• Home
  • Tentang Kami
  • Jurnal
  • Arsip Pengantar
19 Nov2018

Penelitian Manajemen KIA dan Kualitas ANC Kabupaten Kepahiang di Puskesmas Bukit Sari

19/11/2018. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Kepahiang

Reportase

Penelitian Manajemen KIA dan Kualitas ANC Kabupaten Kepahiang di Puskesmas Bukit Sari (Non PONED)

16 November 2018

Penelitian manajemen KIA dan kualitas ANC di Puskesmas Bukit Sari diselenggarakan dalam rangka untuk mengidentifikasi gambaran, kondisi dan akar masalah serta memotret pelayanan tentang kesehatan Ibu di Bukit Sari. Penelitian ini dilakukan oleh tim peneliti PKMK FK-KMK UGM 2 orang dan 2 anggota enumenator dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang. Pihak puskesmas Bukit Sari yang terlibat dalam penelitian ini yaitu Kepala Puskesmas Bukit Sari, koordinator bidan puskesmas, bidan puskesmas  beserta dokter umum dan bidan desa yang berada di Bukit Sari dan 3 orang ibu hamil. Agenda penelitian ini berupa wawancara kepada kepala puskesmas, koordinator bidan puskesmas, bidan desa. Dengan melihat data sekunder yang memperkuat data yang diperoleh.

Puskesmas-Bukit-Sari-1

Gambar 1. Pemaparan penelitian dari tim peneliti

Pertemuan diawali dengan sambutan dari Kepala Puskesmas Bukit Sari di puskesmas Bukit Sari dilanjutkan dengan pemaparan dari salah satu tim peneiliti dari PKMK FK – KMK UGM tentang mengatasi kesehatan ibu dengan menggunakan metode pendekatan terintregasi dan terkendali penuh dalam  program  kesehatan ibu yang berorientasi pada dampak. Penekanan jika hanya melihat output sampai SPM dan cakupan saja mengakibatkan masih ada kasus perdarahan dan akhirnya terjadi kematian ibu. Prinsip penelitian ini adalah wanita hamil dianggap normal jika berusia diatas 20 tahun. Kondisi ibu pada waktu partus dianggap sebagai ibu risti maka perlu adanya penanganan khusus. Penelitian ini dimulai dari penjaringan sampai kepada ibu nifas. Artinya kita harus menjaring Wanita Usia Subur (WUS) yang beresiko tinggi. Kedua, ketika dia hamil harus siap atau layak untuk hamil. Kemudian apakah anak SMP dan SMA discreening oleh UKS. Selanjutnya bagaimana pelayanan untuk ibu risti, ada tidak rujukan terencana sampai bagaimana dangan perlakuan pada ibu nifas serta pemanfaatan Rumah Tunggu kelahiran yang berada sebelum RSUD.

Puskesmas-Bukit-Sari-2

Gambar 2. Pelaksanaan FGD kepada ibu hamil

Proses FGD diikuti oleh 3 orang ibu hamil dan mereka merupakan kategori ibu risti, 1 orang pernah mengalami keguguran dan anemia, 1 orang memiliki asma, sedangkan 1 orang lagi ibu risti dengan kategori usia dibawah 20 tahun. Pada pelaksanaan FGD ini diketahui bahwa ibu tersebut belum dilakukan penjaringan tentang resiko usia pada ibu hamil dan 3 orang ibu hamil sudah melakukan KB. Tapi pendampingan khusus bagi ibu hamil risti yang memiliki penyakit khusus seperti dilakukan pemulihan dan pengobatan dahulu belum dilakukan yaitu pada kasus asma, pada ibu hamil yang anemia hanya dengan pemberian tablet Fe. Pemeriksaan 10 T sebagian belum dilakukan yaitu pada pemeriksaan rahim, denyut jantung bayi, pemeriksaan laboratorium, penyuluhan dan temu wicara. Pada pemeriksaan laboratorium untuk cek darah sudah dilakukan namun hanya untuk mengetahui golongan darah saja, sedangkan untuk pemeriksaan urine dan USG belum bisa dilakukan karena keterbatasan ketersediaan alat dan SDM yang mengoperasikannya. Puskesmas belum melakukan rujukan terencana, ibu hamil risti disarankan persalinan di poskesdes. Rujukan terencana persalinan bagi ibu risti dilakukan di puskesmas Poned dan RSUD belum dilakukan ini diakrenakan puskesmas PONED belum jalan dan jarak ke RS dekat. koordinasi antara puskesmas dan RSUD tentang kasus dan HPL ibu risti belum berjalan.

