• Home
  • Tentang Kami
  • Jurnal
  • Arsip Pengantar
11 Aug2017

Kegiatan Pendampingan Pra Akreditasi Puskesmas Tunabesi

11/08/2017. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Reportase Kegiatan

Reportase

Kegiatan Pendampingan Pra Akreditasi Puskesmas Tunabesi

2 – 3 Agustus 2017

Puskesmas Tunabesi merupakan puskesmas yang berada di Kabupaten Malaka dengan jarak tempuh kurang lebih 2 jam dari daerah Betun. Puskesmas Tunabesi mendapatkan pendampingan pra akreditasi dari sister di Kulon Progo. Sister pendamping dari Kulon Progo terdiri dari empat orang yaitu satu berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, Dra. Neti Viperiati, Apt.,M.Kes dan tiga lainnya dari Puskesmas Sentolo 1, Budi Prasetyo, SKM, Agustinus Karman, S.ST, dan dr. Pinky Lucia Dewi. Kegiatan pendampingan praakreditasi di Puskesmas Tunabesi ini dilakukan pada hari pertama, 2 Agustus 2017 sesuai kesepakatan pertemuan pada tanggal 1 Agustus 2017 di Dinas Kesehatan. Tim sister Kulon Progo berangkat menuju Puskesmas Tunabesi pukul 08.00 WITA dan tiba di Puskesmas Tunabesi pukul 10.00 WITA. Sister pendamping disambut dengan tarian Likurai, yaitu tarian khas Malaka yang dibawakan oleh beberapa tenaga kesehatan di Puskesmas Tunabesi. Selanjutnya kami diberi sambutan dengan penyematan selendang dari kain tenun khas Malaka oleh Kepala Desa Tunabesi, Mikhael Bouk.

Gambar 1 dan 2 Sambutan dengan tarian Likurai dan Penyematan Selendang oleh Kepala Desa

Gambar 1 dan 2 Sambutan dengan tarian Likurai dan Penyematan Selendang oleh Kepala Desa

Setelah itu dilakukan acara pembukaan yang dimulai pukul 10.15 WITA. Acara ini dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, kemudian mars Puskesmas Tunabesi, dan menyanyikan lagu Bagimu Negri. Selain itu pada acara pembukaan ini, Kepala Desa Tunabesi memberikan sambutan pertama yang menyatakan bahwa pihaknya sangat menginginkan puskesmas Tunabesi ini maju dalam memberikan layanan kepada masyarakat dan bisa mendapatkan akreditasi sesuai rencana.

Gambar 3 Menyanyikan MARS Puskesmas Tunabesi

Gambar 3 Menyanyikan MARS Puskesmas Tunabesi

Selanjutnya sambutan dari Kepala Puskesmas Tunabesi, Theresia Imelda. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari perwakilan Dinas Kabupaten Malaka Maria Katharina Boe, Amd.Kep, Tim PKMK UGM Nurrul Ainy, MPH, perwakilan Dinas Kesehatan Kab. Kulon Progo Dra. Neti Viperiati, Apt., M.Kes ,dan terakhir sambutan dari perwakilan Puskesmas Sentolo, Budi Prasetyo, SKM. Setelah itu pemberian kenang-kenangan dari PKM Tunabesi untuk Tim sister dari Kulon Progo dan pemberian kenang-kenangan dari Tim sister Kulon Progo untuk PKM Tunabesi, Malaka. Kemudian melakukan foto bersama sebelum melakukan pendampingan per pokja.

Pendampingan pra akreditasi ini juga dihadiri oleh Kepala Puskesmas Bani-Bani. Puskesmas Bani-Bani adalah puskesmas baru hasil pemekaran dari Puskesmas Tunabesi. Puskesmas ini didirikan karna luas wilayah dari daerah ini cukup luas, sehingga didirikan puskesmas ini agar mudah diakses oleh masyarakat.

Gambar 4 Foto setelah pemberian kenang-kenangan

Gambar 4 Foto setelah pemberian kenang-kenangan

Gambar 5 Foto bersama dengan seluruh tenaga kesehatan Puskesmas Tunabesi

Gambar 5 Foto bersama dengan seluruh tenaga kesehatan Puskesmas Tunabesi

Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan inti yaitu melakukan pendampingan dengan membahas dokumen dari setiap bab akreditasi. Kegiatan ini dimulai pukul 11.15 WITA hingga pukul 17.15 WITA. Semua tim baik dari Kulon Progo maupun Malaka segera membagi diri untuk dilakukan pendampingan per pokja. Tim terbagi menjadi III, yaitu tim pokja I yang didampingi oleh sister Puskesmas Sentolo I, Budi Prasetyo, SKM. Kemudian tim pokja II yang didampingi oleh sister puskesmas Sentolo I, Agustinus Karman, S.ST, dan tim pokja III yang didampingi oleh sister Puskesmas Sentolo I, dr. Pinky Lucia Dewi dan sister Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, Dra. Neti Viperiati, Apt., M.Kes. Pertemuan hari pertama ini dihadiri juga oleh tenaga kesehatan dari Puskesmas Kaputu. Kegiatan pendampingan ini diawali dengan melakukan peninjauan terhadap tata graha yang ada di puskesmas.     

Gambar Tata Graha Puskesmas Tunabesi

Gambar Tata Graha Puskesmas Tunabesi

Kemudian setelah melakukan peninjauan terhadap tata graha, tim sister dari puskesmas dan dinas kesehatan Kab. Kulon Progo, melakukan penjelasan beberapa bagian yang masih belum dipahami oleh tenaga kesehatan yang ada di puskesmas di Kabupaten Malaka, baik Puskesmas Tunabesi maupun Puskesmas Kaputu. Setelah penjelasan dirasa cukup dan dapat dimengerti oleh tenaga kesehatan disana, tim sister melakukan pendalaman dokumen per elemen penilaian dari setiap bab.

Gambar 5 Proses pendampingan POKJA I oleh Sister PKM Sentolo I, Budi Prasetyo, SKM

Gambar 5 Proses pendampingan POKJA I oleh Sister PKM Sentolo I, Budi Prasetyo, SKM

 

Gambar 6 Proses pendampingan POKJA II oleh sister PKM Sentolo 1, Agustinus Karman, S.ST

Gambar 6 Proses pendampingan POKJA II oleh sister PKM Sentolo 1, Agustinus Karman, S.ST

Gambar 7 Proses pendampingan POKJA III oleh sister PKM Sentolo I, dr. Pinky Lucia Dewi dan sister Dinas Kesehatan Kab. Kulonprogo, Dra. Neti Viperiati, Apt.,M.Kes

Gambar 7 Proses pendampingan POKJA III oleh sister PKM Sentolo I, dr. Pinky Lucia Dewi dan sister Dinas Kesehatan Kab. Kulonprogo, Dra. Neti Viperiati, Apt.,M.Kes

Selama proses pendampingan terlihat keaktifan dari beberapa tenaga kesehatan di Puskesmas Tunabesi untuk menanyakan hal-hal yang belum mereka pahami. Diskusi yang cukup panjang menghasilkan hasil self assessment (SA) dari masing-masing pokja sebagai berikut.

