• Home
  • Tentang Kami
  • Jurnal
  • Arsip Pengantar
08 Oct2018

Pengantar: 9 – 15 Oktober 2018

08/10/2018. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Arsip Pengantar, Pengantar

Pengaruh Waktu Kunjungan Antenatal Care terhadap Kesehatan Ibu dan Bayi di Negara Berkembang

WHO merekomendasikan ibu hamil untuk mulai melakukan kunjungan antenatal care (ANC) pada usia kehamilan kurang dari 12 minggu atau biasa disebut ANC dini. Layanan ANC dini memberikan kesempatan penting bagi penyedia layanan kesehatan untuk memberikan perawatan, dukungan, dan informasi pada ibu hamil di trimester pertama kehamilan (WHO, 2017). Waktu kunjungan layanan antenatal pertama juga sangat penting untuk memastikan hasil kesehatan yang optimal untuk ibu dan anak (Moller et al, 2017). Namunfaktanya tidak semua ibu hamil melakukan kunjungan ANC pada awal kehamilan.

Penelitian yang dilakukan Konje, et al (2018) menjelaskan meskipun kunjungan antenatal care mampu memberikan manfaat yang signifikan terhadap komplikasi selama kehamilan, tidak semua ibu hamil melakukan kunjungan ANC tepat waktu. Temuan Konje dkk menunjukkan akses untuk menjangkau layanan ANC masih menjadi tantangan di negara berkembang. Ibu hamil yang mendapatkan layanan ANC di awal atau di akhir kehamilan saja tidak menjamin kehamilan yang lebih baik.

Selengkapnya

Continue Reading No Comments

03 Oct2018

Pengantar: 2 – 8 Oktober 2018

03/10/2018. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Arsip Pengantar, Pengantar

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2018

Tentang Pedoman Pelaksanaan Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur Kesehatan

Dalam menyelenggarakan infrastruktur bidang kesehatan, pemerintah memerlukan berbagai dukungan dalam bentuk kerjasama dengan badan usaha di luar pemerintah. Hal ini dilakukan agar penyelenggaraan infrastruktur kesehatan dapat berjalan efektif dan efisien. Selain itu, kerjasama ini juga dapat menjadi upaya untuk mendorong partisipasi badan usaha dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Regulasi ini merupakan pedoman bagi instansi pemerintah pusat, instansi daerah dan pemangku kepentingan dalam melaksanakan kerjasama antara pemerintah dan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur kesehatan. Dalam regulasi ini tercantum ruang lingkup kerjasama, penyelenggaraan kerjasama, penanggung jawab proyek, skema pengembalian investasi dan struktur penyediaan infrastruktur kesehatan, serta sistem monitoring dan evaluasi kerjasama.

Selengkapnya

Continue Reading No Comments

25 Sep2018

Pengantar: 25 September – 1 Oktober 2018

25/09/2018. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Arsip Pengantar, Pengantar

Pemanfaatan Pajak Tembakau sebagai Tambahan Pendapatan Sektor Kesehatan

Beberapa waktu yang lalu, Pemerintah RI mengesahkan kebijakan terkait pemanfaatan cukai rokok untuk menambal defisit dana JKN. Pengesahan kebijakan ini mendapat banyak tanggapan dari berbagai kalangan, baik yang mendukung maupun yang menolak kebijakan ini (Kompas, 2018). Pemanfaatan cukai rokok atau pajak tembakau sebagai alternatif pendapatan tambahan di sektor kesehatan sudah banyak dilakukan di berbagai negara di dunia. Meski begitu, perlu ada monitoring dan evaluasi terhadap dampak pemanfaatan sin tax (pajak dosa) semacam ini.

Penelitian yang dilakukan Verguet, et al (2017) menjelaskan pemanfaatan peningkatan pajak tembakau dan area bebas rokok untuk mengurangi kematian dini dan hubungannya dengan pengeluaran biaya kesehatan (out-of-pocket expenditure). Verguet dkk menyebutkan dengan meningkatkan pajak produk tembakau dan larangan merokok di tempat kerja dapat memberikan manfaat besar di sektor kesehatan dan ekonomi di Cina, khususnya bagi masyarakat kurang mampu.

