• Home
  • Tentang Kami
  • Jurnal
  • Arsip Pengantar
03 Jul2019

Membangun Kerangka Kerja Konseptual Terhadap Dampak Malaria Plasenta Pada Perkembangan Saraf Bayi

03/07/2019. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Artikel MPK

ilustrasi-bayi

Malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat secara global. Meskipun upaya dilakukan terus – menerus untuk mengatasi permasalahan tersebut namun kasus malaria tetap meningkat. Menurut WHO (2018) kasus malaria antara 2015 hingga 2017 meningkat dari 211 juta menjadi 219 juta, dengan peningkatan kematian secara bersamaan. Sekitar 97% kasus malaria terjadi di Sub Sahara Afrika (SSA) dan Asia Tenggara, wilayah yang dibebani oleh indeks perkembangan anak berkelanjutan yang buruk. Hampir 85,3 juta kehamilan terjadi di daerah penularan Plasmodium Falciparum pada 2007. Risiko unik ketika terinfeksi P. falciparum selama kehamilan adalah malaria plasenta (PM), yang lazim pada sekitar 32,3% wanita hamil di SSA. Hal tersebut berdampak pada respons imun inflamasi  ibu, perubahan patologis plasenta, dan hasil kelahiran yang buruk. PM adalah faktor risiko yang signifikan untuk hipertensi gestasional dan preeklampsia.

Status sosial ekonomi rendah, infeksi, peradangan, dan fungsi plasenta yang menyimpang adalah prediktor independen yang mapan dari hasil perkembangan saraf jangka pendek dan jangka panjang yang merugikan. Faktor – faktor risiko ini lazim di negara – negara berpenghasilan rendah dan menengah (LMICs) endemis malaria, menciptakan keadaan di mana mereka dapat bergabung untuk meningkatkan risiko kesulitan perkembangan saraf. Sekitar 250 juta anak di seluruh dunia, mayoritas yang tinggal di SSA dan Asia Tenggara, tidak mencapai potensi perkembangan mereka. Malaria plasenta merupakan kontributor penting untuk jalur penyebab gangguan perkembangan saraf dan gangguan perkembangan masa depan. Hal ini dibuktikan dengan penelitian pada hewan dan manusia yang telah menunjukkan bahwa PM dapat berdampak buruk pada perkembangan saraf janin dan bayi.  

Dari berbagai macam permasalahan tersebut sebuah penelitan yang dilakukan lawforda H.L.S et al (2019) menunjukkan diperlukannya  sebuah kerangka konseptual untuk menggambarkan hubungan antara malaria plasenta dan hasil perkembangan saraf bayi. Kerangka kerja konseptual ini mencakup tiga tahap yang berbeda: (1) faktor risiko ibu dan lingkungan untuk pengembangan malaria plasenta; (2) patologi plasenta dan peradangan yang terkait dengan infeksi malaria plasenta; dan (3) dampak malaria plasenta pascanatal. Efek langsung, tidak langsung, dan dua arah dari faktor – faktor risiko ini pada perkembangan saraf bayi di tiga tahap diperiksa secara kritis. Faktor – faktor ini pada akhirnya memuncak pada fenotip bayi yang tidak hanya mengarah pada hasil kelahiran yang buruk, tetapi juga pada peningkatan risiko defisit neurologis, kognitif, dan perilaku yang dapat berdampak pada kualitas hidup pada populasi berisiko tinggi ini. Berbagai faktor risiko diidentifikasi dalam kerangka kerja konseptual ini. Namun, berdasarkan bukti saat ini, kesenjangan pengetahuan utama adalah ketidakpastian mengenai mana yang paling penting dan bagaimana tepatnya mereka berinteraksi.  

Selengkapnya

Continue Reading No Comments

02 Jul2019

Edisi Minggu ke 26: Selasa 2 Juli 2019

02/07/2019. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Arsip Pengantar, Pengantar

Edisi Minggu ke 26: Selasa 2 Juli 2019

Membangun Kerangka Kerja Konseptual Terhadap Dampak Malaria Plasenta Pada Perkembangan Saraf Bayi

ilustrasi-bayi

Malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat secara global. Meskipun upaya dilakukan terus – menerus untuk mengatasi permasalahan tersebut namun kasus malaria tetap meningkat. Menurut WHO (2018) kasus malaria antara 2015 hingga 2017 meningkat dari 211 juta menjadi 219 juta, dengan peningkatan kematian secara bersamaan. Sekitar 97% kasus malaria terjadi di Sub Sahara Afrika (SSA) dan Asia Tenggara, wilayah yang dibebani oleh indeks perkembangan anak berkelanjutan yang buruk. Hampir 85,3 juta kehamilan terjadi di daerah penularan Plasmodium Falciparum pada 2007. Risiko unik ketika terinfeksi P. falciparum selama kehamilan adalah malaria plasenta (PM), yang lazim pada sekitar 32,3% wanita hamil di SSA. Hal tersebut berdampak pada respons imun inflamasi  ibu, perubahan patologis plasenta, dan hasil kelahiran yang buruk. PM adalah faktor risiko yang signifikan untuk hipertensi gestasional dan preeklampsia.

