• Home
  • Tentang Kami
  • Jurnal
  • Arsip Pengantar
28 Nov2018

Penelitian Manajemen KIA dan Kualitas ANC di Puskesmas Ujan Mas

28/11/2018. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Kepahiang

Reportase

Penelitian Manajemen KIA dan Kualitas ANC di Puskesmas Ujan Mas (PONED) Kabupaten Kepahiang, Bengkulu

17 November 2018

Penelitian manajemen KIA dan kualitas ANC di Puskesmas Ujan Mas diselenggarakan dalam rangka mengidentifikasi gambaran pelayanan KIA dan akar masalah dalam masnajemen KIA. Penelitian ini dilakukan oleh 1 tim dari PKMK UGM dan didampingi 1 orang dari Dinas Kesehatan. Kegiatan ini berlangsung kurang lebih selama 3 jam. Penelitian ini melibatkan pihak puskesmas yaitu kepala puskesmas, staf, bidan dan bumil risti.

Puskesmas-Ujan-Mas-1

Gambar 1. Pemaparan penelitian oleh tim peneliti

Pada awal pertemuan, tim PKMK memberikan penjelasan bahwa penelitan ini berfokus pada pendekatan terintegrasi dan terkendali penuh dalam program kesehatan ibu yang berorientasi pada dampak. Fokus langsung KIA yaitu pada pendekatan dampak bukan pada output (SPM). Jika fokus pada output (SPM) saja maka masih banyak terjadi kematian ibu. Fokus pada dampak diharapkan semua dapat berperan tidak hanya dinas kesehatan saja, semua harus memiliki sasaran masing-masing. Selanjutnya dengan menggunakan pendekatan terkendali penuh yaitu adanya Pos Komando. Dengan adanya Pos Komando ini diharapkan program – program KIA ada yang mengawasi.

Fokus penelitian dimulai dari penjaringan wanita subur sampai kepada ibu nifas. Artinya kita harus menjaring Wanita Usia Subur (WUS) yang beresiko tinggi. Kemudian apakah anak SMP dan SMA di-screening oleh UKS. Ketika penjaringan WUS SMP, SMA ditemukan ada anemia, hipertensi atau penyakit lainnya maka harus diobati terlebih dadulu. Kedua, ketika dia hamil harus siap atau layak untuk hamil. Kemudian dilakukan pengecekan pelaksanaan 10 T, mekanisme rujukan terencana dan rujukan emergency. Sedangkan untuk WUS Risti harus ditangani terlebih dahulu. Bila ada Ibu Resiko Tinggi (Risti) harus terencana baik rujukan ketika hamil maupun pada saat partus. Ibu Risti yang operasi caesar sudah harus ada rujukan terencana dengan RS. Penjaringan terhadap catin risti juga perlu dilakukan.

Puskesmas-Ujan-Mas-2

Gambar 2. Wawancara dengan Kepala Puskesmas, bidan koordinator, bidan desa

Semua wilayah menjadi prioritas puskesmas khususnya untuk ibu yang tidak melakukan KB. Wilayah kerja puskesmas ada 8 desa, ada salah satu desa yang memiliki klinik yaitu desa Despeta 2. Puskesmas memiliki 4 ruangan, 6 tempat tidur untuk rawat inap dan ada 4 ruangan PONED dengan pelayanan 24 jam. Angka kematian ibu di Puskesmas Ujan Mas pada 2017 sebanyak 1 orang yang mengalami thypoid dan sepsis. Angka kematian bayi pada 2017 sebanyak 6 kasus diantaranya 4 orang karena BBLR, asfixsia, hepatitis. Akses menuju Puskesmas Ujan Mas bisa diakses oleh 8 desa dan tidak memerlukan rumah tunggu kelahiran karena di pinggir jalan.