Puskesmas-Bukit-Sari-3

Gambar 3. Wawancara kepada kepala puskesmas, koordinator bidan dan bidan desa

Wilayah kerja puskesmas ada 8 desa dan terdapat 4 SD serta 1 SMP. Puskesmas tidak melakukan prioritas untuk desa, WUS, PUS, dan sekolah yang ada diwilayah puskesmas. Puskesmas belum melakukan MOU dengan KUA, tapi setiap Catin yang ingin menikah wajib ke puskesmas untuk periksa dan mendapat edukasi. Kematian bayi pada 2016 yaitu 3 bayi, pada 2017 ada 7 bayi, per Oktober 2018 tidak ada kematian bayi. Kematian ibu ditemukan pada 2016 namun di data profil tidak ada. Kegiatan yang dilakukan di desa yaitu poskesdes, polindes   oleh bidan desa, berkoordinasi tenaga gizi dan petugas laboran puskesmas. Rata – rata ibu hamil di wilayah kerja puskesmas mengalami KEK. Petugas gizi dari puskesmas dan bidan desa telah berkoordasi dengan memberikan roti, susu di 3 bulan pertama setelah di deteksi kehamilannya. Monev dilakukan akhir desember atau awal januari dengan melihat apakah capaian kegiatan telah tercapai ( apa hambatan dan sasaran telah tercapai belum) dan rencana kegiatan tahun berikutnya. Masyarakat di wilayah kerja puskesmas memiliki hari libur pasar yaitu pada  Kamis, sehingga banyak kegiatan desa yang dilakukan.

Puskesmas-Bukit-Sari-4

Gambar 4. Tinjauan ke tempat bersalin POSKESDES puskesmas tentang Bukit Sari

Peninjauan poskesdes dilakukan untuk melihat kondisi tempat bersalin yang digunakan ibu hamil normal dan ibu hamil risti. Ibu hamil menjelang partus dan pasca persalinan tidak ada yang menginap di poskesdes jadi ini hanya sebagai tempat saat bersalin, kemudian setelah 6 jam persalinan ibu langsung dibawa pulang ke rumah. Tempat bersalin dan peralatan yang digunakan untuk menolong persalinan masih sangat sederhana. Akses ke poskesdes sudah mudah namun harus menanjak tinggi, kondisi depan poskesdes seperti rawa dan jalan didepannya belum diaspal tidak bisa dilalui oleh mobill. Sedangkan untuk perairan masih sulit, untuk air menggunakan mata air yang dipasangkan dengan pipa namun kadang airnya keruh dan macet jadi 2 hari sekali baru keluar air. Lokasi poskesdes ini tidak jauh dari puskesmas Bukit Sari yaitu berada dibawahnya puskesmas.  Poskesdes ini berdiri dari iuran bidan desa di wilayah Bukit Sari, sewa rumah per tahun seharga 3 juta dan yang bertanggung jawab di poskesdes adalah bidan desa langsung.

Reporter: Rima dan Anita (PKMK UGM)

Continue Reading No Comments

19 Nov2018

Kunjungan Penelitian Manajemen KIA di Puskesmas Embong Ijuk Kabupaten Kepahiang

19/11/2018. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Kepahiang

Reportase

Kunjungan Penelitian Manajemen KIA di Puskesmas Embong Ijuk Kabupaten Kepahiang, Bengkulu

14 November 2018

Penelitian di Puskesmas Embong Ijuk diselenggarakan dalam rangka mengidentifikasi gambaran, kondisi dan akar masalah serta memotret tentang pelayanan kesehatan ibu. Pengumpul data yaitu 1 tim dari PKMK UGM didampingi 1 orang dari dinas. Kegiatan ini berlangsung kurang lebih selama 2 – 3 jam. Kunjungan ini dihadiri oleh tim peneliti PKMK FK – KMK UGM, petugas RSUD baik kepala puskesmas, staf, bidan dan bumil risti. Tim PKMK dalam kunjungan ini memberikan penjelasan tentang fokus penelitian yaitu pendekatan terintregasi dan terkendali penuh dalam program kesehatan ibu yang berorientasi pada dampak.