POKJA BAB SKOR CAPAIAN
I I 285 48.3%
II 580 47.9%
III 105 32.8%
II IV 120 22.64%
V 290 28.71%
VI 125 43.1%
III VII 670 44.37%
VIII 805 46.80%
IX 130 22.41%

 

Gambaran dari hasil SA ini menghasilkan beberapa rekomendasi yang perlu dilakukan oleh puskesmas Tunabesi agar dapat mendapatkan dapat meningkatkan pelayanan di puskesmas dan memenuhi standar akreditasi puskesmas. Rekomendasi ini antara lain sebagai berikut.

Rekomendasi untuk pokja I :

  1. Melakukan koordinasi lintas sektoral
  2. Perlu kejelasan fungsi tentang pembagian tugas sesuai tanggung jawab
  3. Memberikan umpan balik ke masyarakat tentang kinerja puskesmas
  4. Melibatkan lintas sektor dalam penyusunan RUK dan RPK
  5. Mengkaji lingkungan à limbah medis
  6. Menyusun prosedur pengelolaan keuangan
  7. Melakukan pembenahan terhadap tata graha à menambahkan ruang untuk gudang alat medis
  8. Melakukan pengelolaan lingkungan
  9. Melakukan upaya preventif
  10. Melakukan kaji banding antar puskesmas satu dengan yang lain

Rekomendasi untuk pokja II :

  1. Pendampingan dari Dinkes mengenai akreditasi perlu dijadwalkan
  2. Ketua tim akreditasi atau orang yang memahami tentang akreditasi agar sering memberikan pemahaman mengenai akreditasi dan esensi setiap bab kepada semua anggota
  3. Semua anggota tim akreditasi agar sering membaca konsep akreditasi, esensi setiap bab, dan cara penyusunan dokumen dengan benar
  4. Coordinator pokja 2 agar membuat schedule dan pembagian tugas masing2 beserta target yang harus di capai serta target waktunya

Rekomendasi untuk pokja III :

  1. Dokumen masih banyak dalam bentuk soft file belum di-print harapannya agar segera di-print
  2. Setelah kebijakan dan prosedur disahkan mohon segera dilakukan sosialisasi
  3. Pemenuhan kriteria dilakukan oleh petugas sesuai kompetensi, supaya memahami apa yang dikerjakan
  4. Pendaftaran : membuat informasi dalam bentuk audio ttg informasi pendaftaran dan sarana pelayanan (dalam bahasa yang mudah dimengerti pasien)
  5. Peningkatan pemahaman petugas pemegang program
  6. Ditetapkan kebijakan dan prosedur bab 8 (manajemen penunjang layanan klinis)
  7. Dokumentasikan semua kegiatan untuk bukti telusur
  8. Lakukan PDCA secara berkelanjutan.

Sekian gambaran kegiatan pendampingan pra akreditasi pada hari pertama di Puskesmas Tunabesi. Tetap menjaga semangat dan terus maju menjalani proses karena akan ada hasil yang baik yang diraih jika kita terus menjaga komitmen dan kekompakan kita.

Reporter : Nurrul Ainy, MPH

Continue Reading No Comments

11 Aug2017

Kegiatan Pendampingan Akreditasi di Puskesmas Kaputu

11/08/2017. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Reportase Kegiatan

Reportase

Kegiatan Pendampingan Akreditasi di Puskesmas Kaputu

2-3 Agustus 2017

 pkm-kaputu-1

Puskesmas Kaputu adalah puskesmas yang dikunjungi oleh sister Kulon Progo pada hari terakhir kegiatan yaitu 3 Agustus 2017. Jarak puskesmas Kaputu ini tidak sejauh Puskesmas Tunabesi, tim sister dari Puskesmas Sentolo 1 dan Kulon Progo menempuh perjalanan kurang lebih selama 1 jam. Tim berangkat dari penginapan pukul 07.15 WITA dan sampai pukul 08.30 WITA. Tim sister Kulon Progo didampingi oleh tim dari Dinas Kabupaten Malaka, yaitu Adelina Deasy Nahak, A.MD.Farm dan Maria Katharina Boe, Amd. Kep. Sesampainya di Puskesmas Kaputu, tim dari Puskesmas Kulon Progo disambut oleh seluruh tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Kaputu dan disambut tarian Likurai yang dibawakan tenaga kesehatan Puskesmas Kaputu dan penyematan selendang oleh kepala puskesmas Kaputu, Agatha Ratu. 

Gambar 1 Penyambutan dengan tarian Likurai

Gambar 1 Penyambutan dengan tarian Likurai

 

Gambar 2 Penyematan selendang oleh Kepala Puskesmas Kaputu, Agatha Ratu

Gambar 2 Penyematan selendang oleh Kepala Puskesmas Kaputu, Agatha Ratu

Selanjutnya tim dari Kulon Progo dipersilakan masuk untuk dilakukan pembukaan lanjutan oleh Puskesmas Kaputu. Dalam acara pembukaan lanjutan ini, kegiatan yang dilakukan adalah menyanyikan MARS dari Puskesmas Kaputu dan ditutup dengan pembacaan doa. Kegiatan selanjutnya pendampingan pra akreditasi dari sister Kulonprogo kepada tim di Puskesmas Kaputu yang dihadiri oleh tim dari Puskesmas Tunabesi.

Gambar Kegiatan Pembukaan di Puksesmas Kaputu

Gambar Kegiatan Pembukaan di Puksesmas Kaputu

Selanjutnnya kegiatan dilanjutkan dengan meninjau tata graha puskesmas Kaputu. Setelah itu baru melakukan pendampingan pra akreditasi yang dibagi menjadi tiga tim, yaitu tim Pokja I, Pokja II, dan Pokja III.

Gambar Tata Graha Puskesmas Kaputu

Gambar Tata Graha Puskesmas Kaputu

Gambar Proses pendampingan POKJA I oleh Sister PKM Sentolo I, Budi Prasetyo, SKM

Gambar Proses pendampingan POKJA I oleh Sister PKM Sentolo I, Budi Prasetyo, SKM

Gambar 6 Proses pendampingan POKJA II oleh sister PKM Sentolo 1, Agustinus Karman, S.ST

Gambar 6 Proses pendampingan POKJA II oleh sister PKM Sentolo 1, Agustinus Karman, S.ST

Gambar 7 Proses pendampingan POKJA III oleh sister PKM Sentolo I, dr. Pinky Lucia Dewi dan sister Dinas Kesehatan Kab. Kulonprogo, Dra. Neti Viperiati, Apt.,M.Kes

Gambar 7 Proses pendampingan POKJA III oleh sister PKM Sentolo I, dr. Pinky Lucia Dewi dan sister Dinas Kesehatan Kab. Kulonprogo, Dra. Neti Viperiati, Apt.,M.Kes

Setelah dilakukan pendampingan pra akreditasi selama dua hari ini, kegiatan pendampingan diakhiri dengan pemaparan hasil self assessment (SA) dari Puskesmas Tunabesi dan Puskesmas Kaputu. Berikut hasil SA dari Puskesmas Kaputu.

POKJA BAB SKOR CAPAIAN
I I 285 48.3%
II 580 47.9%
III 105 32.8%
II IV 120 22.64%
V 290 28.71%
VI 125 43.1%
III VII 670 44.37%
VIII 1040 60.47%
IX 130 22.41%

Kegiatan ini dihadiri oleh Kabid Yankes Kab. Malaka, Drg Febriana M Seran dan juga dihadiri oleh camat setempat, Emanuel Yanuarius Kabosu, S.STP. Pemaparan hasil SA ini dipresentasikan oleh masing-masing puskesmas. Pemaparan ini juga ditambah dengan pemaparan rekomendasi. Rekomendasi ini berisi rekomendasi dari masing-masing Pokja. Rekomendasi ini dipaparkan sebagai berikut.