Puskesmas melakukan MoU dengan KUA untuk edukasi pranikah, konseling dan pengarahan terhadap pasangan yang menikah di bawah umur 20 tahun. Puskesmas Ujan Mas mempunyai wilayah kerja 7 SD, 2 SMP, dan 1 SMA. Kegiatan yang dilakukan adalah penjaringan kesehatan pada awal tahun, untuk anak SD dibuat kader dokter kecil yang diberi pelatihan seperti PHBS, cara cuci tangan. Kegiatan yang dilakukan berkolaborasi dengan bidang promkes. Pemeriksaan secara berkala untuk anak SMP dan SMA yaitu pemeriksaan kebersihan diri, pemeriksaan status gizi, pemeriksaan tanda vital (suhu tubuh, tekanan darah, pernafasan, denyut nadi, jantung dan paru), pemeriksaan gangguan kesehatan mata (ketajaman pengliahatan, resiko infeksi dan buta warna), pemeriksaan gangguan pendengaran, pemeriksaan gangguan kesehatan gigi dan mulut, pemeriksaan gaya hidup, pemeriksaan kebugaran jasmani, pemeriksaan kesehatan mental, pemeriksaan kesehatan intelegensi, pemeriksaan kesehatan reproduksi. Pemberian TTD pada siswi dilakukan setiap Senin, yang dipantau guru UKS. Puskesmas hanya memantau dari laporan yang diberikan oleh guru UKS. Tidak ada SMP dan SMA yang menjadi prioritas untuk pemberian TTD. Banyak siswi yang anemia karena tidak sarapan saat berangkat sekolah.

Puskesmas-Ujan-Mas-3

Gambar 3. Wawancara dengan bumil risti

Bumil risti yang datang berusia 36 tahun, 18 tahun dan 18 tahun. Bumil yang berusia 18 tahun memiliki resiko dalam persalinannya dan telah mendapatkan edukasi dari bidan desa. Bumil yang berusia 36 tahun pernah mengalami 2 kali keguguran di RS Kepahiang, sehingga setiap kali ke RS Kepahiang ibu sering trauma karena teringat kejadian yang dialami, selanjutnya di kehamilan yang sekarang ibu tidak mau melahirkan di RS Kepahiang. Bumil kedua yang berumur 18 tahun sudah hamil anak kedua, bumil ini sangat jarang minum tablet Fe karena sering mual dan muntah. Untuk bumil yang ketiga berusia 18 tahun mengalami KEK namun sudah diberi makanan tambahan tiap bulan oleh bides saat kegiatan Posyandu.

Reporter: Anita Meiriana

Continue Reading No Comments

28 Nov2018

Penelitian Manajemen KIA dan Kualitas ANC di Puskesmas Durian Depun

28/11/2018. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Kepahiang

Reportase

Penelitian Manajemen KIA dan Kualitas ANC di Puskesmas Durian Depun (PONED) Kabupaten Kepahiang

17 November 2018

Penelitian Manajemen KIA dan Kualitas ANC diselenggarakan dalam rangka mengidentifikasi gambaran, kondisi, dan akar masalah serta memotret pelayanan kesehatan ibu dan anak di wilayah kerja Puskesmas Durian Depun. Penelitian ini dihadiri oleh peneliti PKMK UGM (1 orang), 1 anggota enumerator dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang, 1 staf dinas kesehatan dan Puskesmas Durian Depun, yaitu kepala puskesmas, bidan koordinator, bidan KIA serta 3  ibu hamil risti. Agenda penelitian ini berupa penjelasan, wawancara kepada kepala puskesmas, koordinator bidan puskesmas, dan bidan desa KIA, serta wawancara dengan 3 ibu hamil risti. Peneliti melihat data sekunder untuk memperkuat dan validasi data yang diperoleh.

