• Home
  • Tentang Kami
  • Jurnal
  • Arsip Pengantar
07 Jun2018

Polres dan Puskesmas Enrekang Gelar Pengobatan Gratis Bagi Warga Kurang Mampu

07/06/2018. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Berita

ENREKANG - Kepolisian Resort (Polres) Enrekang bersama Puskesmas Kota Enrekang menggelar Bakti Sosial (Baksos) di wilayahnya.

Baksos yang dilakukan tersebut berupa pengobatan gratis dan pemberian sembako kepada masyarakat yang kurang mampu.

Baksos dilakukan dengan mengunjungi langsung para penerima bantuan di kediamannnya.

Total ada sembilan warga yang berada di sekitar Kota Enrekang yang mendapat bantuan dalam kegiatan itu.

“Baksos ini terlaksana atas aksi seribu Rupiah Polres Enrekang bekerja sama dengan Puskesmas Kota Enrekang,” kata Kapolres Enrekang, AKBP Ibrahim Aji kepada TribunEnrekang.com, Rabu (6/6/2018).

Dalam kegiatan tersebut Ibrahim Aji didampingi Ketua Bhayangkari Enrekang, Ny Ida Aji dan Kepala Puskesmas Enrekang Sri Siswati Zaenal.

“Ini merupakan bentuk kepedulian dan perhatian kami terhadap masyarakat apalagi dalam momentum Ramadan,” ujar Ibrahim.

Ia berharap, bantuan yang diberikan dapat bernilai ibadah dan bermanfaat bagi penerimanya.(*)

Sumber: tribunnews.com

Continue Reading No Comments

07 Jun2018

Layanan psikolog di Puskesmas Yogyakarta, solusi deteksi gangguan jiwa di level bawah

07/06/2018. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Berita

Layanan kesehatan mental di Puskesmas di Yogyakarta jauh lebih maju dibanding di Jakarta, daerah yang mengalokasikan anggaran kesehatan begitu besar (13% dari anggaran daerah).

Di Ibu Kota, baru-baru ini saja direncanakan ada layanan psikologi di Puskesmas Kecamatan, sementara di Kota Gudeg, sejak 2010 Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta menyelenggarakan layanan psikologi di fasilitas kesehatan primer di 18 Puskesmas di kecamatan. Bahkan di Puskesmas di Kabupaten Sleman layanan serupa disediakan sejak dua belas tahun lalu.

Deteksi dini di Puskesmas sangat penting untuk mengidentifikasi masalah gangguan jiwa. Dari riset kami di Puskesmas Kraton, Yogyakarta pada periode 2013-2016, selama penulis bertugas di sana, layanan psikologi mencapai 1.477 kunjungan. Dari total kunjungan tersebut, yang mengalami masalah kesehatan jiwa adalah 848 orang (57,4%), 53 orang (3,6%) di antaranya mengalami gangguan jiwa berat.

Data ini merupakan hasil diagnosis gangguan jiwa yang mengikuti standar nasional dan internasional dari para pasien yang datang ke Puskesmas.

Masalah psikologi yang kami temukan dari para pasien adalah depresi, psikosomatis, trauma, gangguan panik, kecemasan, gangguan kepribadian, gangguan perilaku, skizofrenia, bipolar, gangguan emosi, gangguan mood, dan lainnya.

Mereka berkunjung ke Puskesmas atas kesadaran sendiri atau dibawa keluarga. Ada juga karena keluhan masyarakat dan dijemput petugas kesehatan untuk diperiksa di Puskesmas. Selain mendeteksi masalah, psikolog juga memberikan konseling kepada pasien.

Prevalensi gangguan jiwa

Jumlah penderita gangguan jiwanya di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tergolong tinggi. Data Riset Kesehatan Dasar 2013 menyebutkan 3 per 1000 penduduk di DIY mengalami gangguan jiwa berat. Terakhir, ditemukan 72 kasus pemasungan penderita gangguan mental, 32 penderita di antaranya berhasil dilepaskan dari pasung dan diobati rutin.

Secara nasional, kesehatan jiwa masih menjadi persoalan serius di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar 2013 mencatat prevalensi gangguan jiwa berat di Indonesia mencapai 1,7 per mil. Artinya, 1-2 orang dari 1.000 penduduk mengalami gangguan jiwa berat. Indikator kesehatan jiwa dalam Riskesdas 2013 adalah gangguan jiwa berat, gangguan mental emosional, serta cakupan pengobatannya.

Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat di Kota Yogyakarta berdasarkan hasil Riskesdas 2013 adalah 2,14 per mil dan prevalensi gangguan mental emosional 11,4%. Dari 3,5 juta penduduk DIY, sekitar 12.300 orang mengalami gangguan jiwa.

Yang termasuk gangguan jiwa berat (psikotik) di antaranya skizofrenia. Sedangkan gangguan mental emosional mengindikasikan seseorang sedang mengalami perubahan psikologis yang dapat dialami semua orang pada keadaan tertentu. Bila segera ditangani dengan terapi yang tepat dapat pulih.

Gangguan ini dapat berlanjut menjadi gangguan yang lebih serius bila tidak berhasil diatasi. Gangguan mental emosional tidak berkembang menjadi lebih parah bila orang yang mengalaminya dapat mengobati pengobatan sedini mungkin di pusat pelayanan kesehatan.

Minim layanan kesehatan jiwa

Salah satu masalah mendasar dalam mengobati gangguan kesehatan jiwa adalah minimnya pelayanan dan fasilitas kesehatan jiwa di tingkat fasilitas primer di berbagai daerah. Jumlah tenaga profesional juga kurang. Penduduk Indonesia sekitar 250 juta jiwa, tapi baru memiliki sekitar 451 psikolog klinis (0,15 per 100.000 penduduk), 773 psikiater (0,32 per 100.000 penduduk), dan perawat jiwa 6.500 orang (2 per 100.000 penduduk).

Padahal WHO menetapkan standar jumlah tenaga psikolog dan psikiater dengan jumlah penduduk adalah 1:30.000 orang, atau 0,03 per 100.000 penduduk.

Di Daerah Istimewa Yogyakarta, layanan psikologi di Puskesmas tingkat kecamatan disediakan pertama kali di Kabupaten Sleman pada 2006 sebagai pilot project dan kemudian diperbanyak layanan tersebut. Langkah serupa diikuti oleh pemerintah Kota Yogyakarta empat tahun kemudian dan tahun lalu mulai di Kabupaten Bantul.

Di Jakarta, pada 2013 pemerintah DKI bekerja sama dengan Ikatan Psikologi Klinis Himpunan Psikologi Indonesia menyatakan akan menyiapkan layanan psikologi untuk 44 Puskesmas, tapi sampai Januari lalu masih baru tahapan “keinginan”.

Di daerah lain, Puskesmas Bareng, Malang, Jawa Timur menempatkan dua mahasiswa magister profesi klinis dari Universitas Muhammadiyah Malang untuk memberikan layanan psikologi. Layanan di DKI dan Malang baru terbatas pada pemberian jasa psikologi dengan menempatkan mahasiswa magister profesi klinis sebagai pelaksana lapangan program layanan konsultasi psikologi. Di Yogyakarta yang ditempatkan adalah psikolog profesional dengan jam kerja Senin-Sabtu dari pukul 07.30-15.00.

Daerah lain belum memiliki layanan serupa. Dampaknya, banyak penderita yang belum tertangani secara profesional, bahkan untuk tahap pemeriksaan awal. Beberapa daerah seperti Riau dan Trenggalek, tertarik untuk belajar tentang penempatan psikolog di Puskesmas, sehingga mereka studi banding ke Layanan Psikologi Puskesmas Kraton pada 2014 dan 2015.

Pangkas biaya mahal

Selama ini, masyarakat hanya dapat mengakses layanan psikologi di rumah sakit besar dan biro-biro psikologi, yang biasanya mahal karena layanan dibayar oleh pasien sendiri. Sekali konseling dibutuhkan biaya rata-rata diperlukan sekitar Rp 150.000-250.000. Bila harus ada perlakuan lain seperti tes dan intervensi, paling tidak pasien harus menyiapkan dana Rp 500.000 per sekali kunjungan. Untuk ukuran desa, ini biaya yang relatif mahal.

Di Puskesmas Kota Yogyakarta, pasien layanan psikologi hanya dibebani biaya Rp 7.000 per kunjungan dan bahkan gratis bagi pemegang KTP Kota Yogyakarta karena ongkosnya ditanggung oleh jaminan kesehatan daerah. Layanan ini membuka semua kelas ekonomi bisa berkonsultasi karena gangguan jiwa bisa terjadi pada semua kelas ekonomi dan kelas sosial.