Selengkapnya

Continue Reading No Comments

20 Sep2018

Pengantar: 18 – 24 September 2018

20/09/2018. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Pengantar

Peningkatan Kapasitas Kepemimpinan dan Manajemen melalui Capacity Building

Kapasitas kepemimpinan dan manajemen menjadi kunci penting dalam penguatan sistem kesehatan. Manajemen kesehatan masyarakat sendiri  menjadi pilar dalam pelaksanaan seluruh program intervensi kesehatan yang dilakukan di masyarakat. Melalui manajemen dan keterampilan kepemimpinan yang efektif, penelitian, uji teori, dan inovasi ilmiah dapat dilaksanakan dengan sukses (Willacy dan Bratton, 2017). Kesehatan masyarakat juga memerlukan pemimpin yang memiliki keterampilan dalam menentukan strategi sosial, kemauan politik, dan keterampilan interpersonal yang kuat (Koh dan Jacobson, 2009). Oleh karena itu, perlu ada kegiatan capacitybuilding untuk meningkatkan kapasitas manajemen dan kepemimpinan terhadap pemangku kebijakan maupun pembuat dan pelaksana program kesehatan masyarakat.

Penelitian yang dilakukan Car dan Atun (2017) menjelaskan pelatihan kapasitas manajemen dan kepemimpinan dengan memanfaatkan pembelajaran sistem informasi elektronik atau eLearning. Adapun outcome yang diharapkan dari pelatihan ini antara lain kepuasan pelanggan, perlindungan finansial, efektivitas pelatihan, responsiveness, dan capacity building outcome.

Selengkapnya

Continue Reading No Comments

10 Sep2018

Pengantar: 11 – 17 September 2018

10/09/2018. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Pengantar

Penguatan Manajemen Bencana melalui Peningkatan Ketahanan Sistem Kesehatan

Berbagai jenis bencana, baik alam maupun akibat perilaku manusia, menimbulkan tantangan besar bagi pembangunan dan kesehatan manusia. Bencana memberikan dampak pada kesehatan individu dan masyarakat. Hal tersebut seringkali berat dan bisa menghalangi pencapaian tujuan pembangunan global, regional, dan nasional. Sistem kesehatan yang tangguh dan efektif diharapkan mampu mempersiapkan sebuah kondisi wilayah yang tahan terhadap tekanan dan menanggapi konsekuensi kesehatan masyarakat dari bencana (Kruk et al., 2015). Peningkatan kemampuan sistem kesehatan diperlukan sehingga dapat menghadapi tantangan di berbagai situasi.

Penelitian yang dilakukan Barasa et al (2018) menunjukkan konsep ketahanan yang digunakan dalam makalah terpilih dengan menekankan tidak hanya kapasitas sistem untuk menahan situasi mendadak, tetapi juga kemampuan beradaptasi dan perubahan. Barasa dkk dalam penelitiannya juga menjelaskan ketahanan organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: sumber daya material, kesiapan dan perencanaan, manajemen informasi, jalur kolateral dan redundansi, proses tata kelola, praktik kepemimpinan, budaya organisasi, sumber daya manusia, jejaring sosial dan kolaborasi.

Selengkapnya

Continue Reading No Comments

  • 1
  • ...
  • 39
  • 40
  • 41
  • 42
  • ...
  • 51
Artikel Terbaru

Memahami Peran Paramedis dalam Perawatan Primer

Kajian Ketidaksetaraan Kesiapan Pelayanan dan Pengetahuan Provider di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia

Kebijakan Kesehatan Mental di Indonesia

Kualitas Hidup yang Berhubungan dengan Kesehatan dan Pemanfaatan Perawatan Kesehatan

Analisis Kebijakan Pendekatan Perawatan Kesehatan Primer di Liberia

Semua Artikel

Berita Terbaru

Kades Dan UPT Puskesmas Posek Jalin Kerjasama Peningkatan Pelayanan Kesehatan

18 October 2022

Dinkes Kulon Progo diminta mengevaluasi pelayanan pasien Puskesmas Wates

18 October 2022

Puskesmas Ambal-ambil Kejayan Buat Inovasi Ini agar Warga Tak BAB di Sungai

13 October 2022

Puskesmas Grabagan Gandeng Yayasan ADRA Gelar Diskusi Interaktif Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

13 October 2022

Bangkalan Menuju UHC, Seluruh Puskesmas Diberi Pemahaman Aplikasi E DABU

11 October 2022

Semua Berita

  • Home
  • Tentang Kami
  • Jurnal
  • Arsip Pengantar