Rekomendasi Pokja I :

  1. Melakukan kajian berbagai masalah, yang ada di masyarakat maupun yang sifatnya program atau kualitas pelayanan kita kepada masyarakat
  2. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai jadwal pelayanan
  3. Tertib administrasi
  4. Mengelola pengarsipan dengan lebih baik
  5. Melakukan perbaikan analisis terhadap SDM, beban kerja, dan formasi pegawai
  6. Melakukan upaya pemenuhan kebutuhan tenaga sesuai dengan syarat pelatihan dalam meningkatkan kompetensi SDM
  7. Melakukan evaluasi terhadap uraian tugas
  8. Melakukan kajian struktural organisasi

Rekomendasi Pokja II :

  1. Koordinator Pokja 2 agar membuat schedule dan pembagian tugas masing – masing beserta target yang harus dicapai serta target waktunya
  2. Segera ditunjuk sekretaris akreditasi dan menyediakan buku yang dibutuhkan seperti buku induk penomeran dokumen
  3. Segera melakukan SMD dan MMD untuk memperoleh masukan dari tokoh masyarakat
  4. Segera melakukan audit internal
  5. Perencanaan pengadaan laptop dan printer

Rekomendasi Pokja III :

  1. Dokumen masih banyak dalam bentuk soft file belum di-print harapannya agar segera di-print
  2. Setelah kebijakan dan prosedur disahkan mohon segera dilakukan sosialisasi
  3. Pemenuhan kriteria dilakukan oleh petugas sesuai kompetensi, supaya memahami apa yang dikerjakan
  4. Pendaftaran : membuat informasi dalam bentuk audio ttg informasi pendaftaran dan sarana pelayanan (dalam bahasa yang mudah dimengerti pasien)
  5. Standar Peralatan (kalibrasi, perawatan)
  6. Penetapan indikator mutu klinis (sumber dari indikator kinerja klinis yang bisa dicapai)
  7. Penetapan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien (menjamin keselmatan pasien sejak masuk hingga meninggalkan puskesmas)
  8. Pelatihan untuk penetapan area prioritas, FMEA, RCA  

Pada saat evaluasi ini didapatkan beberapa masukan untuk Dinas Kesehatan Kab. Malaka. Dalam sambutannya, Drg. Febriana M Seran mengatakan  bahwa akan segera menindaklanjuti hal-hal yang menjadi masukan bagi dinas kesehatan Kab. Malaka dan memberikan motivasi kepada semua tenaga kesehatan yang akan sedang melakukan proses akreditasi. Selain itu, Febriana juga memberikan penekanan-penekanan yang berisi motivasi baik dengan mengatakan “jika Kulon Progo saja bisa dilakukan akreditasi dan mencapai hasil yang baik, mengapa di Malaka tidak bisa.”

Gambar 8 Evaluasi oleh Kabid Yankes Dinkes Kab. Malaka, Drg Febriana M Seran

Gambar 8 Evaluasi oleh Kabid Yankes Dinkes Kab. Malaka, Drg Febriana M Seran

Kemudian camat menyatakan bahwa kecamatan sangat mendukung pelaksanaan akreditasi ini, Hal ini agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang terbaik dari fasilitas kesehatan terdekat yang ada di lingkungan sekitar.

Gambar 9 Penutupan oleh Bapak Camat, Emanuel Yanuarius Kabosu, S.STP

Gambar 9 Penutupan oleh Bapak Camat, Emanuel Yanuarius Kabosu, S.STP

Gambar 10 Berfoto bersama di akhir kegiatan

Gambar 10 Berfoto bersama di akhir kegiatan

Setelah itu kegiatan ditutup dengan melakukan doa, pemberian cinderamata oleh Kepala Puskemas Kaputu kepada sister Kulon Progo dan pemberian kenang-kenangan dari sister Kulon Progo kepada puskesmas Kaputu. Setelah itu, tim sister Kulon Progo berfoto bersama dengan tim dari puskesmas Kaputu dan Tunabesi. Kegiatan ini berakhir pukul 19.00 WITA. Tetap Menjaga semangat dan Teruslah Maju mengikuti Proses.

Reporter : Nurrul Ainy, MPH

Continue Reading No Comments

09 Aug2017

Diskusi Webinar Beban Kerja dan insentif tenaga kesehatan

09/08/2017. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Reportase Kegiatan

Diskusi Webinar

Beban Kerja dan insentif tenaga kesehatan :

Pengalaman di RS dan bagaimana peluangnya di Puskesmas.

Pembicara :

  1. dr Likke Prawidya Putri, MPH
  2. Dr. dr Andreasta Meliala, DPH, M.Kes, MAS

Pembahas :

  1. Kepala Pusrengun SDMK, BPPSDM Kemenkes RI

    Emmilya Rossa, SKM, MPH

  2. Kasubbid Pelayanan Puskesmas, Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer.

    Ganda Raja Partogi Sinaga, MKM

Moderator : Shita Dewi, PHD

Notulensi :

Pembukaan oleh dr. Likke

Latar belakang :

Adakah kaitan antara insentif dan kinerja petugas? Didalam dunia pelayanan kesehatan selama ini dikenal dengan jasa pelayanan atau jasa medis, dimana dokter ataupun perawat mendapatkan pembayaran sesuai dengan pasien yang ditangani. Jadi misalkan saya seorang dokter bekerja disebuh klinik, satu hari mendapatkan sepuluh pasien dan dari satu pasien saya mendapatkan sepuluh ribu, maka saya mendapatkan Rp 100.000 untuk satu hari. Perlakuan seperti ini diberi nama fee for services, fee yang dibayar oleh provider sesuai dengan service yang diberikan. Di era JKN, satu revolusi pembayaran yang dilakukan, dimana ada perubahan dari fee for services menjadi kapitasi, berbeda dengan fee for services, pembayaran kapitasi berdasarkan perkepala pasien dan tidak peduli berapa kali pasiennya datang. Ini merupakan perbedaan utama fee for services dan kapitasi. Fee for services bersifat retrospective dimana pembayaran yang dilakukan berdasarkan apa pelayanan yang diberikan, sedangkan kapitasi bersifat propestive, dimana pembayaran dilakukan sebelum pelayanan diberikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin sedikit pelayanan yang diberikan kepada pasien, maka semakin banyak pendapatan yang diterima providernya.

Berdasarkan keputusan bersama antara BPJS dan kementerian kesehatan, saat ini sedang dijalankan program kapitasi berbasis komitmen pelayanan. Jadi pembayaran kapitasi berdasarkan 3 indikator utama : 1). Angka kontak, 2) Angka rujukan non spesialistik dan 3) angka kunjungan prolanis. Artinya semakin baik angka pencapaian indikator ini maka yang dibayarkan kepada provider semakin banyak demikian sebaliknya. Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada bapak fahmi idris, diharapkan dari sistem pembayaran ini dapat meningkatkan performa dari FKTP di era JKN.

Bagaimana pembayaran kapitasi ditingkat individu?