Penyembuhan gangguan ini membutuhkan biaya besar. Obat generasi lama hanya Rp 200-400 per butir, tapi obat generasi baru melonjak hingga Rp 75.000 per butir. Setiap pasien perlu menyiapkan biaya Rp 2,5 juta per bulan.

Karena itu perlu terobosan untuk menjawab masalah tersebut dengan menempatkan psikolog di Puskesmas. Perlu kerja sama pemerintah, universitas, dan tenaga profesional untuk layanan ini. Di Yogyakarta, Center Public Mental Health – Universitas Gadjah Mada (CPMH-UGM) bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Bantul dan Ikatan Psikolog Klinis DIY dan profesi kesehatan telah memberikan pelayanan kesehatan jiwa di layanan primer.

Melibatkan masyarakat

Selain melibatkan psikolog profesional, penanganan gangguan jiwa perlu mengajak keluarga yang memiliki anggota keluarga pengidap masalah kejiwaan. Kami memberdayakan masyarakat dengan membentuk paguyuban keluarga pasien penderita gangguan jiwa dan membentuk kader kesehatan jiwa yang terlatih (kini ada 25 orang) untuk 43 rukun warga (RW) atau 175 RT di wilayah kerja Puskesmas Kraton.

Kemandirian masyarakat dalam menangani masalah kesehatannya menjadi tujuan utama perawatan kesehatan jiwa di komunitas. Pemberdayaan keluarga dan komunitas merupakan salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam menjaga kesehatannya. Pengetahuan keluarga mengenai kesehatan mental merupakan awal usaha dalam memberikan iklim yang kondusif bagi anggota keluarganya yang memiliki indikasi gangguan jiwa.

Peran keluarga penting, supaya mereka punya orang yang bisa berbagai cerita dan keluh kesah. Jadi mereka tidak merasa sendiri dalam menjalani upaya pemulihannya. Di sisi lain, juga dapat menjadi sumber problem bagi anggota keluarga yang mengalami ketidakstabilan mental sebagai akibat minimnya pengetahuan mengenai persoalan kejiwaan keluarganya.

Pasien bisa kambuh dan kembali menunjukkan gejala gangguan jiwa karena keluarga lupa mengingatkan mengonsumsi obat.

Di Puskesmas Kraton, program kesehatan jiwa memiliki tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Membentuk paguyuban keluarga penderita gangguan jiwa dan membentuk kader kesehatan jiwa yang terlatih merupakan tujuan jangka pendek. Sedangkan tujuan jangka menengah meliputi pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan layanan psikologi yang komprehensif dan berkelanjutan.

Dalam jangka panjang, mengaktifkan kader kesehatan jiwa yang telah dibentuk untuk mencegah terjadi gangguan mental emosional di masyarakat. Upaya ini merupakan pencegahan dan diharapkan bisa terwujud desa yang mampu menangani masalah kesehatan jiwa yang berbasis masyarakat.

Kini kami dan 25 tenaga kesehatan dan relawan terpilih terus belajar mengembangkan program kesehatan jiwa bagi wilayah masing-masing, yang difasilitasi Kementerian Kesehatan. Pemerintah seharusnya memperluas program serupa agar menjangkau seluruh Puskesmas di Indonesia karena kesehatan jiwa hak setiap warga negara.

Sumber: theconversation.com

Continue Reading No Comments

05 Jun2018

Pemkot Solo siagakan 17 Puskesmas Saat Lebaran

05/06/2018. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Berita

Jakarta Pemkot Solo telah siapkan 17 puskesmas untuk melayani pasien terutama para pemudik dan 4 diantaranya buka selama 24 jam.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Solo, Siti Wahyuningsih mengatakan, keempat Puskesmas yang akan beroperasi selama 24 jam adalah Puskesmas Gading, Puskesmas Pajang, Puskesmas Banyuanyar dan Sibela Mojosongo.

“Kita siagakan 17 puskesmas selama Lebaran. Empat puskesmas buka 24 jam, lainnya sistem piket,” ujar Siti, Senin (4/6).

Menurut dia, sistem piket akan diberlakukan pada awal cuti bersama Lebaran, 11-20 Juni mendatang. Seluruh Puskesmas akan tetap beroperasi, kecuali pada H hingga H+1 Lebaran. Sistem piket Puskesmas, lanjut dia, mulai diberlakukan pukul 08.00 WIB-12.30 WIB.