Puskesmas-Embong-Ijuk-1

Gambar 1. Pemaparan penelitian oleh tim peneliti

Untuk fokus penelitian ini dimulai dari penjaringan sampai kepada ibu nifas. Artinya kita harus menjaring Wanita Usia Subur (WUS) yang beresiko tinggi. Kedua, ketika dia hamil harus siap atau layak untuk hamil. kemudian apakah anak SMP dan SMA di -screening oleh UKS. Jadi pola pikir mulai dari hulu. Kemudian nantinya akan diperiksa ANC 10T, mekanisme rujukan terencana dan rujukan emergency. WUS SMP dan SMA apabila sudah akhil baligh akan dipersiapkan dahulu bila ada anemia, TB atau penyakit lainnya harus diobati dulu. Sedangkan, untuk WUS risti harus ditangani terlebih dahulu. Bila terdapat Ibu Resiko Tinggi (Risti) harus ada rujukan terencana baik rujukan ketika hamil maupun pada saat partus. Lalu ibu risti yang operasi caesar harus sudah ada rujukan terencana dengan RS, Rujukan tidak harus rumah sakit bisa saja dirujuk di Puskesmas PONED. Melakukan penjaringan terhadap catin risti juga dilakukan di puskesmas. Selain itu, peneliti melihat data sekunder untuk memperkuat informasi yang diperoleh.

Puskesmas-Embong-Ijuk-2

Gambar 2. Wawancara dengan Kepala Puskesmas, bidan koordinator, penanggung jawab UKM

Wilayah kerja Puskesmas Embong Ijuk ada 5 desa yaitu Desa Gunung Agung, Embong Ijuk, Air Raman, Kota Agung dan Talang Sawah. Desa yang paling jauh dan memiliki akses jalan yang sulit adalah Desa Talang Sawah. Desa Embong Ijuk penyumbang WUS dan PUS sebanyak 23 hingga Oktober 2018. Kematian bayi per Oktober 2018 ada 3 bayi di Desa Embong Ijuk adalah sebagai berikut:

  • IUFD 7 bulan, ibu yang hamil tidak pernah periksa ke puskesmas, tetapi ke BPS Keban Agung, sudah di home visit agar melakukan kunjungan ke puskesmas dan berkonsultasi ke puskesmas tidak mau.
  • Kelainan anmesepalus (tidak ada tempurung kepala) hasil USG diketahui ketika 8 bulan, melakukan pemeriksaan merujuk ke RSUD Kepahiang dan dirujuk ke Rumah Sakit M. Yunus Bengkulu
  • Asfiksia berat di RSUD kepahiang, lahir di puskesmas, Apgar 3, di RSUD Kepahiang 1 hari satu malam lalu meninggal

Kegiatan program PUS dan WUS yang dilakukan antara laindengan konseling 4T, konseling catin danmenjalin MOU dengan KUA. Puskesmas melakukan konseling utnuk remaja hamil umur 15 – 19 tahun 21 orang, dan ibu bersalin 13 orang. Puskesmas Tebat Karai mempunyai wilayah kerja 6 SD dan 2 SMP Kegiatan yang dilakukan adalah penjaringan kesehatan pada awal tahun, untuk anak SD dibuat kader dokter kecil yang diberi pelatihan dan guru di SD ada 2 yang diberi pelatihan karena hanya 2 SD yang memiliki UKS (MIS Embong Ijuk dan SD Kota Agung). Di SMP yang ada di wilayah puskesmas 2 SMP tidak memiliki UKS melakukan pemeriksaan di kelas. Pemeriksaan secara berkala untuk anak SMP, adapun jenis pemeriksaannya adalah pemeriksaan kebersihan diri, pemeriksaan status gizi, pemeriksaan tanda vital (suhu tubuh, tekanan darah, pernafasan, denyut nadi, jantung dan paru), pemeriksaan gangguan kesehatan mata (ketajaman pengliahatan, resiko infeksi dan buta warna), pemeriksaan gangguan pendengaran, pemeriksaan gangguan kesehatan gigi dan mulut, pemeriksaan gaya hidup, pemeriksaan kebugaran jasmani, pemeriksaan kesehatan mental, pemeriksaan kesehatan intelegensi, dan pemeriksaan kesehatan reproduksi.

