• Home
  • Tentang Kami
  • Jurnal
  • Arsip Pengantar
19 Nov2018

Penelitian Manajemen KIA dan Kualitas ANC Kabupaten Kepahiang di Puskesmas Kabawetan

19/11/2018. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Kepahiang

Reportase

Penelitian Manajemen KIA dan Kualitas ANC Kabupaten Kepahiang di Puskesmas Kabawetan (Non PONED)

16 November 2018

 

Penelitian manajemen KIA dan kualitas ANC di Puskesmas Kabawetan diselenggarakan untuk mengidentifikasi gambaran, kondisi dan akar masalah serta memotret pelayanan tentang kesehatan Ibu di wilayah kerja Puskesmas Kabawetan. Penelitian ini dilakukan oleh tim peneliti PKMK UGM 1 orang dan 1 anggota enumerator dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang. Pihak Puskesmas Kebawetan yang terlibat dalam penelitian ini yaitu perwakilan kepala puskesmas, koordinator bidan, bidan KIA serta 3 orang ibu hamil. Agenda penelitian ini berupa penjelasan, wawancara kepada koordinator bidan puskesmas dan bidan desa KIA, serta FGD dengan 3 ibu hamil. Peneliti melihat data sekunder untuk memperkuat data yang diperoleh.

Puskesmas-Kabawetan-1

Gambar 1. Pemaparan penelitian dari tim peneliti

Pertemuan diawali dengan sambutan dari dokter Puskemas Kabawetan dilanjutkan dengan sambutan dari dinas kesehatan, dan penjelasan dari tim peneliti tentang konsep dan tujuan penelitian yang diadakan di Puskesmas Kabawetan. Penelitian ini bertujuan mengatasi kesehatan ibu dengan menggunakan metode pendekatan terintregasi dan terkendali penuh dalam program kesehatan ibu yang berorientasi pada dampak. Orientasi pada output sendiri digunakan untuk mengatasi kematian pada ibu. Jika sebatas melihat output hanya sampai SPM dan cakupan saja maka kematian ibu ataupun anak tidak akan bisa diselesaikan. Penelitian ini sendiri memotret gambaran pelayanan kesehatan ibu dan kondisi kesehatan ibu serta masalah kesehatan ibu di Puskesmas Kabawetan. Konsep dalam penelitian ini adalah bagaimana menjaring wanita usia subur risiko tinggi dan bagaimana mengelolanya, sampai pelayanan ibu nifas.

Puskesmas-Kabawetan-2

Gambar 2. Pelaksanaan FGD kepada ibu hamil

Proses FGD diikuti oleh 3 orang ibu hamil dan mereka merupakan kategori ibu risti, satu orang pernah mengalami keguguran dan 2 orang mempunyai penyakit penyerta. Ibu hamil melakukan konsultasi rutin, 2 orang ibu hamil risti menggunakan KB suntik dan satu ibu menggunakan KB kondom. Terdapat perlakuan khusus bagi ketiga ibu risti seperti konsultasi, kunjungan, dan pengobatan bila memungkinkan.  Ada perlakuan khusus untuk bumil risti termasuk setelah nifas, didatangi bidan desa pagi dan sore saat nifas termasuk memandikan bayi. 2 orang ibu hamil direncanakan untuk SC di RSUD Curup, sudah diminta untuk menyiapkan donor darah. Sedangkan untuk  ibu hamil risti yang lain direncanakan untuk melakukan persalinan di puskesmas agar rujukan mudah. Pelayanan di Puskesmas kabawetan lebih bagus  dibandingkan Puskesmas Pasar Kepahiang, bidan wilayah kerja (wilker) Puskesmas Kabawetan selalu mencari bumil untuk ANC. Bumil menyatakan bahwa pelayanan puskesmas sudah bagus, dan berharap agar puskesmas mempertahankan pelayanan prima.