“Petugas kita akan bekerja secara bergilir. Kalau nanti ada puskesmas yang melanggar ketentuan jam piket, kami akan tegur. Saya yakin semua tim medis di Puskesmas sudah mengetahui aturan tersebut,” jelasnya.

Selain puskesmas, pihaknya juga menyiagakan seluruh rumah sakit selama Lebaran. Apotek 24 jam juga akan tetap buka selama Lebaran. Dengan demikian pelayanan kesehatan tetap berjalan seperti biasa.

“Kita juga akan membangun posko kesehatan di Jalan Bayangkara, Adisucipto, Terminal Tirtonadi, Jurug, Kolonel Sugiyono, dan Jalan Slamet Riyadi. Setiap posko akan kita tempatkan 4 tenaga medis. Kita akan siaga 24 jam dengan sistem sift,” terangnya.

Lebih lanjut Siti menerangkan, persediaan obat-obatan baik di rumah sakit maupun puskesmas, dipastikan mencukupi selama Lebaran. Ia mengaku telah berkoordinasi dengan aparat kepolisian dan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk mengecek kondisi kesehatan para pemudik nanti. [fik]

Sumber: liputan6.com

Continue Reading No Comments

05 Jun2018

33 Puskesmas di Kabupaten Bekasi Tetap Buka Pelayanan Selama Libur Lebaran

05/06/2018. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Berita

CIKARANG PUSAT – Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi menjamin bahwa hampir seluruh Puskesmas di Kabupaten Bekasi akan tetap beroperasi selama libur Lebaran 2018.

Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Ade Yulianti mengatakan ada sekitar 33 Puskesmas telah diberikan arahan untuk membantu pemudik yang membutuhkan pelayanan kesehatan, mulai dari obat-obatan maupun perawatan.

“Total ada 33 Puskesmas yang akan tetap melayani seperti biasa termasuk saat mudik Lebaran nanti,” kata  Ade Yulianti, Senin (04/06).

Nantinya, kata dia, ke 33 Puskesmas tersebut akan menjadi penanganan pertama bagi pemudik atau warga Kabupaten Bekasi  yang membutuhkan perawatan sebelum dibawa ke rumah sakit, jika memang dalam kondisi gawat darurat.

Masyarakat yang membutuhkan penanganan medis dapat mendatangi puskesmas terdekat. “Perawat dan dokter akan bertugas secara bergantian demi kenyamanan pemudik maupun masyarakat yang tak pulang kampung,” paparnya.

Selain menyiagakan Puskesmas, sambungnya, Dinas Kesehatan juga mendirikan 11 Pos kesehatan di sepanjang jalur mudik.  “Tadinya 13 tetapi setelah kita berkordinasi dengan pihak-pihak terakit kita kurangi jumlahnya menjadi 11,” kata Ade.

Pos kesehatan ini bisa dimanfaatkan pemudik untuk beristirahat dan mengecek kesehatan selepas berkendara jauh. Sehingga saat melanjutkan perjalanan dalam kondisi sehat dan selamat tiba di kampung halaman.

Posko kesehatan, kata Ade, didirikan ruas Tol Jakarta Cikampek tepatnya di Rest Area KM 19, Rest Area 32, Rest Area KM 39 dan di Gerbang Tol Cikarang Utama. Sementara di jalur pantura berada di di Tambun Selatan samping bussines park, Pasar Tambun, Lampu Merah Cibitung, Pospam Kalijaya Cikarang Barat, Pertigaan Stasiun Lemahabang Cikarang Utara, sebelah PT. Indo Beras Unggul Kecamatan Kedungwaringin dan Posyandu Kedungwaringin.

Operasional posko kesehatan tersebut mulai H-7 dan berakhir pada H+7 Lebaran 2018. “Jadi intinya, kami siap melayani kebutuhan pemudik maupun masyarakat lainnya yang membutuhkan penanganan medis,” tutur Ade. (BC)

Sumber: beritacikarang.com

Continue Reading No Comments

04 Jun2018

Puskesmas Sampang Maju Lomba KB Nasional

04/06/2018. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Berita

CILACAP - Puskesmas Sampang menjadi wakil Provinsi Jawa Tengah dalam Lomba Keluarga Berencana Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) kategori puskesmas. Penilaian dilakukan tim dari BKKBN dan Kementerian Kesehatan, Kamis (31/5).