Pada permenkes no 21 tahun 2016 mengenai jasa pelayanan dan kapitasi, ini berlaku untuk puskesmas maupun fasilitas kesehatan tingkat pertama milik pemerintah daerah yang belum menganut sistem BLUD sekurang – kurangnya 60 persen dari kapitasi diberikan untuk pemberian jasa pelayanan. Pembagian jasa pelayanan ini berdasarkan tiga indikator utama yaitu pertama, jenis ketenagaan, : dokter, perawat, bidan. Misalnya dokter mendapatkan 150 poin, perawat yang D3 mendapatkan 60 poin dan apoteker mendapatkan 100 poin dan lain sebagainya; kedua, kehadiran dan yang terakhir ada tugas rangkap, terutama petugas administrasi. Jadi misalnya seorang itu merupakan dokter dan kepala puskesmas maka akan mendapatkan 100 poin lagi, apabila dia merangkap sebagai bendahara JKN lagi maka dia mendapatkan 50 poin, dan apabila seseorang merangkap menjadi pengelola program maka akan mendapatkan 10 poin. Jadi kesimpulan yang dapat dilihat bahwa ada gap antara sistem  pembayaran FKTP dibayar berdasarkan fee for performance namun untuk tenaga kesehatan dibayarkan jenis ketenagaan, tugas rangkap maupun kehadiran atau berdasarkan inputnya.

Berdasarkan wawancara terhadap seseorang dari pemerintahan yang memiliki dua staff, yang satunya datang jam 8 pulang jam 6 namun tidak ada performance dan yang satunya datang jam  8 juga pulang jam 6 dengan beban kerja yang banyak dibayarkan sama, yaitu pembayaran berdasarkan kehadiran tanpa mempedulikan performance. Berdasarkan situasi tersebut, maka perlu adanya penguatan sistem insentif di puskesmas, yang tidak semata-mata berdasarkan pelayanan terhadap pasien, tetapi juga berdasarkan kunjungan kepada masyarakat , pelayanan outreach, pengelolaan program dan selanjutnya.

Andreasta Meliala.

Pasien bisa langsung membayarkan ke puskesmas melalui dua jalur yaitu out of pocket atau melalui asuransi kesehatan. Apakah pasien mendapatkan pelayanan sama? sistem jaminan kesehatan nasional mendorong adanya sistem pembiayaan nasional dan juga mendorong sistem pelayanannya berubah dan terakhir perubahan pada system pembayaran tersebut. Ini menjadi pengalaman di berbagai negara yang menjalankan Universal Health Coverage.

Ada 3 tingkat pelayanan kesehatan yaitu Fasilitas kesehatan tingkat primer yang menjadi kontak pertama pasien dengan institusi pelayanan kesehatan, sekunder dan tersier. Terdapat fungsi yang sangat berbeda, karena FKTP menjadi gate keeper agar kasus- kasus yang tidak layak diobati dan ditangani di tingkat sekunder tidak perlu dirujuk. Fungsi FKTP mencakup banyak keluhan kesehatan dan masuk juga di daerah promotif, preventif dan surveillance. Dan kalau dilihat lebih lanjut continue of care paling lengkap berada pada FLKP, walaupun kedalaman kasus atau security of cases nya tidak setinggi kasus-kasus yang ada disekunder maupun tersier dalam tindakan-tindakan kuratif. Sehingga fungsi utama gate keeper harus tetap dijalankan. Primer merupakan gate keeper untuk membatasi tindakan yang tidak perlu ditangani oleh tingkat lanjutan. Seberapa baik FKTP menjadi organisasi yang dapat menjaga efisiensi sebagai FKTP.

Dalam sisteme pembayaran jasa pelayanan yang beruabah dari retrosepektif menjadi prospektif, harapannya adalah organisasi maupun institusi itu mendapatkan bayaran berbasis kinerja. Kendali mutu dan kendali biaya merupakan dua hal yang harus dijadikan satu paket, sehingga sangat penting bagi kita untuk menilai kinerja yang berhubungan dengan pemabayaran yang berhubungan insurance atau BPJS kepada institute pelayanan kesehatan. Ada tiga jenis konsep pembiayaan yaitu, financing, fund holding dan remuneration.

Selain membicarakan mengenai sistem pembiayaan, kita juga harus membicarakan mengenai sistem manajemen SDM kesehatan, reward merupakan komponen kunci dalam siklus manajemen. Ada planning yang berhubungan dengan human resources, ada proses recruitment setelah itu aka nada proses orientasi setelah lulus orientasi akan di training dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan organisasi lalu dinilai kinerja, dan akan mendapatkan reward atau punishment (dissreward). Sehingga sebelum kita memberikan reward kita harus melakukan penilaian.

Kerangka konsep peningkatan kinerja bahwa ada komponen – komponen kompotensi dan komitmen yang menjadi indikator penilaian kinerja sehingga dapat diberikan reward. Rimunirasi merupakan total compensation yang harus diberikan kepada seluruh tenaga kesehatan, contohnya di puskesmas itu ada 4 kelompok SDM yaitu kelompok medis, dan pekerjaannya teknis medis yaitu SDM klinis, adapula kelompok medis yang mempunyai pekerjaan non klinis contohnya kepala puskesmas, ada pula yang bukan merupakan kelompok medis namun pekerjaannya teknis medis misalnya petugas rekam medis. Dan terakhir ada pula bagian yang merupakan pekerja non klinis dan bukan merupakan pekerja teknis medis yaitu bagian administrasi.

Kinerja terdiri dari tiga komponen motivasi, ability, dan kesempatan kerja, dan insentif akan berhubungan pada komponen motivasi. Sehingga kita dapat mengetahui bahwa insentif itu berkaitan dengan motivasi bukan kompetensi.

Kinerja akan berbeda ketika kita menilai kelompok manajemen berdasarkan hasil perkalian antara motivasi dan kemampuan dibagi dengan angka barrier. Ketika barrier dalam kelompok manajemen semakin kecil atau dapat diatasi maka semakin baik kinerja dari kelompok manajemen. Sehingga tujuan dari adanya remunerasi itu untuk menjadi pedoman untuk memberikan kompensasi berdasarkan waktu, tenaga dan pikiran yang telah dikontribusikan untuk intitusi pelayanan kesehatan.

Tujuan utama dalam sistem penilaian yaitu seluruh SDM yang berkerja mendapatkan remunerasi berdasarkan prinsip pertama dalam remunerasi yaitu universality. Walaupun akan ada perbedaan berdasarkan bobot kerja, jabatan maupun status. Remunerasi terdiri Gaji (berkaitan dengan kebijakan dan bersifat statis), Tunjangan (berkaitan dengan lokasi tempat pelayanan dan jabatan, dan bersifat semi dinamis), Insentif (bergantung pada performace berdasarkan outcome/untuk mendorong kerja dan bersifat dinamis). Bagaimana membagi dari intasi ke individu.

Prinsip kedua dalam pemberian remunerasi adalah discrimination karena pemberian remunerasi berdasarkan kinerja masing – masing SDM kesehatan. Penilaian terhadap kinerja berdasarkan tools. Indikator penilaian masing – masing SDM harus berdasarkan masa kerja, kehadiran dan tingkat pendidikan sudah masuk kedalam pembayaran gaji. Indikator penilaian untuk kinerja harus berdasarkan outcome based yaitu kompetensi, jenis profesi beban kerja (kuratif, rehabilitative, promotif dan preventif) dan outcome pelayanan (tingkat kesembuhan, tingkat kepuasan efisiensi dan lain sebagainya).