Puskesmas-Kabawetan-3

Gambar 3. Wawancara kepada koordinator bidan dan bidan KIA

Peneliti melakukan wawancara kepada koordinator bidan dan bidan desa. Pertanyaan wawancara dimulai dari penjaringan sampai pelayanan kepada ibu nifas. Tenaga kesehatan harus menjaring Wanita Usia Subur (WUS) yang beresiko tinggi (risti) dan mengelola WUS risti tersebut. Kedua, ketika dia hamil harus siap atau layak untuk hamil. kemudian apakah anak SMP dan SMA di – screening oleh UKS. Ketiga, apakah telah ada penanganan khusus bagi wanita risti dan bumil risti. Keempat, apakah ada penanganan khusus bumil risti, artinya bagaimana rujukan terencananya bumil risti. Kemudian apakah ada pelayanan ekstra bagi daerah prioritas. Terakhir adalah bagaimana pelayanan kesehatan bagi ibu nifas risti. Apakah ibu nifas risti mendapatkan pelayanan ekstra dibandingkan ibu nifas normal. Berdasarkan wawancara, belum ada rujukan terencana dan belum menggunakan call center. Penjaringan, dan pelayanan antenatal serta nifas di Puskesmas Kebawetan sangat baik. Pasien dan keluarga di wilayah kerja Puskesmas Kebawetan pernah memanfaatkan RTK yang berada di dekat RS Kepahiang walau hanya satu kali.

 

Reportase : Achmad Djunawan, MPH

 

Continue Reading No Comments

19 Nov2018

Penelitian Manajemen KIA dan Kualitas ANC Kabupaten Kepahiang di Puskesmas Muara Langkap

19/11/2018. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Kepahiang

Reportase

Penelitian Manajemen KIA dan Kualitas ANC Kabupaten Kepahiang di Puskesmas Muara Langkap (Non PONED)

15 November 2018

 

Penelitian manajemen KIA dan kualitas ANC di Puskesmas Muara Langkap bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran, kondisi dan akar masalah serta memotret pelayanan tentang kesehatan Ibu. Penelitian ini dilakukan oleh tim peneliti PKMK FK-KMK UGM 2 orang, 1 anggota enumenator dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang. Pihak puskesmas Muara Langkap yang menjadi narasumber yaitu kepala puskesmas, koordinator bidan, bidan desa, bidang gizi dan bidang promkes. serta 3 orang ibu hamil. Agenda penelitian ini berupa wawancara kepada kepala puskesmas, koordinator bidan puskesmas, bidan desa. Peneliti melihat kondisi puskesmas dan data sekunder untuk memperkuat informasi yang diperoleh.

Puskesmas-Muara-Langkap-1

Gambar 1. Pemaparan penelitian dari tim peneliti

Pertemuan diawali dengan sambutan dari dokter Taufan selaku Kepala Puskesmas Muara Langkap dilanjutkan dengan penjelasan dari tim peneliti tentang konsep dan tujuan penelitian yang diadakan di puskesmas Muara Langkap dalam mengatasi kesehatan ibu. Penanganan kesehatan ibu yang dimaksud dengan menggunakan metode pendekatan terintregasi dan terkendali penuh dalam program kesehatan ibu yang berorientasi pada dampak. Jika hanya melihat output sampai SPM dan cakupan saja maka perdarahan, komplikasi, dan penyakit lain tidak terawasi dan akhirnya terjadi kematian ibu. Prinsip penelitian adalah wanita hamil dianggap normal jika berusia diatas 20 tahun. Kondisi ibu pada waktu partus dianggap sebagai ibu risti maka perlu adannya penanganan khusus. Konsep penelitian ini dimulai dari penjaringan sampai kepada ibu nifas. Artinya kita harus menjaring Wanita Usia Subur (WUS) yang beresiko tinggi. Sehingga ketika dia hamil harus siap atau layak untuk hamil. Kita juga akan melihat  apakah anak SMP dan SMA di-screening oleh UKS.