Puskesmas-Embong-Ijuk-3

Gambar 3. Wawancara denga bumil risti

Bumil yang datang berusia beragam, yaitu 37 tahun, 24 tahun dan 40 tahun. Dua bumil risti, yaitu usia 40 tahun dengan hipertensi dan 37 tahun dengan riwayat abortus, sudah diedukasi untuk menjaga pola makan, minum obat teratur, serta diberikan pendukung lain untuk menjaga kehamilannya oleh dokter dan bidan desa. ANC puskesmas telah dilaksanakan. Sedangkan, Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) di puskesmas tidak berjalan karena banyak bumil memiliki keluarga yang berada di sekitar puskesmas sehingga pemanfaatan rumah tunggu tidak ada. Call Center untuk emergency baru 1 bulan berjalan dan siap 24 jam serta adakoordinasibersamaambulance Puskesmas Keban Agung. Namun jika ambulance puskesmas tidak bisa digunakan, setiap desa memiliki mobil kadesyang siap membantu bumil yang akan persalinan. Koordinasi antara call center, bidan desa dan kades di wilayah kerja Puskesmas Embong Ijuk sudah berjalan dengan baik.

Reportase: Anita Meiriana, MPH

Continue Reading No Comments

19 Nov2018

Penelitian Manajemen KIA dan Kualitas ANC Kabupaten Kepahiang di Puskesmas Batu Bandung

19/11/2018. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Kepahiang

Reportase

Penelitian Manajemen KIA dan Kualitas ANC Kabupaten Kepahiang

 di Puskesmas Batu Bandung (Non PONED)

14 November 2018

 

Penelitian pada Puskesmas Batu Bandung diselenggarakan dalam rangka mengidentifikasi gambaran, kondisi dan akar masalah serta memotret pelayanan tentang kesehatan Ibu. Penelitian ini dihadiri oleh tim peneliti PKMK FK – KMK UGM 1 orang, 1 anggota enumenator dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang dan pihak Puskesmas Batu Bandung, yaitu Santi Riana (Bidan), Sakni Ekaputra (Bagian TU), Reka Sumanti (Bidan), dr Bayu, serta 3 orang ibu hamil. Agenda penelitian ini berupa wawancara kepada kepala puskesmas, bidan koordinator, dan bidan desa. Kepala puskesmas dan bidan koordinator tidak dapat menghadiri wawancara maka digantikan oleh bagian manajemen, dokter, dan bidan puskesmas. Selain itu penelitian ini melihat data sekunder untuk memperkuat informasi yang diperoleh.

Puskesmas-Batu-Bandung-1

Gambar 1. Peneliti melakukan wawancara kepada bidan dan staf manajemen (TU)

Pertemuan diawali dengan sambutan dari Sakni Ekaputra selaku staf TU Puskesmas Batu Bandung dilanjutkan dengan penjelasan dari tim peneliti tentang konsep dan tujuan penelitian dilaksanakan di Puskesmas Batu Bandung dalam mengatasi kesehatan ibu dengan menggunakan metode pendekatan terintregasi dan terkendali penuh dalam program kesehatan ibu yang berorientasi pada dampak. Penelitian ini memotret gambaran pelayanan kesehatan ibu dan kondisi kesehatan ibu serta masalah tentang kesehatan ibu di Puskesmas Batu Bandung. Prinsip penelitian wanita hamil dianggap normal di atas usia 20 tahun. Kondisi ibu pada waktu partus dianggap sebagai ibu risti maka perlu adannya penanganan khusus.