Kinerja institusi pelayanan kesehatan harusnya berkaitan dengan kinerja SDM kesehatan yang ada dalam organisasi tersebut. Tahapan dalam penilaian kinerja pada puskesmas terdiri dari tahapan deskriptif, analisis, implementasi dan evaluasi. Tahapan deskriptif terdiri dari penyiapan SDM kesehatan, sistem kompensasi yang akan diberikan dan dasar regulasinya. Tahapan analisis terdiri pembuatan draft, simulasi dan try out sehingga dapat dilanjutkan kepada tahap implentasi dan berakhir pada tahap evaluasi untuk melihat sejauh mana daya ungkit insentif terhadap kinerja. Adanya sistem pembayaran berdasarkan kapitasi berbasis komitmen maka kita perlu melakukan sistem insentif berdasarkan kinerja berdasarkan kontrak insitusi pelayanan kesehatan dengan BPJS.

Pembahas : dr Emillya Rossa

Penilaian terhadap kinerja SDM kesehatan sudah ada Kepmenkes nomor 857 tahun 2009 tentang pedoman penilaian kinerja SDM kesehatan. Penilaian kinerja bertujuan untuk memberikan insentif sehingga dapat mempengaruhi kinerja SDM kesehatan di puskesmas dan lebih lanjut penilaian kinerja SDM kesehatan juga memberikan kesempatan untuk peningkatan karir. Sehingga insentif yang diberikan harus secara transparansi. Permenkes No 857 tahun 2009 menyebutkan variabel penilaian yang terdiri dari variabel kelompok SDM, pendidikan, masa kerja, kehadiran, variabel pengurangan, variabel penambah dan variabel produktivitas (adanya rangkap jabatan).

Langkah pelaksanaan penilaian kerja terdiri dari mewujudkan kepemimpinan organisasi, membentuk tim penilai kinerja, membangun komitmen, Pelaksanaan penilaian kinerja, Klarifikasi dan Evaluasi. Pemberian insentif tidak hanya bergantung pada perhargaan finansial namun ada juga perhargaan non finansial berupa kesempatan untuk melanjutkan sekolah dan mengikuti workshop. Perhargaan finansial akan berbeda antara setiap SDM kesehatan berdasarkan penilain produktifitas menurut instrument yang telah ada.

Pembahas Dr Ganda

Perlu adanya perhatian terhadap penilaian yang berbeda antara rumah sakit yang lebih arah Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) Sementara puskesmas harus melakukan UKP dan Upaya kesehatan masyarakat (UKM). Sampai saat ini belum dapat memformularium untuk performance kegiatan UKM. Sehingga tenaga kesehatan UKM dapat diperhitungkan sesuai dengan SK Menkes 857.

Puskesmas yang sudah BLUD yang mengacu pada Permendagri  nomor 61 tahun 2007 dapat menerapkan sistem  remunerasi. Namun tidak semua puskesmas mampu menjadi BLUD. Tantangan setiap daerah untuk menjadikan Puskesmas BLUD berbeda – beda. Komitmen dari pemerintah daerah untuk menyiapkan puskesmas sendiri dan harus mampu mengelola administrasi dengan baik dan fleksibilitas keuangan yang sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada.

Kamu juga mengusulkan untuk dilakukan penelitian sejauh mana pengaruh insentif terhadap peningkatan kinerja. Contohnya rumah sakit yang sudah BLUD dan menerapkan system remunerasi, belum mampu menjawab hubungan insentif dengan peningkatan kerja. Faktor lain yang juga berpengaruh dalam peningkatan kinerja yaitu pengawasan dan pembinaan dari atasan seperti dinas desehatan kabupaten/kota. Jadi dapat dikatakan bahwa puskesmas memiliki tanggung jawab yang sangat besar namun  secara organisasi sangat terbatas dibandingkan rumah sakit.

Sesi diskusi  pertanyaan :

  1. Dr andre: Bu emil, saya sudah melihat ada tempat dan regulasinya, persoalannya yang diberikan bahwa insentif yang diberikan belum link dengan kinerja/perfomance. Karena dalam penilaian kinerjanya yang dilakukan, belum berhasil menyampaikan order atau pesan yang berkaitan dengan kinerja. Dan apakah variabel kinerja dapat diturunkan ke UKM puskesmas sehingga menjadi operasional? Bagaimanakah kita menilai kinerja SDM kesehatan?

    Tanggapan

    dr Emillya: kami sepakat untuk yang UKM juga mendapatkan penilaian kinerja. Mungkin variabel yang dapat dinilai nantinya berkaitan dengan uraian jabatan. Selama ini insentif diberikan harus sama, tidak berdasarkan kinerja. Dengan adanya kajian ataupun penelitian ini kami berharapkan dapat mengukur kinerja dengan variabel dan score yang dibuat. Dan kami berharap, kita memiliki visi dan komitmen yang sama. Sehingga perlu diperhatikan kinerja individual yang berpengaruh terhadap kinerja institusional.

    Tanggapan dr Ganda: mengetahui banyak tantangan untuk penilaian kinerja. Kami perlu mendapatkan bantuan/kontribusi oleh organisasi profesi dalam penentuan penilaian kinerja dan indikatornya. Sehingga insentif yang diberikan dapat layak untuk diterima. Regulasi pusat ada, namun bagaimana daerah menerjemahkan peraturan tersebut berbeda-beda. Daerah menerjemahkan desentralisasi seolah –olah menganggap bahwa kabupaten, provinsi dan pusat itu terpisah. Sehingga aturan yang ditetapkan pusat tidak dapat diterapkan di daerah.

    Kesimpulan : bagaimana merupiahkan setiap indikator kinerja? Dan bagaimana menghubungkan kinerja individu dengan kinerja institusinya?

    Dr andre. Memang issue besarnya yaitu komitmen dan kesepakatan. Karena matriksnya sangat kompleks. Tentu dari metriks yang kompleks harus diturunkan untuk menilai.  Kalau diadakan setahun sekali maka akan mendapatkan banyak error dan kalau kelamaan maka para penilai akan menilai yang paparan terakhir. Kalau terlalu rinci/rapat dalam penilaian memakan banyak waktu. Kita perlu mengoperasionalkan permenkes 857 karena kurang dipromosikan sehingga dapat diadopsikan. Banyak daerah yang bersudia melakukan penilaian kinerja namun belum memiliki regulasinya sehingga Kita perlu membuat buku kecil untuk menerjemahkan peraturan – peraturan tersebut. Karena di puskesmas mendapatkan group diseases sedangkan dirumah sakit mendapatkan individual diseases.

  2. Rio: Berkomentar. Berbicara tentang puskesmas adalah berbicara mengenai UKM, karena dalam era JKN dimana demand untuk pelayanan kesehatan semakin meningkat maka perlu ada upaya promotif dan preventif. Namun terkait dengan UKM, banyak faktor yang mempengaruhi seperti daerah ada yang memerlukan UKM sedikit tetapi ada pula daerah yang memerlukan lebih banyak. Bagaimana membuat sistem yang dapat mengakomodir berbagai macam seting puskesmas dalam menjalankan UKM? Mungkin kedepan perlu adanya penilaian kinerja berkaitan dengan beban kerja nyata dari masing-masing profesi itu sendiri.

    Tanggapan dr andre:. Kita masih ingat dr Regen, kalau mau kunjungan ke penduduk harus berjalan 3 hari dan harus menyiapkan logistic dan orang. Hal seperti ini tentunya akan membuat variasi baru. Kita harus mempertimbangkan burden of diseases, sebaran masyarakatnya.     