Puskesmas-Muara-Langkap-2

Gambar 2. Pelaksanaan FGD kepada ibu hamil

Proses FGD diikuti oleh 3 orang ibu hamil, dimana mereka merupakan kategori ibu risti, 2 orang pernah mengalami keguguran dan 1 orang mempunyai penyakit penyerta, 1 orang dengan kategori risti usia dan 1 orang mempunyai kelaian pinggul sempit. Pada pelaksanaan FGD ini diketahui bahwa ibu tersebut belum pernah mendapatkan penjaringan tentang resiko usia pada ibu hamil. Terdapat 1 orang ibu hamil padahal sudah melakukan KB. Pendampingan khusus bagi ibu hamil risti yang memiliki penyakit khusus seperti dilakukan pemulihan dan pengobatan dahulu belum dilakukan. Pemeriksaan 10 T sebagian belum dilakukan yaitu pada poin pemeriksaan denyut jantung janin karena ketersediaan alat yang belum ada. Pada pemeriksaan laboratorium untuk cek darah sudah dilakukan namun untuk pemeriksaan urine dan USG belum bisa dilakukan karena keterbatasan ketersediaan alat dan SDM yang mengoperasikannya. Puskesmas belum melakukan rujukan terencana terhadap bumil risti, namun sebagaian ibu disarankan bersalin di Puskesmas Muara Langkap namun ibu yang lain disarankan bersalin di RS dan 1 ibu disarankan untuk operasi di RS. Bagi ibu risti untuk rujukan terencana persalinan dilakukan di puskesmas dan RSUD belum dilakukan. Koordinasi antara puskesmas dan RSUD tentang kasus dan HPL ibu Risti belum berjalan.

Puskesmas-Muara-Langkap-3

Gambar 3. Wawancara kepada kepala TU puskesmas, koordinator bidan dan bidan desa

Pertanyaan wawancara kepada kepala puskesmas, koordinator bidan, dan bidan desa dimulai dari penjaringan hingga pelayanan kepada ibu nifas. Tenaga kesehatan harus menjaring Wanita Usia Subur (WUS) yang beresiko tinggi (risti) dan mengelola WUS risti tersebut. Kedua, ketika dia hamil harus siap atau layak untuk hamil. kemudian apakah anak SMP dan SMA di-screening oleh UKS. Ketiga, apakah telah ada penanganan khusus bagi wanita risti dan bumil risti. Keempat, apakah ada penanganan khusus bumil risti, artinya bagaimana rujukan terencananya bumil risti. Kemudian apakah ada pelayanan ekstra bagi daerah terluar yang sulit dijangkau. Terakhir adalah bagaimana pelayanan kesehatan bagi ibu nifas risti. Apakah ibu nifas risti mendapatkan pelayanan ekstra dibandingkan ibu nifas normal.

 Puskesmas-Muara-Langkap-4

Gambar 4. Tinjauan ke tempat bersalin di puskesmas dan RTK wilayah puskesmas Muara Langkap

Peneliti mengunjungi rumah tunggu kelahiran yang berada di dekat gedung Puskesmas Muara Langkap. Rumah tunggu kelahiran tersebut merupakan bekas gedung Puskesmas Muara Langkap sebelum pindah ke gedung baru. Gedung rumah tunggu kelahiran tersebut pernah menjadi sengketa sebelum akhirnya dikelola kembali oleh puskesmas. Kondisi bangunan tersebut cukup kokoh dan bersih. RTK cukup luas sehingga cukup untuk keluarga pasien datang menginap saat mengantar. Peralatan di dalam ruang bersalin atau nifas tersebut cukup lengkap. Di dalam rumah tunggu kelahiran tersebut terdapat satu ruang ruang tamu yang sangat luas sehingga dapat digunakan untuk singgah keluarga maupun kerabat pasien. Di dalam rumah tunggu kelahiran terdapat juga ruangan yang digunakan bidan untuk tinggal. Terdapat bidan 24 jam yang siap melayani di rumah tunggu kelahiran tersebut.

Puskesmas-Muara-Langkap-5

Gambar 5. Peninjuan UKS di MAN wilayah Puskesmas Kepahiang

Gambar 5 merupakan kegiatan tanya jawab untuk mendukung data yang diperoleh dari tim peneliti FK-KMK UGM mengenai penjaringan WUS risti serta memotret kerja sama antara puskesmas dan UKS. Kegiatan ini dimulai dari sambutan penjelasan dari serorang tim peneliti tentang masksud dan tujuan datang ke UKS. Kemudian dilanjutkan oleh sesi tanya jawab. puskesmas telah bekerjasama dengan UKS dan rutin 1 – 2 bulan sekali untuk mengunjungi sekolah. Sudah dilakukan kegiatan pemberian penyuluhan tentang kesehatan reproduksi, bagi siswi putri diberikan Fe, dan penyuluhan kesehatan reproduksi, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala 6 bulan sekali. Namun diperoleh informasi tentang pengawasan langsung oleh UKS & puskesmas meminum tablet FE di sekolah belum dilaksanakan (tanpa pengawasan langsung oleh UKS & puskesmas). Serta mengetahui kerja sama yang dilakukan puskesmas dengan UKS yang ada di MAN. Kondisi UKS untuk ruangan cukup luas walaupun sederhana namun sudah terta dengan rapi.