Penelitian ini dimulai dari penjaringan sampai pelayanan kepada ibu nifas. Tenaga kesehatan harus menjaring Wanita Usia Subur (WUS) yang beresiko tinggi (risti) dan mengelola WUS ristitersebut. Poin kedua, ketika dia hamil harus siap atau layak untuk hamil. Kemudian apakah anak SMP dan SMA discreening oleh UKS. Ketiga, apakah telah dilakukan penanganan khusus bagi bumil risti. Keempat, apakah ada penanganan khusus bumil risti, artinya bagaimana rujukan terencana bumil risti. Terakhir adalah bagaimana pelayanan kesehatan bagi ibu nifas risti. Apakah ibu nifas risti mendapatkan pelayanan ekstra dibandingkan ibu nifas normal.

Puskesmas-Batu-Bandung-2

Gambar 2. Kondisi rumah bersalin dan rumah nifas

Peneliti mengunjungi rumah bersalin dan rumah nifas yang berada di sebalah gedung Puskesmas Batu Bandung. Rumah bersalin tersebut merupakan rumah dinas dokter yang dialihfungsikan. Kondisi bangunan tersebut cukup kokoh dan bersih. Peralatan di dalam rumah bersalin atau nifas tersebut cukup lengkap. Di dalam rumah tersebut terdapat ruang tamu yang dapat digunakan untuk singgah keluarga dekat ibu. Keluarga jauh dapat menggunakan rumah tetua yang berada di depan puskesmas.

Puskesmas-Batu-Bandung-3

Gambar 3. Wawancara kepada 3 bumil

Proses wawancara diikuti oleh 3 orang ibu hamil. Dua ibu hamil termasuk dalam kategori ibu risti kategori umur (<20 tahun) sedangkan satu lagi merupakan bumil normal. Bumil normal tersebut sebelumnya merupakan bumil risti KEK yang telah mendapatkan penanganan. Pada pelaksanaan wawancara ini diketahui bahwa belum dilakukan penjaringan pada ibu tersebut seperti penyuluhan tentang resiko usia pada ibu hamil. Satu orang ibu hamil sudah melakukan KB. Bidan telah melakukan pemeriksaan 10 T. 36. Salah satu bidan puskesmas merangkap BPM, bumil <20 thn diarahkan untuk melahirkan di bidan praktek mandiri. Dua ibu hamil karena “kecelakaan”. Satu bumil mengatakan belum pernah ada penyuluhan reproduksi di SMP, sedangkan satu bumil yang lain mengatakan pernah ada penyuluhan reproduksi. Lama waktu pemeriksaan ANC yang didapatkan oleh bumil sekitar 10 – 15 menit.

 

Reportase : Achmad Djunawan, MPH

Continue Reading

19 Nov2018

Pengantar: 20 – 26 November 2018

19/11/2018. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Pengantar

Jurnal

Hambatan Penggunaan Manajemen Sistem Informasi dalam Organisasi Asuransi Kesehatan

life-insurance-illustrasi

Manajemen sistem informasi atau Management information system (MIS) telah banyak dimanfaatkan untuk pengembangan sistem kesehatan. Pemanfaatan MIS telah teruji mampu meningkatkan cadangan informasi, penanganan, proses, dan pengambilan data untuk mengembangkan layanan oleh semua organisasi. Hal ini juga mampu mendorong pengambilan keputusan yang cepat di seluruh fungsi pengembangan (Gulati dan Sandhu, 2014).

Salah satu pemanfaatan MIS terdapat dalam penggunaan teknologi informasi (TI) dalam industri asuransi. Teknologi informasi memiliki peran penting dalam mengurangi berbagai risiko dan mengatur bermacam kegiatan sehingga Industri asuransi membutuhkan teknologi informasi yang lengkap. Identifikasi hambatan penggunaan teknologi informasi dalam sektor asuransi dapat memberikan peluang besar untuk meningkatkan kinerja asuransi dan membantu mengembangkan strategi yang tepat. Penelitian Raadabadi et al (2018) menjelaskan enam dimensi hambatan dalam penggunaan teknologi informasi dalam industri asuransi di Iran. Hasil penelitian menunjukkan hambatan budaya menjadi hambatan yang paling berpengaruh terhadap implementasi manajemen sistem informasi dalam industri asuransi.

