Kembali ke Normal? Membangun Ketahanan Komunitas Setelah COVID-19

Fase pemulihan pasca pandemi menawarkan peluang untuk menyusun kebijakan kesehatan sosial dan publik yang menyalurkan sumber daya ke masyarakat yang terpinggirkan dan mendukung ketahanan masyarakat. Komisi Negara Bagian Hawaii tentang Status Wanita,  misalnya, telah mengusulkan rencana pemulihan pasca pandemi yang mengadvokasi mengadopsi pendapatan dasar universal dan perawatan kesehatan satu pembayar, meningkatkan perawatan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, menangani kekerasan berbasis gender, dan mendukung perempuan pribumi, berkulit hitam, dan imigran. Komisi berpendapat: “Daripada buru – buru membangun kembali statusquo ketidaksetaraan, kita harus mendorong transisi struktural yang mendalam ke ekonomi yang lebih menghargai pekerjaan yang kita tahu sangat penting untuk menopang kita. Kita juga harus mengatasi krisis dalam perawatan kesehatan, kebijakan sosial, ekologi, dan ekonomi yang dinyatakan oleh epidemi. ” Artikel ini dipublikasikan 2020 di jurnal The Lancet

Selengkapnya

Kepemimpinan Otentik: Penerapan Pada Pemimpin Perempuan

Tujuan dari artikel perspektif ini adalah untuk menyajikan argumen bahwa kepemimpinan otentik adalah representasi kepemimpinan berdasarkan gender. Peneliti pertama – tama memberikan sejarah singkat teori kepemimpinan dan definisi kepemimpinan otentik. Peneliti kemudian mengkritik kepemimpinan otentik dan menawarkan argumen untuk mendukung premis bahwa kepemimpinan otentik tidak netral gender dan sangat menantang bagi perempuan. Artikel ini dipublikasikan pada 2015 di jurnal PubMed

Selengkapnya

PELAIHARI - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tanalaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), tahun ini merehab sejumlah gedung pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).

Di antaranya yakni Puskesmas Angsau yang berada di belakang kantor Dinas Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Tala di lingkungan kantor sekretariat (setda) Tala di kawasan Jalan A Syairani, Pelaihari.

Dari 20 Puskesmas di Buleleng beberapa di antaranya hanya diisi dua dokter umum. Jumlah tersebut dinilai masih kurang, apalagi Puskesmas itu melayani rawat inap yang harus standby 24 jam.

SINGARAJA, NusaBali

Pemkab Buleleng didesak Komisi IV DPRD Buleleng untuk menambah jumlah dokter yang bertugas di Puskesmas. Ketua Komisi IV DPRD Buleleng, Luh Hesti Ranitasari mengatakan dari hasil kunjungan ke Puskesma di Buleleng hal yang perlu ditingkatkan adalah jumlah tenaga medis. “Dari hasil kunjungan dan pengecekan banyak kami temukan Puskesmas hanya punya 2 orang dokter. Bahkan kondisi ini juga ada kami temukan di Puskesmas rawat inap,” kata dia.

BANDAR LAMPUNG (Lampost.co) – Warga mengeluhkan pelayanan puskesmas Perumnas Wayhalim karena dianggap tidak memberikan pelayanan yang baik. Selain itu, sebagian warga juga menilai pelayanan dari pegawai administrasi di puskesmas tersebut tidak ramah.

Dalam penjelasan salah seorang pasien yang mendaftar di meja administrasi. Ia tidak dilayani dengan ramah bahkan saat mau mendaftar sering mendapat perlakuan yang tidak baik.

“Saya pasien Kartu Indonesia Sehat (KIS) kalau mau daftar pasti sering diomongin yang tidak pantas,” kata Putra (60) salah seorang warga kepada Lampost.co, Senin, 20 Juli 2020.

Anak dari Kakek itu juga mengatakan, jika pegawai di tempat pendaftaran Puskesmas tersebut sering melontarkan kata-kata kasar dan tidak pantas dan sering menyinggung perasaan para pengunjung.

“Ayah saya memang pendengarannya kurang baik, jadi kalau dia mau berobat rutin itu sering dikatain (budek amat sih pak) gitu sama petugas bagian pendaftaran,” terang Asep (30).

Bahkan, tak jarang orang mau mendaftar dipersulit dan disuruh menunggu lama, padahal petugas tersebut hanya bermain handphone.

“Kadang tuh saya mau daftar nunggu lama, kirain ada apa kok lama. Rupa nya ibu yang jaga meja pendaftaran main handphone lama banget,” ujar Suryati.

Sayangnya, saat Lampost.co mencoba mendatangi puskesmas tersebut, dalam keadaan sepi dan pihaknya tidak ada yang bisa memberikan keterangan. “Saya gak bisa statement itu bukan ranah saya,” jelas salah seorang pegawai.

Winarko

Sumber: lampost.co

BANTUL—Puskesmas di Bantul yang ditutup karena Covid-19 terus bertambah. Sudah ada lima puskesmas yang ditutup sementara selama pandemi, terakhir adalah Puskesmas Sewon II yang ditutup selama tiga hari.

Puskesmas yang berada di Jalan Parangtritis Km.6, Tarudan, Bangunharjo, Sewon ini ditutup hingga Kamis (23/7/2020) mendatang. Sebab, ada dua tenaga kesehatan (nakes) di puskesmas tersebut positif Covid-19.