 

Reportase: Achmad Djunawan, MPH

Continue Reading No Comments

19 Nov2018

Penelitian Manajemen KIA dan Kualitas ANC Kabupaten Kepahiang di Puskesmas Bukit Sari

19/11/2018. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Kepahiang

Reportase

Penelitian Manajemen KIA dan Kualitas ANC Kabupaten Kepahiang di Puskesmas Bukit Sari (Non PONED)

16 November 2018

Penelitian manajemen KIA dan kualitas ANC di Puskesmas Bukit Sari diselenggarakan dalam rangka untuk mengidentifikasi gambaran, kondisi dan akar masalah serta memotret pelayanan tentang kesehatan Ibu di Bukit Sari. Penelitian ini dilakukan oleh tim peneliti PKMK FK-KMK UGM 2 orang dan 2 anggota enumenator dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang. Pihak puskesmas Bukit Sari yang terlibat dalam penelitian ini yaitu Kepala Puskesmas Bukit Sari, koordinator bidan puskesmas, bidan puskesmas  beserta dokter umum dan bidan desa yang berada di Bukit Sari dan 3 orang ibu hamil. Agenda penelitian ini berupa wawancara kepada kepala puskesmas, koordinator bidan puskesmas, bidan desa. Dengan melihat data sekunder yang memperkuat data yang diperoleh.

Puskesmas-Bukit-Sari-1

Gambar 1. Pemaparan penelitian dari tim peneliti

Pertemuan diawali dengan sambutan dari Kepala Puskesmas Bukit Sari di puskesmas Bukit Sari dilanjutkan dengan pemaparan dari salah satu tim peneiliti dari PKMK FK – KMK UGM tentang mengatasi kesehatan ibu dengan menggunakan metode pendekatan terintregasi dan terkendali penuh dalam  program  kesehatan ibu yang berorientasi pada dampak. Penekanan jika hanya melihat output sampai SPM dan cakupan saja mengakibatkan masih ada kasus perdarahan dan akhirnya terjadi kematian ibu. Prinsip penelitian ini adalah wanita hamil dianggap normal jika berusia diatas 20 tahun. Kondisi ibu pada waktu partus dianggap sebagai ibu risti maka perlu adanya penanganan khusus. Penelitian ini dimulai dari penjaringan sampai kepada ibu nifas. Artinya kita harus menjaring Wanita Usia Subur (WUS) yang beresiko tinggi. Kedua, ketika dia hamil harus siap atau layak untuk hamil. Kemudian apakah anak SMP dan SMA discreening oleh UKS. Selanjutnya bagaimana pelayanan untuk ibu risti, ada tidak rujukan terencana sampai bagaimana dangan perlakuan pada ibu nifas serta pemanfaatan Rumah Tunggu kelahiran yang berada sebelum RSUD.