 Puskesmas-Durian-Depun-1

Gambar 1. Pemaparan konsep penelitian dari anggota tim peneliti dilanjutkan dengan wawancara

Pertemuan diawali dengan sambutan, pemaparan profil, dan capaian indikator KIA olehKepala Puskemas Durian Depun dilanjutkan dengan sambutan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang, dan penjelasan dari tim peneliti tentang konsep dan tujuan penelitian yang diadakan di Puskesmas Durian Depun. Penelitian ini mengupayakan peningkatan kesehatan ibu dengan menggunakan metode pendekatan terintregasi dan terkendali penuh dalam program kesehatan ibu yang berorientasi pada dampak. Manajemen kesehatan ibu berorientasi pada dampak sendiri digunakan untuk mengatasi kematian pada ibu. Jika fokusoutputpada SPM dan cakupan saja,maka kematian ibu dan anak tidak akan bisa diselesaikan. Penelitian ini memotret gambaran pelayanan kesehatan ibu dan kondisi kesehatan ibu serta masalah kesehatan ibu di Puskesmas Durian Depun. Konsep dalam penelitian ini yaitubagaimana menjaring wanita usia subur risiko tinggi dan mengelolanya sampai ibu selesai masa nifas.

Berdasarkan wawancara kepada petugas puskesmas, semua desa diperlakukan sama dan tidak ada perlakuan lebih pada desa bermasalah. Puskesmas sudah bekerja sama dengan KUA untuk penjaringan catin risti. Puskesmas Durian Depun memiliki program penjaringan untuk WUS SMP maupun SMA risti. Puskesmas Durian Depun juga telah melaksanakan ANC dengan baik dan lengkap. Namun, Puskesmas Durian tidak langsung merujuk ibu hamil, bersalin, maupun nifas risti karena tergantung indikasi.  Rujukan tidak menggunakan RTK sebab jarak puskesmas dekat dengan Rumah Sakit Curup.

Ada empat kesimpulan dari hasil wawancara. Kesimpulan pertama adalah belum ada rujukan terencana menggunakan CallCenter. Kedua, penjaringan, dan pelayanan antenatal serta nifas cukup lengkap. Ketiga, RTK tidak bermanfaat bagi Puskesmas Durian Depun karena hanya berjarak 10 menit dari Rumah Sakit Curup. Terakhir, program manajemen kesehatan ibu dan anak sudah ada, namun program masih umum belum dibedakan antara ibu normal dengan ibu risti.

Puskesmas-Durian-Depun-2

Gambar 2. Pelaksanaan wawancara kepada ibu hamil

Proses wawancara dilakukan terhadap 3 ibu hamil. Hasilnya, ibu hamil telah merasa puas dengan pelayanan puskesmas. Bumil risti yang sudah mempunyai cukup anak sudah dihimbau untuk memakai KB oleh bidan. 3 orang ibu hamil merupakan kategori ibu risti, 2 orang pernah mengalami keguguran dan 1 orang mempunyai risti umur. Bumil yang dirujuk selalu didampingi oleh bidan. Bumil naik motor ke puskesmas saat diwawancarai. Pemeriksaan ANC bumil dilakukan oleh bidan hanya 5 – 10 menit. Edukasi sudah dilakukan oleh  bidan kepada keluarga bumil. . Pada saat wawancara 2 ibu hamil sudah diminta untuk menyiapkan donor darah, sedangkan satu ibu hamil belum diminta untuk menyiapkan pendonor karena usia kandungan baru 2 bulan. Puskesmas telah memiliki ambulans untuk merujuk ibu hamil. Ketiga ibu hamil sudah dijelaskan untuk ikut KB setelah persalinan. Bidan telah menjelaskan ke ibu hamil untuk memeriksakan diri setelah persalinan. Bidan telah menjelaskan kepada suami tanda persalinan dan tanda bahaya setelah persalinan. Ibu hamil risti umur terjadi karena karena lolos dan karena belum memperbaharui pemakaian KB.

Reportase: Achmad Djunawan, MPH

Continue Reading

27 Nov2018

Di Kepuluan Mentawai, Tujuh Puskesmas Sudah Terakreditasi

27/11/2018. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Berita

MENTAWAI — Kepala Dinas Kesehatan Mentawai, Lahmuddin Siregar menyebutkan, akreditasi Puskesmas dijadikan sebagai momentum untuk meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat luas.