Selengkapnya


Kesenjangan Ras dalam Pola Layanan Kesehatan

healthcare

Untuk mendokumentasikan perbedaan antara kelompok ras/ etnis/ gender dalam pemanfaatan/ pengeluaran layanan perilaku kesehatan khusus (behavioral health care/ BH); memeriksa apakah perbedaan – perbedaan ini didorong oleh probabilitas versus intensitas pengobatan; dan mengidentifikasi apakah perbedaan dijelaskan oleh status sosial ekonomi (SES). Kohort terdiri dari orang dewasa yang terus – menerus terdaftar dalam rencana Optum dengan manfaat BH selama 2013. Peneliti memodelkan setiap hasil menggunakan regresi linier diantara seluruh sampel yang dikelompokkan berdasarkan ras / etnis, bahasa dan jenis kelamin. Kemudian, peneliti memperkirakan regresi logistik dari probabilitas bahwa pendaftar memiliki pengeluaran/ penggunaan dalam kategori layanan tertentu (penetrasi layanan) dan regresi linier pengeluaran/ penggunaan di antara subpopulasi pengguna (intensitas perawatan). Terakhir, semua analisis dijalankan kembali dengan kontrol SES.  Studi ini menghubungkan data administrasi dari organisasi BH yang dikelola ke database pemasaran komersial. Peneliti menemukan bahwa dalam banyak kasus, ras/ etnis minoritas memiliki pengeluaran/ pemanfaatan BH khusus yang lebih rendah, relatif terhadap kulit putih, terutama didorong oleh perbedaan dalam penetrasi layanan. SES menjelaskan perbedaan ras/ etnis dalam intensitas pengobatan tetapi tidak penetrasi layanan. Dalam populasi ini, SES bukanlah pendorong utama perbedaan ras / etnis dalam pemanfaatan BH khusus. Studi masa depan harus mengeksplorasi peran faktor – faktor lain yang tidak dipelajari di sini, seperti stigma, kompetensi budaya, dan geografi. Artikel ini diterbitkan di Pubmed pada Februari 2019.

Selengkapnya

Continue Reading No Comments

01 Jul2019

Empat Puskesmas Direakreditasi, DKK Salatiga Sebut Bagian Peningkatan Layanan Kesehatan

01/07/2019. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Berita

SALATIGA - Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat, Pemkot Salatiga akreditasi ulang (reakreditasi) terhadap empat Puskesmas yakni Puskesmas Tegalrejo, Cebongan, Sidorejo Kidul, dan Kalicacing.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga Siti Zuraidah mengatakan, reakreditasi adalah standar kebutuhan untuk semua puskesmas di Indonesia.

Reakreditasi puskesmas di Salatiga sudah diawali pada 2016 dan dilakukan secara berkesinambungan tiap tiga tahun.

Continue Reading No Comments

01 Jul2019

Korban Banjir di Laelo Wajo Dapat Layanan Kesehatan Gratis dari Lembaga Mahasiswa Kesehatan

01/07/2019. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Berita

SENGKANG - Yayasan Baitul Maal PLN Unit Induk Wilayah Sulselabar menggelar aksi peduli layanan kesehatan kepada korban banjir di Kabupaten Wajo, Minggu (30/6/2019).

Bersama dengan sejumlah lembaga mahasiswa kesehatan lintas perguruan tinggi dan LKC Dompet Dhuafa, aksi peduli tersebut digelar di Kelurahan Laelo, Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo.

Aksi peduli tersebut berupa pemeriksaan kesehatan gratis, pengobatan gratis, pemeriksaan karang gigi, pengecekan gula darah, serta edukasi dan trauma healing.

Continue Reading No Comments

28 Jun2019

10,000 health support staff to go on strike for 24 hours

28/06/2019. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Berita

10,000 HSE support staff at 38 hospitals are set to take part in 24 hours of industrial action, after there were no moves to break the deadlock between SIPTU and health service management side over pay.

While some contingency cover is being agreed at local level in the 38 affected hospitals, the strike is expected to disrupt scheduled inpatient procedures, scopes and theatre activity, as well as outpatient appointments and even catering.

Patients facing cancellations are being notified by individual hospitals, but the HSE has previously acknowledged that the dispute will ultimately contribute to longer waiting lists, as did the strike by nurses and midwives earlier this year.

Continue Reading No Comments

  • 1
  • ...
  • 147
  • 148
  • 149
  • 150
  • ...
  • 270

Artikel Terbaru

Memahami Peran Paramedis dalam Perawatan Primer

Kajian Ketidaksetaraan Kesiapan Pelayanan dan Pengetahuan Provider di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia

Kebijakan Kesehatan Mental di Indonesia

Kualitas Hidup yang Berhubungan dengan Kesehatan dan Pemanfaatan Perawatan Kesehatan

Analisis Kebijakan Pendekatan Perawatan Kesehatan Primer di Liberia

Semua Artikel

Berita Terbaru

Kades Dan UPT Puskesmas Posek Jalin Kerjasama Peningkatan Pelayanan Kesehatan

18 October 2022

Dinkes Kulon Progo diminta mengevaluasi pelayanan pasien Puskesmas Wates

18 October 2022

Puskesmas Ambal-ambil Kejayan Buat Inovasi Ini agar Warga Tak BAB di Sungai

13 October 2022

Puskesmas Grabagan Gandeng Yayasan ADRA Gelar Diskusi Interaktif Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

13 October 2022

Bangkalan Menuju UHC, Seluruh Puskesmas Diberi Pemahaman Aplikasi E DABU

11 October 2022

Semua Berita

  • Home
  • Tentang Kami
  • Jurnal
  • Arsip Pengantar