Puskesmas-Bukit-Sari-2

Gambar 2. Pelaksanaan FGD kepada ibu hamil

Proses FGD diikuti oleh 3 orang ibu hamil dan mereka merupakan kategori ibu risti, 1 orang pernah mengalami keguguran dan anemia, 1 orang memiliki asma, sedangkan 1 orang lagi ibu risti dengan kategori usia dibawah 20 tahun. Pada pelaksanaan FGD ini diketahui bahwa ibu tersebut belum dilakukan penjaringan tentang resiko usia pada ibu hamil dan 3 orang ibu hamil sudah melakukan KB. Tapi pendampingan khusus bagi ibu hamil risti yang memiliki penyakit khusus seperti dilakukan pemulihan dan pengobatan dahulu belum dilakukan yaitu pada kasus asma, pada ibu hamil yang anemia hanya dengan pemberian tablet Fe. Pemeriksaan 10 T sebagian belum dilakukan yaitu pada pemeriksaan rahim, denyut jantung bayi, pemeriksaan laboratorium, penyuluhan dan temu wicara. Pada pemeriksaan laboratorium untuk cek darah sudah dilakukan namun hanya untuk mengetahui golongan darah saja, sedangkan untuk pemeriksaan urine dan USG belum bisa dilakukan karena keterbatasan ketersediaan alat dan SDM yang mengoperasikannya. Puskesmas belum melakukan rujukan terencana, ibu hamil risti disarankan persalinan di poskesdes. Rujukan terencana persalinan bagi ibu risti dilakukan di puskesmas Poned dan RSUD belum dilakukan ini diakrenakan puskesmas PONED belum jalan dan jarak ke RS dekat. koordinasi antara puskesmas dan RSUD tentang kasus dan HPL ibu risti belum berjalan.

Puskesmas-Bukit-Sari-3

Gambar 3. Wawancara kepada kepala puskesmas, koordinator bidan dan bidan desa

Wilayah kerja puskesmas ada 8 desa dan terdapat 4 SD serta 1 SMP. Puskesmas tidak melakukan prioritas untuk desa, WUS, PUS, dan sekolah yang ada diwilayah puskesmas. Puskesmas belum melakukan MOU dengan KUA, tapi setiap Catin yang ingin menikah wajib ke puskesmas untuk periksa dan mendapat edukasi. Kematian bayi pada 2016 yaitu 3 bayi, pada 2017 ada 7 bayi, per Oktober 2018 tidak ada kematian bayi. Kematian ibu ditemukan pada 2016 namun di data profil tidak ada. Kegiatan yang dilakukan di desa yaitu poskesdes, polindes   oleh bidan desa, berkoordinasi tenaga gizi dan petugas laboran puskesmas. Rata – rata ibu hamil di wilayah kerja puskesmas mengalami KEK. Petugas gizi dari puskesmas dan bidan desa telah berkoordasi dengan memberikan roti, susu di 3 bulan pertama setelah di deteksi kehamilannya. Monev dilakukan akhir desember atau awal januari dengan melihat apakah capaian kegiatan telah tercapai ( apa hambatan dan sasaran telah tercapai belum) dan rencana kegiatan tahun berikutnya. Masyarakat di wilayah kerja puskesmas memiliki hari libur pasar yaitu pada  Kamis, sehingga banyak kegiatan desa yang dilakukan.

Puskesmas-Bukit-Sari-4

Gambar 4. Tinjauan ke tempat bersalin POSKESDES puskesmas tentang Bukit Sari

Peninjauan poskesdes dilakukan untuk melihat kondisi tempat bersalin yang digunakan ibu hamil normal dan ibu hamil risti. Ibu hamil menjelang partus dan pasca persalinan tidak ada yang menginap di poskesdes jadi ini hanya sebagai tempat saat bersalin, kemudian setelah 6 jam persalinan ibu langsung dibawa pulang ke rumah. Tempat bersalin dan peralatan yang digunakan untuk menolong persalinan masih sangat sederhana. Akses ke poskesdes sudah mudah namun harus menanjak tinggi, kondisi depan poskesdes seperti rawa dan jalan didepannya belum diaspal tidak bisa dilalui oleh mobill. Sedangkan untuk perairan masih sulit, untuk air menggunakan mata air yang dipasangkan dengan pipa namun kadang airnya keruh dan macet jadi 2 hari sekali baru keluar air. Lokasi poskesdes ini tidak jauh dari puskesmas Bukit Sari yaitu berada dibawahnya puskesmas.  Poskesdes ini berdiri dari iuran bidan desa di wilayah Bukit Sari, sewa rumah per tahun seharga 3 juta dan yang bertanggung jawab di poskesdes adalah bidan desa langsung.