  3. Ari kurniati : adakah contoh nyata insentif UKM puskesmas?

    Pak andre : bentuk insentifnya dalam bentuk tunjungan kinerja. Dan yang kita bahas bagaimana variabel-variabel ini berkaitan dengan outcome. Misalnya di Jakarta dengan sumber dana yang begitu besar sehingga dinas kesehatan mendukung untuk malakukan pelayanan kesehatan. Apakah daerah lain cukup mampu, sehingga kita dapat melihat indikator kinerja lebih rinci.  Kita perlu mengundang dinas – dinas yang pernah menjalankan UKM dan membandingkan dengan regulasi –regulasi yang sudah ada dan juga kriteria yang telah ada sehingga kita dapat membuat variasi yang lebih generik untuk diterapkan di lapangan.

    Pak ganda : belum ada pengalaman tentang daerah yang telah melaksanakan penilaian kinerja terhadap UKM. Cuman ada sistem gaji dan tunjungan dan tidak adanya insentif. Saat ini telah dikembgkan program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga. Puskesmas diharapkan untuk dapat mengunjugi setiap keluarga yang berada dalam area kerja puskesmas dengan bekal pertanyaan 12 prioritas. Puskesmas akan mendapatkan indeks keluarga sehat yang akan dibagi menjadi tiga yaitu keluarga kurang sehat, pra sehat dan keluarga sehat Kita sebenarnya sudah mempunyai bahan, tinggal kita memformularium untuk perhitungan UKM.

Kesimpulan :

  1. Peraturan pemerintah pusat mengenai penilaian kinerja SDM Puskesmas sudah ditetapkan oleh Kepmenkes 857 Tahun 2009. Namun demikian masih belum dilaksanakan oleh sebagian besar Puskesmas di wilayah Indonesia, terutama karena: kurang tersosialisasi-nya peraturan tersebut
  2. Adanya peraturan lain mengenai pembagian jasa pelayanan dapat menjadi salah satu penyebab belum digunakannya Kepmenkes 857 Tahun 2009.
  3. Dalam era JKN ini, Kepmenkes 857 tahun 2009 perlu diperkuat dengan memasukkan variabel-variabel yang terkait dengan program UKM dan yang terkait dengan capaian indikator

Penutup

Karena adanya perubahan dalam sistem pembayaran yang berpengaruh terhadap sistem pelayanan kesehatan. kami melakukan akan melakukan serial diskusi lanjutan dan kami akan mengundang narasumber dari Jakarta maupun bandung telah melaksanakan UKM yang baik, dan kita dapat mengetahui sistem penilaian kinerjanya dan bagaimana reward yang diberikan kepada mereka.

 

Continue Reading 1 Comment

08 Aug2017

Kegiatan Pendampingan dan Penilaian Pra Akreditasi Puskesmas dalam Program Sister Dinkes dan Puskesmas Kabupaten Malaka

08/08/2017. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Reportase Kegiatan

Reportase

Kegiatan Pendampingan dan Penilaian Pra Akreditasi Puskesmas dalam Program Sister Dinkes dan Puskesmas  Kabupaten Malaka

31 Juli – 4 Agustus 2017

 

Kegiatan pendampingan akreditasi gelombang III dilaksanakan pada 31 Juli hingga 4 Agustus 2017. Gelombang III yang diberangkatkan menuju Kabupaten Malaka terdiri atas  pendamping PKMK UGM sebanyak 3 orang dan tim sister Dinkes beserta Puskesmas Sentolo, Puskesmas Kalibawang, dan Puskesmas Nanggulan Kabupaten Kulon Progo yang berjumlah 12 orang. Senin (31 Juli-2017), tim gelombang III melakukan perjalanan dari Yogyakarta menuju Kupang dan menginap semalam di Kupang kemudian melanjutkan perjalanan menuju Atambua pada keesokan harinya.

Tim pendamping gelombang III tiba di Atambua pukul 09.10 WITA dan selanjutnya menempuh perjalanan darat menutu Kabupaten Malaka.

(Tim Pendamping Gelombang III Tiba di Atambua-Kabupaten Belu)

(Tim Pendamping Gelombang III Tiba di Atambua-Kabupaten Belu)

(Tim Beristirahat Sejenak di Rest Area Trans Belu-Malaka)

(Tim Beristirahat Sejenak di Rest Area Trans Belu-Malaka)

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 2 jam 40 menit, tim akhirnya tiba di Betun Ibu Kota Kabupaten Malaka. Setelah mengurus akomodasi penginapan dan makan siang bersama pimpinan dan staf Dinas Kesehatan Malaka, tim selanjutnya lapor diri kepada Wakil Bupati Kabupaten Malaka. Ketua tim memberi kesempatan untuk memperkenalkan anggota tim yang datang sembari menjelaskan tujuan kedatangan kepada Bupati Kabupaten Malaka, yang diwakili oleh wakil Bupati Kabupaten Malaka yaitu Bapa Drs. Daniel Asa.

(Foto bersama dengan Bapak Wakil Bupati Kabupaten Malaka)

(Foto bersama dengan Bapak Wakil Bupati Kabupaten Malaka)

Kegiatan selanjutnya adalah rapat koordinasi untuk menentukan susunan kegiatan pendampingan dan Self Assessment (SA) yang akan dilakukan 2 hingga 3 Agustus 2017 yang bertempat di Dinas Kesehatan Malaka. Rapat koordinasi dipimpin oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan drg. Febriana M Seran dan dihadiri oleh semua perwakilan tiap puskesmas binaan gelombang III.

Berdasarkan kesepakatan bersama diperoleh hasil rapat sebagai berikut:

  1. Self Assesment
    1. 2 Agustus 2017
      1. Kelompok Puskesmas Sentolo I
        • Lokasi :    Puskesmas Tunabesi
        • Pendamping : Puskesmas Sentolo I serta Perwakilan Dinas Kesehatan  Kabupaten Kulon Progo dan Malaka.
        • Peserta :  Puskesmas Tunabesi (Pokja I,II dan III) dan Puskesmas Kaputu (Pokja I,II dan III).
      2. Kelompok Puskesmas Kalibawang
        • Lokasi :    Puskesmas Nurobo
        • Pendamping : Puskesmas Kalibawang serta Perwakilan Dinas Kesehatan  Kabupaten Kulon Progo dan Malaka.
        • Peserta : Puskesmas Nurobo (Pokja I,II dan III) dan Puskesmas Sarina (Pokja I, II, dan III).
      3. Kelompok Puskesmas Nanggulan
        • Lokasi :    Puskesmas Oekmurak
        • Pendamping : Puskesmas Nanggulan serta perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo dan Malaka.
        • Peserta : Puskesmas Oekmurak (Pokja I,II dan III) dan Puskesmas Wekmidar (Pokja I,II dan III)
    2. 3 Agustus 2017
      1. Kelompok Puskesmas Sentolo I
        • Lokasi :    Puskesmas Kaputu
        • Pendamping : Puskesmas Sentolo I serta Perwakilan Dinas Kesehatan  Kabupaten Kulon Progo dan Malaka.
        • Peserta :   Puskesmas Tunabesi (Pokja I,II dan III) dan Puskesmas Kaputu (Pokja I,II dan III).
      2. Kelompok Puskesmas Kalibawang
        • Lokasi :   Puskesmas Sarina
        • Pendamping : Puskesmas Kalibawang serta Perwakilan Dinas Kesehatan  Kabupaten Kulon Progo dan Malaka.
        • Peserta : Puskesmas Nurobo (Pokja I,II dan III) dan Puskesmas Sarina (Pokja I, II, dan III).
      3. Kelompok Puskesmas Nanggulan
        • Lokasi :    Puskesmas Wekmidar
        • Pendamping : Puskesmas Nanggulan serta perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo dan Malaka.
        • Peserta : Puskesmas Oekmurak (Pokja I,II dan III) dan Puskesmas Wekmidar (Pokja I,II dan III)
  2. Penyampaian Hasil Self Assessment (SA), Evaluasi dan rekomendasi

    Hasil Self Assessment, evaluasi dan rekomendasi dilakukan pada masing-masing puskesmas dikarenakan jarak tempuh puskemsas cukup jauh. Hasil SA, evaluasi dan rekomendasi dipaparkan pada 4 Agustus 2017 setelah Penilaian SA telah selesai dilaksanakan.

