• Home
  • Tentang Kami
  • Jurnal
  • Arsip Pengantar
16 Aug2018

Puskesmas Licin miliki fasilitas unggulan tuk tangani gangguan jiwa dan rehabilitasi

16/08/2018. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Berita

Banyuwangi - Puskesmas Licin yang dilengkapi dengan layanan (Poli) jiwa dan rehabilitasi di Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, merawat hingga 1.247 orang per enam bulan terakhir. Dari jumlah tersebut, 80 persen merupakan laki-laki.

Sebagian besar mengalami gangguan skizofernia, kemudian epilepsi dan gangguan jiwa akibat penyalahgunaan obat.

Kepala Puskesmas Licin, dr Nira Ista Dewi menjelaskan, pasien yang masuk tidak hanya berasal dari Banyuwangi, namun juga dari Bali, Situbondo dan Jember. Puskesmas Licin memang dikenal memiliki fasilitas unggulan untuk menangani gangguan jiwa dan rehabilitasi.

“Tapi kalau di sini sudah tidak menampung akan diarahkan ke RS Jiwa Lawang, Malang,” kata Nira saat ditemui di kantornya, Selasa (14/8).

Jumlah pasien yang sebagian besar laki-laki, rata-rata berusia produktif antara 15-45 tahun. Dari 1.247 orang per enam bulan terakhir, rata-rata pasien menjalani rawat jalan. Terakhir, jumlah pasien rawat inap tinggal 11 orang.

“Yang baru pulang tiga, sebelumnya ada 14 orang. Per enam bulan ada 1.247, kebanyakan skizofernia dan epilepsi. Rata-rata usia produktif yang banyak. Laki-laki lebih tinggi sampai 80 persen daripada perempuan,” terangnya.

Sementara pasien dengan gangguan jiwa akibat penyalahgunaan obat-obatan seperti pil trex dan komix, rata-rata dirawat selama 2 minggu.

Puskesmas Licin memiliki 6 kamar isolasi, kemudian bangsal untuk laki-laki dan perempuan berjumlah 15 ruang untuk rawat jalan. “Kapasitas ada 21 ruang, dibagi tiga sama isolasi,” kata dia.

Nira menyebut, sejauh ini pihaknya belum merasa kekurangan fasilitas tambahan ruangan inap dan perawatan. Begitu juga dengan tersedianya tenaga kesehatan yang masih bisa mengatasi. Puskesmas Licin memiliki 2 psikolog, 2 dokter umum dan 1 dokter jiwa dari RSUD Blambangan sebagai konsultan.

“Kalau perawat di jiwa ada 6, pendamping ada 6 orang juga,” terangnya.

Nira sendiri menyebut mengapa laki-laki mendominasi jumlah pasien gangguan kejiwaan. Dari berbagai peristiwa yang melatar-belakangi pasien mengalami gangguan kejiwaan, kata Nira, perempuan lebih siap secara mental sejak dini untuk menghadapi berbagai persoalan biologis.

Dia mencontohkan, sejak dini perempuan sudah merasakan menstruasi, berlangsung hingga usia menopause. Belum lagi mengetahui harus menyiapkan mental untuk melahirkan. Berbeda dengan laki-laki yang cukup menghadapi dikhitan secara budaya.

“Itu karena ya wanita lebih siap secara mental mulai saat menghadapi menstruasi, hamil, ngurus anak. Tapi di sini ada juga yang gangguan jiwa karena hamil dan melahirkan,” jelasnya.

Namun, lepas dari alasan biologis antara perempuan dan laki-laki, faktor ekonomi, tekanan psikologis dari lingkungan juga menjadi faktor lain yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan kejiwaan.

Psikolog Puskesmas Licin, Yuliana menambahkan, kasus kejiwaan skizofernia yang sebagian besar dialami pasien di Puskesmas Licin memiliki detail latar belakang persoalan beragam.

“Banyak faktor yang melatar belakangi, bisa pengaruh pendidikan, ekonomi, pribadi rentan seperti keinginan orang tua besar, kalau anak tidak bisa mengimbangi bisa stres,” ujarnya.

“Skizofernia merupakan kepribadian yang terpecah belah. Dia bisa merasakan halusinasi, waham dan paranoid. Solusinya harus perbanyak refreshing,” tambahnya.

Sementara halusinasi yang dirasakan pasien bisa secara visual dan audio. Kemudian mengalami waham, berupa keyakinan yang tidak bisa dirubah.