Ketua tim penilai dokter Ruly Mutia mengatakan, lomba tersebut merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan Hari Keluarga Nasional 2018 yang bertujuan untuk mendorong kepesertaan masyarakat dalam program KB agar jumlah peserta terus meningkat.

Puskesmas Sampang maju ke tingkat nasional karena berhasil meningkatkan capaian kepesertaan KB MKJP. “Kehadiran kami untuk melihat pelaksanaan pelayanan KB, terutama pelayanan KB MKJP. Apakah sesuai dengan data yang diterima kami atau tidak,” katanya.

Tim ingin mencocokan data yang telah diterima sebelumnya dengan kondisi di lapangan. Selain itu, tim juga ingin melihat hal-hal lain yang termasuk dalam kategori penilaian. “Puskesmas Sampang masuk ke wilayah regional satu sehingga akan bersaing dengan perwakilan dari Provinsi Bali dan NTB,” ujarnya.

Bupati Tatto Suwarto Pamuji mengatakan, keberhasilan Puskesmas Sampang merupakan hasil kerja keras semua pihak. Keberhasilan tersebut diharapkan semakin memotivasi puskesmas yang lain. “Pemkab berkomitmen program KB harus sukses sehingga kesejahteraan keluarga dan masyarakat akan meningkat.

Untuk itu, berbagai upaya akan terus dilakukan, termasuk mendorong semua puskesmas untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat,” tuturnya. Puskesmas Sampang memiliki beberapa keunggulan. Antara lain mempunyai tim lintas sektoral yang solid dengan melibatkan Koramil dan Polsek setempat.

Tim tersebut menyosialisasikan dan menjelaskan pentingnya ikut KB langsung ke rumah-rumah, terutama rumah calon akseptor yangg belum memahami program KB. Puskesmas Sampang juga membuka layanan SMS online, baik pengaduan maupun konsultasi KB. Serta memiliki ruangan konsultasi, ruangan tindakan KB dan ruang kesehatan ibu dan anak (KIA).

“Di wilayah kerja Puskesmas Sampang sudah lima tahun tidak terjadi kasus kematian ibu melahirkan. Capaian layanan KB MKJPpada 2017 cukup baik karena berhasil mencapai 183 persen. Targetnya 317 akseptor tapi tercapai 583 akseptor.(ag-60)

Sumber: suaramerdeka.com

Continue Reading No Comments

  • 1
  • ...
  • 126
  • 127
  • 128
  • 129
  • ...
  • 146
Artikel Terbaru

Memahami Peran Paramedis dalam Perawatan Primer

Kajian Ketidaksetaraan Kesiapan Pelayanan dan Pengetahuan Provider di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia

Kebijakan Kesehatan Mental di Indonesia

Kualitas Hidup yang Berhubungan dengan Kesehatan dan Pemanfaatan Perawatan Kesehatan

Analisis Kebijakan Pendekatan Perawatan Kesehatan Primer di Liberia

Semua Artikel

Berita Terbaru

Kades Dan UPT Puskesmas Posek Jalin Kerjasama Peningkatan Pelayanan Kesehatan

18 October 2022

Dinkes Kulon Progo diminta mengevaluasi pelayanan pasien Puskesmas Wates

18 October 2022

Puskesmas Ambal-ambil Kejayan Buat Inovasi Ini agar Warga Tak BAB di Sungai

13 October 2022

Puskesmas Grabagan Gandeng Yayasan ADRA Gelar Diskusi Interaktif Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

13 October 2022

Bangkalan Menuju UHC, Seluruh Puskesmas Diberi Pemahaman Aplikasi E DABU

11 October 2022

Semua Berita

Berita

Kades Dan UPT Puskesmas Posek Jalin Kerjasama Peningkatan Pelayanan Kesehatan

18 October 2022

Dinkes Kulon Progo diminta mengevaluasi pelayanan pasien Puskesmas Wates

18 October 2022

Puskesmas Ambal-ambil Kejayan Buat Inovasi Ini agar Warga Tak BAB di Sungai

13 October 2022

Puskesmas Grabagan Gandeng Yayasan ADRA Gelar Diskusi Interaktif Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

13 October 2022

Bangkalan Menuju UHC, Seluruh Puskesmas Diberi Pemahaman Aplikasi E DABU

11 October 2022

index berita

  • Home
  • Tentang Kami
  • Jurnal
  • Arsip Pengantar