Reporter: Rima dan Anita (PKMK UGM)

Continue Reading No Comments

19 Nov2018

Kunjungan Penelitian Manajemen KIA di Puskesmas Embong Ijuk Kabupaten Kepahiang

19/11/2018. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Kepahiang

Reportase

Kunjungan Penelitian Manajemen KIA di Puskesmas Embong Ijuk Kabupaten Kepahiang, Bengkulu

14 November 2018

Penelitian di Puskesmas Embong Ijuk diselenggarakan dalam rangka mengidentifikasi gambaran, kondisi dan akar masalah serta memotret tentang pelayanan kesehatan ibu. Pengumpul data yaitu 1 tim dari PKMK UGM didampingi 1 orang dari dinas. Kegiatan ini berlangsung kurang lebih selama 2 – 3 jam. Kunjungan ini dihadiri oleh tim peneliti PKMK FK – KMK UGM, petugas RSUD baik kepala puskesmas, staf, bidan dan bumil risti. Tim PKMK dalam kunjungan ini memberikan penjelasan tentang fokus penelitian yaitu pendekatan terintregasi dan terkendali penuh dalam program kesehatan ibu yang berorientasi pada dampak.

Puskesmas-Embong-Ijuk-1

Gambar 1. Pemaparan penelitian oleh tim peneliti

Untuk fokus penelitian ini dimulai dari penjaringan sampai kepada ibu nifas. Artinya kita harus menjaring Wanita Usia Subur (WUS) yang beresiko tinggi. Kedua, ketika dia hamil harus siap atau layak untuk hamil. kemudian apakah anak SMP dan SMA di -screening oleh UKS. Jadi pola pikir mulai dari hulu. Kemudian nantinya akan diperiksa ANC 10T, mekanisme rujukan terencana dan rujukan emergency. WUS SMP dan SMA apabila sudah akhil baligh akan dipersiapkan dahulu bila ada anemia, TB atau penyakit lainnya harus diobati dulu. Sedangkan, untuk WUS risti harus ditangani terlebih dahulu. Bila terdapat Ibu Resiko Tinggi (Risti) harus ada rujukan terencana baik rujukan ketika hamil maupun pada saat partus. Lalu ibu risti yang operasi caesar harus sudah ada rujukan terencana dengan RS, Rujukan tidak harus rumah sakit bisa saja dirujuk di Puskesmas PONED. Melakukan penjaringan terhadap catin risti juga dilakukan di puskesmas. Selain itu, peneliti melihat data sekunder untuk memperkuat informasi yang diperoleh.

Puskesmas-Embong-Ijuk-2

Gambar 2. Wawancara dengan Kepala Puskesmas, bidan koordinator, penanggung jawab UKM

Wilayah kerja Puskesmas Embong Ijuk ada 5 desa yaitu Desa Gunung Agung, Embong Ijuk, Air Raman, Kota Agung dan Talang Sawah. Desa yang paling jauh dan memiliki akses jalan yang sulit adalah Desa Talang Sawah. Desa Embong Ijuk penyumbang WUS dan PUS sebanyak 23 hingga Oktober 2018. Kematian bayi per Oktober 2018 ada 3 bayi di Desa Embong Ijuk adalah sebagai berikut:

  • IUFD 7 bulan, ibu yang hamil tidak pernah periksa ke puskesmas, tetapi ke BPS Keban Agung, sudah di home visit agar melakukan kunjungan ke puskesmas dan berkonsultasi ke puskesmas tidak mau.
  • Kelainan anmesepalus (tidak ada tempurung kepala) hasil USG diketahui ketika 8 bulan, melakukan pemeriksaan merujuk ke RSUD Kepahiang dan dirujuk ke Rumah Sakit M. Yunus Bengkulu
  • Asfiksia berat di RSUD kepahiang, lahir di puskesmas, Apgar 3, di RSUD Kepahiang 1 hari satu malam lalu meninggal