“Waham keyakinan kekeh enggak bisa dirubah, misalkan keyakinan ada yang ngejar saya setiap hari,” katanya. (ES/MUA)

Sumber: merdeka.com

Continue Reading No Comments

16 Aug2018

Puskesmas Lebdosari Sosialisasikan Kesehatan Reproduksi di SD Al Azhar 25 Semarang

16/08/2018. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Berita

SEMARANG - Pengertian dini mengenai reproduksi bagi anak-anak yang akan tumbuh dewasa perlu dilakukan.

Edukasi ini menjadi satu di antara beberapa cara untuk memberikan pengertian terkait hidup sehat.

“Siapa yang sudah pernah mendengar mimpi basah?” tutur staf bagian Promosi Kesehatan Puskesmas Labdosari, Annisa Arum Safitri kepada para siswa kelas VI SD 25 Al-Azhar Semarang, Rabu (15/8/2018).

Tampak anak-anak antusias. Pemberian pengarahan terkait reproduksi jelang remaja ini diharapkan bisa membantu anak-anak untuk menghadapi perubahan fisik maupun psikis.

“Pada laki-laki yang tumbuh dewasa nanti akan memiliki perubahan suara, tumbuh kumis, janggut,” jelas Annisa.

Annisa tampak semangat dan telaten menjelaskan perubahan-perubahan fisik yang akan terjadi saat dewasa.

“Di rumah orangtua juga sudah memberi pengertian mengenai datang bulan,” tutur Husna, siswi kelas VI SD Al-Azhar 25 Semarang, kepada Tribunjateng.com.

Pengenalan kesehatan reproduksi ini juga termasuk Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).

“Kami melakukan ini supaya remaja sekarang bisa menjaga dan memelihara organ-organ reproduksinya dengan lebih baik,” jelas Anisa kepada Tribunjateng.com.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan Kota Semarang menegaskan jika usia remaja yakni mukai 9 tahun – 19 tahun.

“Mereka harus sudah tahu bagian-bagian mana yang tidak boleh disentuh oleh oranglain,” jelas Anisa.

Bertepatan dengan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (Bias), Puskesmas Lebdosari Semarang hari ini selain melakukan sosialisasi reproduksi juga melakukan imunisasi untuk kelas satu. (*)

Sumber: tribunnews.com

Continue Reading No Comments

15 Aug2018

Mantap! Ini Inovasi yang Dilakukan oleh Puskesmas Boawae

15/08/2018. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Berita

MBAY – Ada berbagai upaya yang dilakukan oleh Puskesmas Boawae dalam hal pelayanan kepada pasien.

Satu diantaranya adalah pelayanan kesehatan dalam bidang obat-obatan.

Pelayanan obat di UPTD Puskesmas Boawae yaitu dengan dua jenis pelayanan. Yaitu pelayanan obat konvensional dan obat tradisional.

Pelayanan Obat tradisional bagi pasien diadakan setiap hari Sabtu, biasa disebut pelayanan Sabtu Tradisional.

Obat itu adalah hasil dari ramuan atau racikan yang dikelola oleh para petugas dari Puskesmas Boawae.

Pasien diberi obat tradisional sesuai dengan takaran yang ada.

Kepala UPTD Puskesmas Boawae, Wilfrida Daeni, mengatakan, pihaknya berupaya untuk memberikan inovasi di Puskesmas melalu tanaman obat-obatan tradisional. Sehingga pasien tidak harus mengkonsumsi obat konvesional.

Ia mengaku sangat senang dengan adanya tanaman obat-obatan tradisional di Puskesmas Boawae.

“Kami tanam obat-obat tradisional di Puskesmas. Ini bertujuan agar pasien juga bisa ikut. Kami sarankan mereka untuk ikut seperti yang kami buat,” ujar ibu yang akrab disapa Eni ini, kepada POS KUPANG.COM, Rabu (15/8/2018).

Ia mengaku dirinya juga mendorong agar semua bidan atau petugas kesehatan wajib membuat tanaman obat-obatan tradisional. Sehingga bisa memberi layanan obat tradisional kepada pasien.

“Semua bidan yang ada didesa diwilayah kerja Puskesmas Boawae, mereka diwajibkan untuk tanam obat-obatan tradisional,” ujar Eni.

Ia mengaku pelayanan obat tradisional di Nagekeo hanya ada Puskesmas Boawae.

