asuh yang salah, maka akan dilakukan konseling untuk ibu dan keluarganya. “Selanjutnya diadakan demo masak dengan menu gizi seimbang untuk bayi dan balita,” katanya.
Ida menjelaskan adapun penyebab dari anak stanting di wilayah kerja Puskesmas Sukagalih kebanyakan anak yang mengidap penyakit cacingan. Kemudian, anak yang terdampak dari ibu dalam pengobatan Tuber Colosis (TBC). Kemudian, anak dari ibu yang pada masa kehamilanya kurang energi dan protein, serta anak yang rumahnya tidak mempunyai jamban atau WC.
“Kemudian yang lebih banyak anak stanting itu disebabkan oleh adanya keluarga yang merokok di rumahnya dan anak yang salah pola asuh dari orang tua. Mungkin itu sebagian yang bisa dijelaskan hasil data stunting yang didapat pada bulan Agustus Tahun 2022 ini,” tutupnya. (ahm)
Sumber: jabarekspres.com