    (Suasana Rapat Koordinasi Persiapan SA di Ruang Rapat Dinkes Kabupaten Malaka)

    (Suasana Rapat Koordinasi Persiapan SA di Ruang Rapat Dinkes Kabupaten Malaka)

Dalam rapat koordinasi tersebut juga hadir Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Emma M.F Simanjuntak, SKM, MScPH. Dalam sambutannya, Simanjuntak menyampaikan bahwa akreditasi merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di tingkat dasar sehingga hal yang paling ditekankan dalam pelaksanaan akreditasi ini adalah komitmen dari setiap tenaga kesehatan yang bertugas di puskesmas. Akreditasi merupakan output yang diharapkan, tetapi hal yang paling penting yang harus ditekankan dalam menjalani proses adalah tercapainya standar pelayanan yang dapat diberikan kepada masyarakat.

Simanjuntak juga menambahkan “Dinas Kesehatan Provinsi maupun Dinas Kesehatan Kabupaten tidak dapat mengubah keadaan dari puskesmas jika bukan puskesmas sendiri yang memiliki keinginan kuat untuk maju dalam segala hal, termasuk pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Semua upaya yang dilakukan oleh Bupati, termasuk dalam kegiatan pendampingan akreditasi oleh tim sister dari Dinas Kesehatan Kulonprogo ini adalah untuk keuntungan puskesmas itu sendiri”.

(Penegasan tentang Akreditasi oleh  Emma Simanjuntak, SKM, MScPH, Kabid Yankes Dinkes NTT)

(Penegasan tentang Akreditasi oleh  Emma Simanjuntak, SKM, MScPH, Kabid Yankes Dinkes NTT)

(Foto Bersama Tim Pendamping dan Puskesmas Binaan di Dinas Kesehatan Kab.Malaka)

(Foto Bersama Tim Pendamping dan Puskesmas Binaan di Dinas Kesehatan Kab.Malaka)

Setelah dilakukan kesepakatan bersama, kegiatan pun ditutup pukul 16.15 WITA, dan dan tim pendamping kembali ke penginapan.

Kontributor : Nurul Ayni, MPH, Ahmad Y. Noor M. Humkes

 

Continue Reading No Comments

03 Aug2017

Pendampingan Penyusunan Dokumen dan Self Assesment Akreditasi Puskesmas Fahiluka

03/08/2017. Written by Manajemen Pelayanan Kesehatan. Posted in Reportase Kegiatan

Reportase

Pendampingan Pra Akreditasi dari Tim Sister Dinas Kesehatan Kulon Progo & Tim Sister Puskesmas Pengasih di Puskesmas Fahiluka dan Agenda Final Self Assessment di Dinas Kesehatan Kabupaten Malaka

 

Gambar 1. Puskesmas Fahiluka

Gambar 1. Puskesmas Fahiluka

Puskesmas Fahiluka merupakan salah satu puskesmas yang berada di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, terletak di Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka. Puskesmas Fahiluka memiliki 5 desa, yaitu Fahiluka, Railor, Lawalu, Naimana, dan Bereliku. Sesuai dengan hasil (pada Selasa 25 Juli 2017), Puskesmas Fahiluka menjadi tujuan ketiga kunjungan Pendampingan Pra Akreditasi dari Tim Sister Dinas Kesehatan Kulon Progo & Tim Sister Puskesmas Pengasih I.

Jum’at, 28 Juli 2017 (pukul 08.00 – 16.00 WITA), Tim Sister dari Dinas Kesehatan Kulon Progo yang ikut serta berkunjung ke Puskesmas Fahiluka beranggotakan: Andri Susilaningdyah, M.P.H (Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular). Sedangkan untuk Tim Sister dari Puskesmas Pengasih I beranggotakan: drg. Iting Mamiri (Kepala UPTD Puskesmas Pengasih I); Susana, A.MG (Nutrisions Penyelia UPTD Puskesmas Pengasih I); dan Lilik Wuryani, A.Md.Keb (Bidan Pelaksana UPTD Puskesmas Pengasih I). Serta perwakilan dari PKMK UGM, Elva Noor Endah Rosmalia SH.MH. Kes.

Pukul 07.30 WITA, Tim Sister Kulon Progo berangkat menuju Puskesmas Fahiluka, kemudian tiba pada pukul 08.00 WITA. Jarak tempuh tidak terlalu jauh, sehingga Tim Sister Kulon Progo dapat lebih pagi hadir. Kemudian Tim Sister dipersilakan oleh Kepala Puskesmas Fahiluka, Vensensia Hoar Seran, A.Md. Kep & staf dari puskesmas untuk melihat lingkungan sekitar, serta melihat kelengkapan tata graha yang ada di Puskesmas Fahiluka. Terlihat bersih dan juga rapi, dengan tata graha puskesmas yang menarik, yang merupakan hasil dari kreatifitas rekan-rekan dari Puskesmas Fahiluka.

Gambar 2. Pembukaan Pra Pendampingan Akreditasi di Puskesmas Fahiluka

Gambar 2. Pembukaan Pra Pendampingan Akreditasi di Puskesmas Fahiluka

Gambar 3. Suasana Pembacaan Doa

Gambar 3. Suasana Pembacaan Doa

Pukul 10.30 WITA, kegiatan Pendampingan Pra Akreditasi dimulai. Acara diawali dengan pembacaan doa dipimpin oleh Marianus, dilanjutkan sambutan & arahan dari perwakilan PKMK UGM oleh Elva Noor Endah Rosmalia SH.MH. Kes, yang menyampaikan agar Tim Sister Kulon Progo dan puskesmas dampingan dapat menggunakan waktu sebaik-baiknya, karena Jum’at 28 Juli merupakan pendampingan terakhir oleh Tim Sister Kulon Progo pada gelombang 2. Diharapkan untuk rekan-rekan dari Puskesmas Fahiluka, Tafuli dan Uabau dapat maksimal dalam rangka menuju akreditasi puskesmas, sehingga mampu paripurna. Kemudian untuk menambah semangat kegiatan Pra Akreditasi dihari ketiga, maka tak lupa untuk mengawalinya dengan menyanyikan Mars Puskesmas Fahiluka, dilanjutkan Yel-Yel yang dipimpin oleh Andre Ricardo. Begitu bersemangat dan lantang ketika Tim dari Puskesmas Fahiluka menyanyikan Mars kebanggaannya yang juga merupakan komitmen bersama, serta Yel-Yel yang sudah disusun sehingga menambah antusias peserta pra akreditasi.