Ia mengaku ketika melihat tren penyakit dalam minggu itu tinggi atau meningkat berarti segera untuk bagian pelayanan obat-obatan tradisional.

“Ketika melihat penyakit tertinggi dalam minggu itu kita arahkan mereka ke pelayanan obat-obatan tradisional dalam Puskesmas dibagian pelayanan Obat Tradisional,” ujar Eni.

Ia mengharapkan agar dengan adanya inovasi tersebut dapat menunjang dan meningkatkan derajat kesehatan. (*)

Sumber: tribunnews.com

Continue Reading No Comments

15 Aug2018

Tangan Tuan Takur Buat Puskesmas Sebamban Go Nasional

15/08/2018. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Berita

BANJARBARU – Kebahagian diungkapkan Nana Daniatina. Tenaga kesehatan dari Puskesmas Sebamban I, Kabupaten Tanah Bumbu ini tak menyangka inovasi yang dibuatntya membawanya mewakili Kalsel di kategori Gizi sebagai perwakilan Tenaga Kesehatan Teladan Puskesmas di Kalsel ke tingkat nasional.

“Senang sekali inovasi saya ternyata membawa hoki,” ujarnya, Selasa (14/08/2018).

Inovasi yang bernama Tata Laksana Penanganan Pertumbuhan Balita Kurus (Tangan Tuan Takur) menjadi satu dari lima inovasi yang dipilih untuk maju ke tingkat nasional.

Tanya Tuan Takur jelas Nana merupakan bentuk inovasi untuk mencegah kematian balita. Selama ini pemerintah tampak lebih fokus kepada gizi buruk namun masalah gizi kurang masih jarang diperhatikan.

Tangan Tuan Takur jelasnya bekerjasama dengan kader, camat dan CSR sehingga dalam pelaksanaannya tidak bekerja sendiri.

“Aplikasinya juga ada dan bisa dioperasikan secara offline jadi lebih merangkul masyarakat,” ujarnya kepada Banjarmasinpost.co.id.

Ia berharap nantinya Kalsel bisa bebas stunting, wasting, dan gizi buruk.

Kali itu Nana dan empat orang lainnya mendapatkan penghargaan dari Pemprov Kalsel yang diberikan oleh Wakil Bupati Kalsel, H Rudy Resnawan di halaman Setdaprov Kalsel di Banjarbaru usai apel peringatan hari jadi provinsi Kalsel.

Kepala Dinas Kesehatan Prov Kalsel, HM Muslim mengatakan bahwa kelima Tenaga Kesehatan Teladan ini adalah yang terbaik, karena merupakan hasil seleksi dari tenaga kesehatan terbaik se Kalsel.

Selanjutnya sebut Muslim, mereka akan dikarantina di Jakarta, yaitu dari tanggal 15 sampai dengan 21 Agustus. Selanjutnya, mereka akan memaparkan inovasi yang mereka buat di hadapan para dewan juri di tingkat nasional.

Sebelum berangkat dan dilepas secara resmi, para Tenaga Kesehatan Teladan ini, masing-masing mendapatkan bantuan berupa dana pembinaan sebesar Rp 14 Juta dan piagam penghargaan.

Bantuan dana pembinaan dan piagam ini diserahkan langsung oleh Sekdaprov Kalsel kepada masing-masing Tenaga Kesehatan Teladan Puskesmas Kalsel.

“Selamat kepada lima tenaga kesehatan teladan, anda berada di sini dan menjadi wakil Kalsel di tingkat nasional, secara intelektual sudah bagus. Namun perlu diingat, hal lainnya harus dipersiapkan adalah kesipan mental, kemampuan berinteraksi, keramahan, dan tetap rilek dalam menjalani segala tantangan yang diberikan” pesannya.

Selain Nana Daniatina, tenaga kesehatan lain yang juga menjadi tenaga kesehatan teladan perwakilan Provinsi Kalimantan Selatan adalah Rian Saputra dari Puskesmas Lasung, Kabupaten Tanahbumbu, Kategori Kesehatan Masyarakat, dr Annisa Mayasari, kategori Dokter Umum dari Puskesmas Kurau, Tanah Laut, Nur Afrida Rosita,SKM, kategori Kesehatan Lingkungan berasal dari Puskesmas Terminal, Banjarmasin, Maria Ulfah kategori kefarmasian dari Puskesmas Alalak Selatan, Banjarmasin.