Kegiatan program PUS dan WUS yang dilakukan antara laindengan konseling 4T, konseling catin danmenjalin MOU dengan KUA. Puskesmas melakukan konseling utnuk remaja hamil umur 15 – 19 tahun 21 orang, dan ibu bersalin 13 orang. Puskesmas Tebat Karai mempunyai wilayah kerja 6 SD dan 2 SMP Kegiatan yang dilakukan adalah penjaringan kesehatan pada awal tahun, untuk anak SD dibuat kader dokter kecil yang diberi pelatihan dan guru di SD ada 2 yang diberi pelatihan karena hanya 2 SD yang memiliki UKS (MIS Embong Ijuk dan SD Kota Agung). Di SMP yang ada di wilayah puskesmas 2 SMP tidak memiliki UKS melakukan pemeriksaan di kelas. Pemeriksaan secara berkala untuk anak SMP, adapun jenis pemeriksaannya adalah pemeriksaan kebersihan diri, pemeriksaan status gizi, pemeriksaan tanda vital (suhu tubuh, tekanan darah, pernafasan, denyut nadi, jantung dan paru), pemeriksaan gangguan kesehatan mata (ketajaman pengliahatan, resiko infeksi dan buta warna), pemeriksaan gangguan pendengaran, pemeriksaan gangguan kesehatan gigi dan mulut, pemeriksaan gaya hidup, pemeriksaan kebugaran jasmani, pemeriksaan kesehatan mental, pemeriksaan kesehatan intelegensi, dan pemeriksaan kesehatan reproduksi.

Puskesmas-Embong-Ijuk-3

Gambar 3. Wawancara denga bumil risti

Bumil yang datang berusia beragam, yaitu 37 tahun, 24 tahun dan 40 tahun. Dua bumil risti, yaitu usia 40 tahun dengan hipertensi dan 37 tahun dengan riwayat abortus, sudah diedukasi untuk menjaga pola makan, minum obat teratur, serta diberikan pendukung lain untuk menjaga kehamilannya oleh dokter dan bidan desa. ANC puskesmas telah dilaksanakan. Sedangkan, Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) di puskesmas tidak berjalan karena banyak bumil memiliki keluarga yang berada di sekitar puskesmas sehingga pemanfaatan rumah tunggu tidak ada. Call Center untuk emergency baru 1 bulan berjalan dan siap 24 jam serta adakoordinasibersamaambulance Puskesmas Keban Agung. Namun jika ambulance puskesmas tidak bisa digunakan, setiap desa memiliki mobil kadesyang siap membantu bumil yang akan persalinan. Koordinasi antara call center, bidan desa dan kades di wilayah kerja Puskesmas Embong Ijuk sudah berjalan dengan baik.

Reportase: Anita Meiriana, MPH

Continue Reading No Comments

19 Nov2018

Penelitian Manajemen KIA dan Kualitas ANC Kabupaten Kepahiang di Puskesmas Batu Bandung

19/11/2018. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Kepahiang

Reportase

Penelitian Manajemen KIA dan Kualitas ANC Kabupaten Kepahiang

 di Puskesmas Batu Bandung (Non PONED)

14 November 2018

 

Penelitian pada Puskesmas Batu Bandung diselenggarakan dalam rangka mengidentifikasi gambaran, kondisi dan akar masalah serta memotret pelayanan tentang kesehatan Ibu. Penelitian ini dihadiri oleh tim peneliti PKMK FK – KMK UGM 1 orang, 1 anggota enumenator dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang dan pihak Puskesmas Batu Bandung, yaitu Santi Riana (Bidan), Sakni Ekaputra (Bagian TU), Reka Sumanti (Bidan), dr Bayu, serta 3 orang ibu hamil. Agenda penelitian ini berupa wawancara kepada kepala puskesmas, bidan koordinator, dan bidan desa. Kepala puskesmas dan bidan koordinator tidak dapat menghadiri wawancara maka digantikan oleh bagian manajemen, dokter, dan bidan puskesmas. Selain itu penelitian ini melihat data sekunder untuk memperkuat informasi yang diperoleh.

Puskesmas-Batu-Bandung-1

Gambar 1. Peneliti melakukan wawancara kepada bidan dan staf manajemen (TU)

Pertemuan diawali dengan sambutan dari Sakni Ekaputra selaku staf TU Puskesmas Batu Bandung dilanjutkan dengan penjelasan dari tim peneliti tentang konsep dan tujuan penelitian dilaksanakan di Puskesmas Batu Bandung dalam mengatasi kesehatan ibu dengan menggunakan metode pendekatan terintregasi dan terkendali penuh dalam program kesehatan ibu yang berorientasi pada dampak. Penelitian ini memotret gambaran pelayanan kesehatan ibu dan kondisi kesehatan ibu serta masalah tentang kesehatan ibu di Puskesmas Batu Bandung. Prinsip penelitian wanita hamil dianggap normal di atas usia 20 tahun. Kondisi ibu pada waktu partus dianggap sebagai ibu risti maka perlu adannya penanganan khusus.