Hal itu ia kemukakan kepada wartawan usai kegiatan penyerahan kendali survey dari tim surveyor kepada Kepala Puskesmas Mapadegat, pada Senin (26/11) di Puskesmas Mapadegat,

Lahmuddin menyebutkan, sedikitnya ada 12 Puskesmas yang tersebar di 10 kecamatan di Kepulauan Mentawai ini yang sudah beroperasi. Sebagian besar telah terakreditasi dengan tingkat dasar. Kemudian terdapat  tiga Puskesmas yang baru dibangun dan belum beroperasi. Puskesmas ini ditargetkan beroperasi tahun depan.

Pada tahun 2017 terdapat 4 Puskesmas yang terakreditasi empat  yakni  Puskesmas Sikabaluan, Kecamatan Siberut Utara, Puskesmas Muara Siberut, Kecamatan Siberut Selatan, Puskesmas Sikakap, Kecamatan Sikakap dan Puskesmas Sioban, Kecamatan Sipora Selatan.

“Tiga Puskesmas lagi yang diakreditasi tahun 2018 ini, yakni Puskesmas Peipei, Kecamatan Siberut Barat Daya, Puskesmas Saibi, Kecamatan Siberut Tengah, dan Puskesmas Mapadegat, Kecamatan Sipora Utara, yang mana Puskesmas Mapadegat  sekarang masih dalam proses penilaian, dalam tiga bulan kedepan akan kita ketahui hansilnya,” paparnya.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada petugas kesehatan di tingkat Puskesmas yang sudah bekerja keras secara maksimal meningkatkan pelayanan kesehatan, baik pelayanan di dalam Puskesmas, maupun di luar Puskesmas, serta mempercepat laporan kegiatan untuk pendukung untuk proses akreditasi.

“Kurang lebih ada 776 kegiatan yang dilakukan oleh petugas Puskesmas baik di dalam, maupun di luar Puskesmas, serta menyelesaikan semua laporan kegiatan. Semua kegiatan kesehatan semuanya harus inklud sehingga pelayanan kesehatan benar-benar dirasakan oleh masyarakat,” imbuhnya.

Kegiatan penyerahan kendali survey oleh tim surveyor kepada Kepala Puskesmas Mapadegat Marinus tersebut dihadiri pula oleh Pj.Sekda Mentawai Martinus Dahlan, Camat Sipora Utara Marsen Taileleu, Kabid Yankes Arifman Zebua dan Petugas kesehatan di jajaran Puskesmas Mapadegat. (h/mg-red/hel)

Sumber: harianhaluan.com

Continue Reading No Comments

27 Nov2018

Kepala Puskesmas di Purwakarta Siap-siap Dipecat Jika Stunting Meningkat Tajam

27/11/2018. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Berita

PURWAKARTA - Kasus anak yang mengalami permasalahan pertumbuhan tubuh atau yang lebih dikenal stunting meningkat di Purwakarta.

Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika akan bertindak tegas menangani kasus kesehatan yang telah menjangkit ribuan anak Purwakarta.

Tindakan tegas yang akan diambilnya itu ialah siap mencopot kepala puskesmas dari jabatannya, jika di wilayahnya banyak anak yang stunting.

“Jika jumlah penderita stunting ini meningkat maka saya akan copot kepala puskesmasnya,” kata Anne saat ditemui di Komplek Pemda Purwakarta, Nagri Tengah, Purwakarta, Senin (26/11/2018).

Menurutnya, puskesmas harus bisa secara aktif mengecek dan menjamin kesehatan warganya.

Sebab puskesmas terletak paling dekat dengan masyarakat di berbagai wilayah di Purwakarta.

“Kami sudah bantu masyarakat dengan fasilitas dokter dan bidan online, tetapi jika puskesmasnya buruk buat apa. Seperti diketahui, pelayanan kesehatan di Purwakarta kan gratis,” ucap dia.

Tak hanya itu, Anne pun mengingatkan kepada para kepala puskesmas untuk melayani masyarakat sebaik-baiknya.

