Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki pengalaman dan sikap profesional kesehatan garis depan dalam kaitannya dengan aspek etika dan psikososial pandemi COVID-19 di Estonia. Ada dua fokus penelitian: pertama, pengambilan keputusan etis terkait dengan perawatan pasien dalam konteks potensi kelangkaan sumber daya medis, dan kedua, faktor psikososial lainnya bagi profesional kesehatan yang berkaitan dengan koping, konflik peran, dan ketersediaan dukungan institusional.
Dinas Kesehatan: Vaksinasi Malam di Kota Solo Dibuka di 8 Titik
SOLO – Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta kembali melakukan percepatan vaksinasi. Yakni dengan menggelar vaksinasi booster di malam hari. Masyarakat diminta proaktif, mengingat vaksinasi malam hari itu bisa diakses di delapan lokasi berbeda. Baik di fasilitas milik Pemkot Surakarta maupun dari layanan vaksinasi yang digelar jajaran TNI-Polri.
Kepala DKK Surakarta Siti Wahyuningsih mengatakan, pemkot mematok sebelum Lebaran mendatang, target bisa mencapai 70 persen masyarakat jalani vaksinasi booster. Dengan dibukanya vaksinasi malam hari itu masyarakat diberikan pilihan waktu yang lebih banyak untuk bisa mengakses layanan ini.
Langkah Cepat Puskesmas 1 Purwaharja Lakukan Fogging Bhabinkamtibmas Amankan Lokasi
BANJAR,FOKUSJabar.id: Antisipasi penyebaran nyamuk aedes aegyfti dan aedes albopictus sebagai penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), Kelurahan Purwaharja, Kecamatan Purwaharja laksanakan Fogging atau pengasapan diseluruh wilayah Kelurahan Purwaharja Sabtu (9/4/2022)
Kegiatan tersebut dilaksanakan Puskesmas 1 Purwaharja, dalam pelaksanaanya Bhabinkamtibmas Aipda Dian Susanto bersama sama dengan Bhabinsa dan Bina desa lakukan pengamanan pelaksanaan fogingg.
Pelayanan Puskesmas Gelumbang Selama Puasa Tetap Berjalan Normal
Gelumbang, Sumselupdate.com – Memasuki hari kelima puasa Ramadhan 1443 Hijriyah, pelayanan kesehatan di Puskesmas Gelumbang tetap berjalan normal, hanya waktu yang disingkat dan disesuaikan dengan waktu pelayanan pada hari biasanya.
Kepala Puskesmas Gelumbang, Fitri Sujariah S.ST M.Kes, mengatakan, walaupun dihari atau dibulan puasa, kita tetap terus memberikan dorongan dan semangat terhadap seluruh pegawai agar tetap mengutamakan pelayanan terhadap masyarakat terutama pemberian obat sesuai hasil diagnosa penyakit yang diderita masyarakat.
Warga Susah Mengakses Puskesmas Sarereiket
MADOBAG-Puskesmas Sarereiket yang didirikan sejak tahun 2019 belum mudah diakses masyarakat yang ingin berobat lantaran jalan menuju lokasi tersebut tergolong buruk. Awal pendirian Puskesmas yang berada di Dusun Maseppaket, Desa Madobag memiliki konsep perpaduan pengobatan tradisional dan modern namun mimpi itu belum tercapai dan dirasakan oleh masyarakat setempat.
“Saya sebenarnya mau berobat ke Puskesmas Sarereiket namun akses jauh dan jalan tidak bagus sehingga kami memanggil dokter datang ke rumah untuk memeriksa, apa lagi kondisi saya juga sudah tua tidak bisa jalan, kalau naik motor jalan tidak bagus percuma naik motor tetapi tetap turun juga karena jalan becek dan berlubang,” kata Opmanai (82) kepada Mentawaikita.com, Selasa (5/4/2022)
Kalau ada akses jalan yang bagus kemungkinan masyarakat tidak sulit lagi berobat karena bisa naik kendaraan roda dua, kalau penyakit parah tidak mungkin harus berjalan, untung di setiap Dusun ada Pustu disitu masyarakat berobat.
Kepala Puskesmas Sarereiket Malaikat mengatakan,Puskesmas Sarereiket ini memang masih banyak pembenahan, baik sumber daya manusia dan alat kesehatannya, kebanyakan masyarakat wilayah Sarereiket Desa Madobag dan Matotonan mereka lebih memilih berobat ke Puskesmas Muara Siberut, tidak tidak tahu apa kendalanya yang jelas akses jalan menjadi kendala masyarakat. “Namun kami bersyukur satu Minggu yang lalu ada satu orang ibu melahirkan perdana di Puskesmas Sarereiket,” katanya.
Lanjut Malaikat, mudah-mudahan menjadi contoh bagi ibu ibu hamil lainnya, dari pada jauh ke Muara Siberut dan biaya besar di Puskesmas Sarereiket ada tenaga bidan. “Pernah ada warga Matotonan yang melahirkan mereka memilih dirawat di Puskesmas Muara namun bayi tersebut tidak tertolong lagi, di tengah jalan meninggal,” ujarnya.
Untuk Puskesmas Sarereiket setiap satu tahun akan menyelenggarakan pengobatan gratis empat kali dengan program Pelayanan Kesehatan Bergelar tempatnya di Puskesmas. “Pengobatan gratis tidak bayar, jadi kita bekerja untuk merubah semuanya butuh proses,” katanya.
Sedangkan untuk tenaga kesehatan saat ini sudah ada satu orang dokter umum, satu orang dokter gigi dan bidan. Puskesmas Sarereiket kekurangan tenaga analis atau Labor. “Tenaga kesehatan saat ini PNS 5 orang, kontrak 24 termasuk tenaga kesehatan di setiap Pustu,” katanya
Kata Malaikat, sebenarnya konsep awal Puskesmas Sarereiket ini perpaduan antara pengobatan tradisional dengan modern, tetapi mencari ruang dan konsep memadukan dengan sikerei, ketika ada orang sakit siapa yang mengobati. “Saat ini belum berjalan sebab kami masih ragu ketika kami memanggil sikerei untuk pengobatan lalu siapa yang bayar dan kami sudah koordinasi dengan desa, agar nanti apakah untuk menghargai Sikerei tersebut bisa dibantu dari dana desa, namun masih dalam proses,” tutupnya.
Sumber: mentawaikita.com