Selengkapnya

Continue Reading No Comments

19 Nov2018

Penelitian Manajemen KIA dan Kualitas ANC Kabupaten Kepahiang di Puskesmas Nanti Agung

19/11/2018. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Kepahiang

Reportase

Penelitian Manajemen KIA dan Kualitas ANC Kabupaten Kepahiang di Puskesmas Nanti Agung (Non PONED)

13 November 2018

 

Penelitian pada Puskesmas Nanti Agung diselenggarakan dalam rangka mengetahui gambaran, kondisi dan akar masalah serta memotret pelayanan tentang kesehatan Ibu di Puskesmas Nanti Agung. Penelitian ini dihadiri oleh tim peneliti PKMK FK-KMK UGM 2 orang, 2 anggota enumenator dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang dan pihak puskesmas Nanti Agung, yaitu Eva Veronika (Kepala TU Puskesmas Nanti Agung), Dahlia (koordinator bidan puskesmas Nanti Agung), Ika Julianti (Bidan Puskesmas Nanti Agung) beserta dokter umum dan bidan – bidan desa yang berada di Nanti Agung, serta 3 orang ibu hamil. Agenda penelitian ini berupa wawancara kepada kepala puskesmas, koordinator bidan puskesmas, bidan desa. Dengan melihat data sekunder yang memperkuat data yang diperoleh.

Puskesmas-Nanti-Agung-1

Gambar 1. Pemaparan Penelitian oleh Tim Peneliti

Pertemuan diawali dengan sambutan dari Eva Veronika Kepala TU Puskesmas Nanti Agung dilanjutkan dengan penjelasan dari tim peneliti tentang konsep dan tujuan penelitian yang diadakan di Puskesmas Nanti Agung dalam mengatasi kesehatan ibu dengan menggunakan metode pendekatan terintregasi dan terkendali penuh dalam program kesehatan ibu yang berorientasi pada dampak. Penelitian dilaksanakan untuk memotret gambaran pelayanan kesehatan ibu dan kondisi kesehatan ibu serta masalah tentang kesehatan ibu di Puskesmas Nanti Agung. Prinsip penelitian wanita hamil dianggap normal di atas usia 20 tahun. Kondisi ibu pada waktu partus dianggap sebagai ibu risti maka perlu adannya penanganan khusus. Untuk penelitian ini dimulai dari penjaringan sampai kepada ibu nifas. Artinya kita harus menjaring Wanita Usia Subur (WUS) yang beresiko tinggi. Kedua, ketika dia hamil harus siap atau layak untuk hamil. kemudian apakah anak SMP dan SMA discreening oleh UKS.

 Puskesmas-Nanti-Agung-2

Gambar 2. Pelaksanaan FGD kepada ibu hamil

Proses FGD diikuti oleh 3 orang ibu hamil. Semua ibu hamil termasuk dalam kategori ibu risti karena memiliki penyakit penyerta seperti sesak (asma), tumor kaki, hepatitis, tipes dan malaria serta 2 diantaranya pernah mengalami keguguran. Pada pelaksanaan FGD ini diketahui bahwa pada ibu tersebut belum dilakukan penjaringan seperti penyuluhan tentang resiko usia pada ibu hamil. 2 orang ibu hamil sudah melakukan KB. Tapi pendampingan khusus bagi ibu hamil risti yang memiliki penyakit khusus seperti dilakukan pemulihan dan pengobatan dahulu belum dilakukan. Untuk pemeriksaan 10 T sebagian belum dilakukan yaitu pada poin pemeriksaan tinggi fundus uteri, pemeriksaan denyut jantung janin, imunisasi TT serta belum dilakukan penyuluhan dan konseling bagi ibu hamil khususnya ibu Risti. Bagi ibu Risti untuk rujukan terencana persalinan dilakukan di puskesmas dan RSUD. Namun belum ada koordinasi antara puskesmas dan RSUD tentang kasus dan HPL ibu Risti.