Penelitian ini dimulai dari penjaringan sampai pelayanan kepada ibu nifas. Tenaga kesehatan harus menjaring Wanita Usia Subur (WUS) yang beresiko tinggi (risti) dan mengelola WUS ristitersebut. Poin kedua, ketika dia hamil harus siap atau layak untuk hamil. Kemudian apakah anak SMP dan SMA discreening oleh UKS. Ketiga, apakah telah dilakukan penanganan khusus bagi bumil risti. Keempat, apakah ada penanganan khusus bumil risti, artinya bagaimana rujukan terencana bumil risti. Terakhir adalah bagaimana pelayanan kesehatan bagi ibu nifas risti. Apakah ibu nifas risti mendapatkan pelayanan ekstra dibandingkan ibu nifas normal.

Puskesmas-Batu-Bandung-2

Gambar 2. Kondisi rumah bersalin dan rumah nifas

Peneliti mengunjungi rumah bersalin dan rumah nifas yang berada di sebalah gedung Puskesmas Batu Bandung. Rumah bersalin tersebut merupakan rumah dinas dokter yang dialihfungsikan. Kondisi bangunan tersebut cukup kokoh dan bersih. Peralatan di dalam rumah bersalin atau nifas tersebut cukup lengkap. Di dalam rumah tersebut terdapat ruang tamu yang dapat digunakan untuk singgah keluarga dekat ibu. Keluarga jauh dapat menggunakan rumah tetua yang berada di depan puskesmas.

Puskesmas-Batu-Bandung-3

Gambar 3. Wawancara kepada 3 bumil

Proses wawancara diikuti oleh 3 orang ibu hamil. Dua ibu hamil termasuk dalam kategori ibu risti kategori umur (<20 tahun) sedangkan satu lagi merupakan bumil normal. Bumil normal tersebut sebelumnya merupakan bumil risti KEK yang telah mendapatkan penanganan. Pada pelaksanaan wawancara ini diketahui bahwa belum dilakukan penjaringan pada ibu tersebut seperti penyuluhan tentang resiko usia pada ibu hamil. Satu orang ibu hamil sudah melakukan KB. Bidan telah melakukan pemeriksaan 10 T. 36. Salah satu bidan puskesmas merangkap BPM, bumil <20 thn diarahkan untuk melahirkan di bidan praktek mandiri. Dua ibu hamil karena “kecelakaan”. Satu bumil mengatakan belum pernah ada penyuluhan reproduksi di SMP, sedangkan satu bumil yang lain mengatakan pernah ada penyuluhan reproduksi. Lama waktu pemeriksaan ANC yang didapatkan oleh bumil sekitar 10 – 15 menit.

 

Reportase : Achmad Djunawan, MPH

Continue Reading

  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
Artikel Terbaru

Memahami Peran Paramedis dalam Perawatan Primer

Kajian Ketidaksetaraan Kesiapan Pelayanan dan Pengetahuan Provider di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia

Kebijakan Kesehatan Mental di Indonesia

Kualitas Hidup yang Berhubungan dengan Kesehatan dan Pemanfaatan Perawatan Kesehatan

Analisis Kebijakan Pendekatan Perawatan Kesehatan Primer di Liberia

Semua Artikel

Berita Terbaru

Kades Dan UPT Puskesmas Posek Jalin Kerjasama Peningkatan Pelayanan Kesehatan

18 October 2022

Dinkes Kulon Progo diminta mengevaluasi pelayanan pasien Puskesmas Wates

18 October 2022

Puskesmas Ambal-ambil Kejayan Buat Inovasi Ini agar Warga Tak BAB di Sungai

13 October 2022

Puskesmas Grabagan Gandeng Yayasan ADRA Gelar Diskusi Interaktif Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

13 October 2022

Bangkalan Menuju UHC, Seluruh Puskesmas Diberi Pemahaman Aplikasi E DABU

11 October 2022

Semua Berita

  • Home
  • Tentang Kami
  • Jurnal
  • Arsip Pengantar