Jangan sampai ada lagi laporan dari masyarakat mengenai pelayanan yang berbelit-belit dan sulit.

Terutama pada masalah pelayanan bagi masyarakat, semua pihak harus mempermudah khususnya di layanan kesehatan.

Anne menambahkan tidak hanya kasus stunting yang kini tengah menyebar di Purwakarta yang bisa membuat kepala puskesmas kehilangan jabatannya. Jabatan sebagai kepala puskesmas pun akan langsung dicabut jika angka kematian ibu dan anak saat melahirkan meningkat.

“Begitupun jika angka kematian ibu dan anak saat melahirkan meningkat. Saya tidak mau tahu, pokoknya kinerja dari lembaga-lembaga kesehatan di Purwakarta harus maksimal di berbagai lini,” ujarnya.

Sumber: tribunnews.com

Continue Reading No Comments

27 Nov2018

Pengantar: 27 November – 3 Desember 2018

27/11/2018. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Arsip Pengantar, Pengantar

Pengembangan Kepemimpinan Kesehatan Masyarakat melalui Blended Learning dan Problem Based Learning

Blended-Learning-Word-Cloud

Pengambil keputusan dan stakeholder saat ini menghadapi berbagai masalah kesehatan yang semakin kompleks. Untuk menyikapi permasalahan ini, dibutuhkan kompetensi leadership yang efektif pada seluruh tingkat pemangku kepentingan. Peningkatan kompetensi dapat dilakukan dengan metode blended learning dan problem based learning. Blended learning merupakan kombinasi dari pembelajaran tatap muka tradisional dan komunikasi online melalui e-learning, telah berkembang pesat dan telah banyak digunakan dalam pendidikan (Liu et al, 2016). Sedangkan, problem based learning adalah pendekatan dalam sistem pembelajaran (dan kurikuler) yang berpusat pada siswa dengan memberdayakan peserta didik untuk melakukan penelitian, mengintegrasikan teori dan praktek serta menerapkan pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan solusi yang layak untuk masalah yang ditetapkan (Savery, 2006). Kedua pendekatan ini terbukti mampu memberikan keuntungan peserta didik dalam memahami masalah dan menemukan solusi permasalahan.

Penelitian Könings et al (2018) menerapkan metode blended learning dan problem based learning untuk mengembangkan kompetensi kepemimpinan profesional kesehatan masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan blended learning dan problem based learning menjadi metode efektif untuk meningkatkan kompetensi profesional dalam konteks internasional dan interdisipliner jika ditujukan pada peserta didik yang memiliki latar belakang pendidikan  sama dan spesifik.

Selengkap

Continue Reading No Comments

  • 1
  • ...
  • 171
  • 172
  • 173
  • 174
  • ...
  • 270

Artikel Terbaru

Memahami Peran Paramedis dalam Perawatan Primer

Kajian Ketidaksetaraan Kesiapan Pelayanan dan Pengetahuan Provider di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia

Kebijakan Kesehatan Mental di Indonesia

Kualitas Hidup yang Berhubungan dengan Kesehatan dan Pemanfaatan Perawatan Kesehatan

Analisis Kebijakan Pendekatan Perawatan Kesehatan Primer di Liberia

Semua Artikel

Berita Terbaru

Kades Dan UPT Puskesmas Posek Jalin Kerjasama Peningkatan Pelayanan Kesehatan

18 October 2022

Dinkes Kulon Progo diminta mengevaluasi pelayanan pasien Puskesmas Wates

18 October 2022

Puskesmas Ambal-ambil Kejayan Buat Inovasi Ini agar Warga Tak BAB di Sungai

13 October 2022

Puskesmas Grabagan Gandeng Yayasan ADRA Gelar Diskusi Interaktif Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

13 October 2022

Bangkalan Menuju UHC, Seluruh Puskesmas Diberi Pemahaman Aplikasi E DABU

11 October 2022

Semua Berita

  • Home
  • Tentang Kami
  • Jurnal
  • Arsip Pengantar