Puskesmas-Nanti-Agung-3

Gambar 3. Wawancara kepada kepala TU puskesmas, koordinator bidan dan bidan desa

Tim peneliti melakukan wawancara kepada kepala TU, koordinator bidan, bidan puskesmas, dan bidan desa.pertanyaan peneliti meliputi permasalahan umum KIA yang ada di wilayah Puskesmas Nanti Agung. Tim peneliti menanyakan terkait program penjaringan wanita usia subur risiko tinggi di wilayahnya meliputi pasangan usia subur, calon pengantin, WUS SMP, dan WUS SMA. Selain penjaringan, peneliti juga menanyakan pengobatan, ANC, persalinan, rujukan, dan pelayanan pada masa nifas. Tim peneliti menanyakan terkait adanya perencanaan program sampai evaluasi program yang berkaitan dengan KIA.

Puskesmas-Nanti-Agung-4

Gambar 4. Tanya jawab koordinator  UKS  dan WUS siswi SMP di SMP 5 Kepahiang

Kegiatan tanya jawab untuk mendukung data yang diperoleh dari puskesmas mengenai penjaringan WUS risti serta memotret kerja sama antara puskesmas dan UKS. Kegiatan ini dimulai dari sambutan dari koordinator UKS dilanjutkan dengan pemaparan dari tim peneliti serta diskusi. Puskesmas telah bekerjasama dengan UKS dan rutin 1 – 2 bulan sekali untuk mengunjungi sekolah. Sudah dilakukan kegiatan pemberian kartu suplementasi gizi untuk remaja putri, pemberian FE, dan penyuluhan kesehatan reproduksi, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala 6 bulan sekali. Namun diperoleh informasi tentang pengawasan langsung oleh UKS & puskesmas  yang hanya dilakukan sekali dalam  meminum tablet FE di sekolah, setelahnya hanya diminum di rumah (tanpa pengawasan langsung oleh UKS & puskesmas).

Puskesmas-Nanti-Agung-5

Gambar 5. Tinjauan tim peneliti ke ruang UKS

Kegiatan peninjauan ini diselenggarakan untuk mengetahui kondisi UKS yang berada di SMP dan untuk memotret apakah sudah digunakan sesuai dengan fungsinya.  Serta mengetahui kerjasama yang dilakukan puskesmas dengan UKS yang ada di SMP. Kondisi UKS untuk ruangan cukup luas walaupun sederhana namun sudah terta dengan rapi.

Penulis :

Rima Yunitasari & Achmad Djunawan

Continue Reading No Comments

  • 1
  • ...
  • 174
  • 175
  • 176
  • 177
  • ...
  • 270

Artikel Terbaru

Memahami Peran Paramedis dalam Perawatan Primer

Kajian Ketidaksetaraan Kesiapan Pelayanan dan Pengetahuan Provider di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia

Kebijakan Kesehatan Mental di Indonesia

Kualitas Hidup yang Berhubungan dengan Kesehatan dan Pemanfaatan Perawatan Kesehatan

Analisis Kebijakan Pendekatan Perawatan Kesehatan Primer di Liberia

Semua Artikel

Berita Terbaru

Kades Dan UPT Puskesmas Posek Jalin Kerjasama Peningkatan Pelayanan Kesehatan

18 October 2022

Dinkes Kulon Progo diminta mengevaluasi pelayanan pasien Puskesmas Wates

18 October 2022

Puskesmas Ambal-ambil Kejayan Buat Inovasi Ini agar Warga Tak BAB di Sungai

13 October 2022

Puskesmas Grabagan Gandeng Yayasan ADRA Gelar Diskusi Interaktif Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

13 October 2022

Bangkalan Menuju UHC, Seluruh Puskesmas Diberi Pemahaman Aplikasi E DABU

11 October 2022

Semua Berita

  • Home
  • Tentang Kami
  • Jurnal
  • Arsip Pengantar