Kualitas pelayanan kesehatan masih menjadi persoalan tersendiri yang dihadapi oleh fasilitas atau organisasi layanan kesehatan khususnya milik pemerintah di Indonesia. Kementerian Kesehatan RI tahun 2015 merilis kesiapan pelayanan umum di Puskesmas, baru mencapai 71%, pelayanan PONED 62%, dan pelayanan penyakit tidak menular baru mencapai 79%. Hal ini terjadi terutama karena kurangnya fasilitas yang tersedia; kurang lengkapnya obat, sarana, dan alat kesehatan; kurangnya tenaga kesehatan; dan belum memadainya kualitas pelayanan. Fasilitas pelayanan periferal seperti puskesmas, kesiapan peralatan dasar memang cukup tinggi (84%), tetapi kemampuan menegakkan diagnosis ternyata masih rendah (61%). Kondisi tersebut diperberat lagi akibat disparitas layanan yang dihasilkan dari perlakuan diskriminatif oleh tenaga kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan.
Jelang Ramadhan, Dinkes Depok Perketat Pengawasan Kualitas Pangan
DEPOK — Jelang Ramadhan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Kota (Pemkot) Depok akan memperketat pengawasan kualitas pangan ke sejumlah lokasi sarana distribusi pangan di Kota Depok. “Peredaran makanan dan minuman di sejumlah toko dan swalayan di Kota Depok mulai meningkat, untuk itu perlu pengawasan kualitas pangan,” ujar Sekretaris Dinkes Kota Depok, Ernawati Sulistijanigrum Sanjoto di Balai Kota Depok, Selasa (23/5).
Ernawati menjelaskan, pengawasan akan dilakukan pada makanan kemasan baik yang menggunakan plastik maupun kaleng. Pengawasan ini agar makanan yang di jual ke konsumen sesuai dengan ketentuan syarat yang ada. “Akan kami lakukan pengawasan, selanjutnya pembinaan di delapan lokasi sarana distribusi pangan di Kota Depok,” tuturnya.
Menurut Ernawati, lokasi yang akan menjadi tujuan pengawasan antara lain, minimarket, pasar swalayan, pasar tradisional, maupun beberapa retail. Makanan kemasan yang akan dilakukan pengawasan dilihat dari beberapa aspek meliputi izin edar yang harus sesuai dengan aturan, masa kedaluwarsa makanan, label halal, serta kandungan yang terdapat pada makanan.
Selain itu, juga kemasannya, jika menggunakan kaleng, kerusakan pada kaleng harus dihindari karena tidak aman dan dikhawatirkan kandungan makanannya sudah berubah serta zat kimia yang terkandung telah terurai. “Jika ditemukan kasus semacam itu, pihak Dinkes Kota Depok akan memberikan surat peringatan untuk menarik makanan yang terlanjur didistribusikan. Dengan begitu, masyarakat selaku konsumen terlindungi dari makanan berbahaya tersebut. Tahap awal akan kami berikan peringatan untuk tidak mengedarkan makanan tersebut, karena akan berbahaya bagi mereka yang mengonsumsi,” jelas Ernawati.
Sumber: republika.co.id
Patients asked to please use primary care after record A&E attendance
Health leaders are asking people suffering from minor illnesses or injuries not to use A&E after a day of record attendances.
Royal Stoke Hospital had a record 484 attendances yesterday (Mon May 22). But patients are reminded that A&E is for emergencies and they can get help for minor illnesses or injuries elsewhere.
This will allow the hospital to focus on those people with serious conditions who need to be seen urgently. Patients with non-critical illnesses will have longer waits before they can be treated, with the Minor Injuries Units at Haywood and Leek Hospitals currently having waiting times of only 30 minutes.
There are a range of alternative services available locally for non-critical conditions, including NHS 111, Minor Injuries Units, GP Out-of-Hours and walk-in centres, neighbourhood pharmacies and the NHS Choices website. A&E should only be used for the most serious and life-threatening cases.
Dr Steve Fawcett, Medical Director for Stoke-on-Trent and North Staffordshire Clinical Commissioning Groups said: “There were record attendances at A&E yesterday, with large numbers of patients arriving by ambulance and by other means.
“Life-threatening conditions will always receive the highest priority, which means that other people attending A&E may have longer waiting times. Other alternatives are available for people who have less serious conditions.”
“If you are unsure of where to go for the right treatment please call NHS 111. They will direct you to the most appropriate care quickly and efficiently. Most people will also be able to get a GP appointment within 24 hours. Pharmacists can help with a wide range of minor conditions.”
As well as GPs and NHS 111, other options include: Local minor injury units and walk-in centres in North Staffordshire:
Haywood Hospital, High Lane, Burslem, Stoke-On-Trent, Staffordshire, ST6 7AG. Tel: 01782 673500 Open: 7am-10pm Monday to Friday, 9am-10pm at weekends
Leek Moorlands Hospital, Ashbourne Road, Leek, Staffordshire, ST13 5BQ. Tel: 0300 123 1894 Open every day from 8am to 8pm
Hanley Health and Wellbeing Centre, Stafford Street, Hanley, Stoke-on-Trent, ST1 1LW. Tel: 0300 123 6759 Open 8am-8pm seven days per week, 365 days a year
The Midway Medical Centre, The Midway, Newcastle under Lyme, ST5 1QC. Tel: 01782 663757 Open 8am-8pm seven days per week. Walk-in appointments are limited, you should call first to book an appointment
Self-care – treat minor illness and injury at home using a well-stocked stocked medicine cabinet.
Source: leek-news.co.uk
Penyusunan Rencana Aksi Daerah Kesehatan Kabupaten Bengkayang Provinsi Kalimantan
Hasil Rapat
Penyusunan Rencana Aksi Daerah Kesehatan Kabupaten Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat
Yogyakarta, 23 Mei 2017
Berdasarkan Master Plan (Rencana Induk) Kesehatan Kabupaten Bengkayang 2017 – 2025 yang telah disusun tahun 2016, Bappeda Kabupaten Bengkayang bermaksud menjabarkan arah kebijakan, strategi, dan rekomendasi yang tertuang dalam Master Plan Kesehatan ke dalam Rencana Aksi Daerah (RAD) Kesehatan. Untuk mewujudkan rencana tersebut, tim bekerja sama dengan PKMK FK UGM untuk menyusunnya. Kegiatan ini dilakukan selama 3 bulan (Agustus – Oktober 2017).