(banjarmasinpost.co.id/milna sari)

Sumber: tribunnews.com

Continue Reading No Comments

14 Aug2018

Puskesmas Desa-desa di Lahat Kurang Bidan, Agustus Ini Sudah 3 Orang Meninggal Dunia

14/08/2018. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Berita

LAHAT – Perjuangan ibu melahirkan bukan sebuah perkara yang mudah. Tak sedikit yang meninggal akibat proses tersebut.

Hal itulah yang kini menjadi fokus Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Kabupaten Lahat. Pasalnya, terhitung Agustus 2018 ini kasus angka kematian ibu (AKI) tercatat sudah tiga orang, sedangkan untuk angka kematian bayi (AKB) tercatat satu orang.

“Untuk itulah, jajaran bidan yang ada di Kabupaten Lahat, terus melakukan monitoring evaluasi, sehingga baik AKI dan AKB mampu ditekan serendah mungkin,” ungkap Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Kabupaten Lahat, Hj Yetty Ruspiani SST, saat peringatan hari jadi IBI ke 67, di gedung Kesenian Lahat, Senin (13/8).

Lebih lanjut ia mengatakan pihaknya juga melakukan pembinaan terhadap bidan, termasuk dalam menangani ibu hamil hingga melahirkan.

“Disinilah peran kita sangat vital, baik di kota hingga pelosok desa dengan begitu angka kematian mampu ditekan sedini mungkin. Kematangan organisasi dan berbagai pengalaman serta perkembangan, sebagai profesi bidan,” ujar Hj Yetty.

Sementara itu, Wakil Bupati Lahat, Marwan Mansyur SH MM menuturkan profesi yang disandang ini bersinggungan langsung kepentingan masyarakat.

“Saya mengunjungi beberapa puskesmas di desa banyak yang masih kekurangan tenaga bidan. Kita berharap kedepan dengan koordinasi lintas sektoral ada sinkronisasi sehingga tidak ada lagi keluhan dari pelayanan bidan,”harapnya.

Ditambahkannya, bidan yang ada di Lahat dapat memperhatikan sehingga pelayanan ibu hamil, melahirkan dan perawatan anak dapat termonitoring. “Kita tahu Pengabdian para Bidan selama ini luar biasa. Melayani masyarakat dari tingkat desa hingga ke ujung pelosok desa. sulit untuk menjangkau, tapi yakinlah,” tutur Marwan. (SP/Ehdi Amin)

Sumber: tribunnews.com

Continue Reading No Comments

  • 1
  • ...
  • 117
  • 118
  • 119
  • 120
  • ...
  • 146
Artikel Terbaru

Memahami Peran Paramedis dalam Perawatan Primer

Kajian Ketidaksetaraan Kesiapan Pelayanan dan Pengetahuan Provider di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia

Kebijakan Kesehatan Mental di Indonesia

Kualitas Hidup yang Berhubungan dengan Kesehatan dan Pemanfaatan Perawatan Kesehatan

Analisis Kebijakan Pendekatan Perawatan Kesehatan Primer di Liberia

Semua Artikel

Berita Terbaru

Kades Dan UPT Puskesmas Posek Jalin Kerjasama Peningkatan Pelayanan Kesehatan

18 October 2022

Dinkes Kulon Progo diminta mengevaluasi pelayanan pasien Puskesmas Wates

18 October 2022

Puskesmas Ambal-ambil Kejayan Buat Inovasi Ini agar Warga Tak BAB di Sungai

13 October 2022

Puskesmas Grabagan Gandeng Yayasan ADRA Gelar Diskusi Interaktif Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

13 October 2022

Bangkalan Menuju UHC, Seluruh Puskesmas Diberi Pemahaman Aplikasi E DABU

11 October 2022

Semua Berita

Berita

Kades Dan UPT Puskesmas Posek Jalin Kerjasama Peningkatan Pelayanan Kesehatan

18 October 2022

Dinkes Kulon Progo diminta mengevaluasi pelayanan pasien Puskesmas Wates

18 October 2022

Puskesmas Ambal-ambil Kejayan Buat Inovasi Ini agar Warga Tak BAB di Sungai

13 October 2022

Puskesmas Grabagan Gandeng Yayasan ADRA Gelar Diskusi Interaktif Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

13 October 2022

Bangkalan Menuju UHC, Seluruh Puskesmas Diberi Pemahaman Aplikasi E DABU

11 October 2022

index berita

  • Home
  • Tentang Kami
  • Jurnal
  • Arsip Pengantar