Gambar 4. Tim Menyanyikan Mars Puskesmas Fahiluka

Gambar 4. Tim Menyanyikan Mars Puskesmas Fahiluka

Gambar 5. Tenaga Kesehatan Puskesmas Fahiluka yang Nampak Kompak

Gambar 5. Tenaga Kesehatan Puskesmas Fahiluka yang Nampak Kompak

Gambar 6. Kotak Saran Puskesmas Fahiluka

Gambar 6. Kotak Saran Puskesmas Fahiluka

Gambar 7. Apotik Puskesmas Fahiluka

Gambar 7. Apotik Puskesmas Fahiluka

Gambar 8. Tafsiran Persalinan Puskesmas Fahiluka

Gambar 8. Tafsiran Persalinan Puskesmas Fahiluka

Gambar 9. Ruang KIA Puskesmas Fahiluka

Gambar 9. Ruang KIA Puskesmas Fahiluka

Gambar 10. Tempat Pendaftaran Pasien Puskesmas Fahiluka

Gambar 10. Tempat Pendaftaran Pasien Puskesmas Fahiluka

Gambar 11. Diskusi Kepala Puskesmas Pengasih I dengan Kepala Puskesmas Fahiluka

Gambar 11. Diskusi Kepala Puskesmas Pengasih I dengan Kepala Puskesmas Fahiluka

Agenda kegiatan pendampingan pra akreditasi memasuki hari ke-3. Tim Sister Kulon Progo dan tiap Pokja semakin meningkatkan komitmennya untuk bisa memperbaiki serta melengkapi semua dokumen sesuai dengan “Instrumen Akreditasi Puskesmas”. Dalam hal ini, tim Sister berusaha untuk mengarahkan dan menanyakan kembali tentang kekurangan dokumen dan meminta puskesmas dampingan tiap Pokja untuk melakukan perbaikan pada tiap bab. Begitu juga dengan Tim Pokja pada tiap puskesmas dampingan yaitu berusaha untuk melakukan perbaikan, sehingga dapat dilakukan Final Self Assessment pada hari terakhir pra pendampingan akreditasi.

Selanjutnya, acara inti yaitu seluruh peserta menempatkan diri di masing-masing Pokja yang sudah dibentuk, yakni pokja I, pokja II, dan pokja III. Masing-masing pokja terdiri dari pimpinan dan staf Puskesmas, yaitu Fahiluka, Uabau, dan Tafuli. Berikut pembagian kerja pada tiap pokja yang sudah dibentuk:

  1. Tim Pokja I (Administrasi Manajemen) dipimpin oleh Iting Mamiri, yang membahas tentang Bab III Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP).

    Diskusi hari ke-3, dengan agenda pemeriksaan kelengkapan dokumen dan penilaian per-EP (Puskesmas Fahiluka, Tafuli, dan Uabau), pemeriksaan Bab III dan penambahan dokumen yang masih kurang untuk Bab I dan Bab II.

    pus-fahiluka-12
  2. Tim Pokja II (Upaya Kesehatan Masyarakat) dipimpin oleh Susana, A.MG didampingi Andri Susilaningdyah, M.P.H., yang membahas tentang Bab VI Sasaran Kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat (SKUKM).

    Diskusi hari ke=3, pemimpin Pokja II memberikan masukan agar setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh puskesmas dikoordinasikan dengan lintas sektor, dan kepala puskesmas harus ikut aktif berperan dalam kegiatan tersebut.

    pus-fahiluka-13
  3. Kemudian Tim Pokja III (Upaya Kesehatan Perorangan) dipimpin oleh Lilik Wuryani, A.Md.Keb., yang membahas tentang Bab IX Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP).

    Diskusi hari ke 3, dengan agenda pemeriksaan kelengkapan dokumen dan hasil penilaian, serta membahas EP masing-masing per bab.

    pus-fahiluka-14

Dari hasil wawancara/ diksusi dengan Kepala Puskesmas Fahiluka yakni Vensensia Hoar Seran, A.Md. Kep memaparkan agar setiap anggota Pokja dapat aktif, serta berdiskusi terkait dengan kekurangan pada dokumen dalam persiapan akreditasi. Terdapat beberapa kendala dalam rangka persiapan akreditasi, yang diutarakan Kepala Puskesmas Fahiluka yakni belum lengkapnya dokumen perbab, kemudian terkait dengan SPO pelayanan kesehatan, serta staf Puskesmas Fahiluka belum seluruhnya memahami dokumen perbab instrumen akreditasi puskesmas. Dalam upayanya, Puskesmas Fahiluka telah membuat daftar list dokumen, agar dapat mengetahui bab mana yang sudah dibuat menjadi dokumen, apabila tidak tahu atau masih kurang paham dapat ditanyakan ketua pada tiap pokja.

Diskusi untuk pendampingan pra akreditasi terlaksana sampai pukul 16.00 WITA. Pimpinan tiap Pokja masih memberikan kesempatan pada adik-adik puskesmas dampingannya untuk melengkapi berkas maupun dokumen yang belum lengkap, serta melakukan perbaikan naskah, termasuk segera melengkapi dokumen yang belum di-print. Motivasi, masukan hingga saran diupayakan oleh Tim Sister Kulon Progo untuk dapat meningkatkan kinerja adik-adik puskesmas yakni Puskesmas Fahiluka, Uabau, Tafuli.

Gambar 12. Staf Puskesmas Fahiluka sedang mempersiapakan dokumen pra akreditasi

Gambar 12. Staf Puskesmas Fahiluka sedang mempersiapakan dokumen pra akreditasi

Sesuai dengan hasil (pada Selasa 25 Juli 2017), pendampingan pra akreditasi puskesmas akan diakhiri dengan penilaian Final Self Assessment di Dinas Kesehatan Kabupaten Malaka. Seluruh pimpinan serta staf Puskesmas Fahiluka, Tafuli, Uabau, serta pihak yang terlibat dalam proses pra akreditasi diminta untuk segera berkumpul di Dinas Kesehatan Malaka. Begitu juga dengan Tim Sister dari Puskesmas Temon, serta puskesmas dampingannya yakni Puskesmas Seon, Bidukfoho, dan Alas, seluruhnya ikut berkumpul di Dinas Kesehatan Kabupaten Malaka.

pus-fahiluka-16

Waktu menunjukkan pukul 17.20 WITA. Seluruh Tim Pendampingan Akreditasi pada gelombang 2 sudah berkumpul di Dinas Kesehatan Kabupaten Malaka. Kemudian agenda evaluasi serta Final Self Assessment dapat segara dimulai.  Kemudian, acara dilanjutkan presentasi Self Assessment dari masing-masing puskesmas dampingan. Presentasi dibagi menjadi 2 kelompok, yakni hasil SA dari Puskesmas Uabau, Tafuli dan Fahiluka dipaparkan oleh perwakilan dari PKMK UGM, Elva Noor Endah Rosmalia SH.MH.Kes. Selanjutnya untuk kelompok ke-2, hasil SA dari Puskesmas Seon, Bidukfoho, dan Alas dipaparkan oleh perwakilan dari PKMK UGM, Ahmad M Kasim, MPH.

pus-fahiluka-17

Presentasi serta diskusi singkat berjalan dengan sukses. Masing-masing puskesmas dampingan sangat antusias dan menunggu saat-saat pembacaan dari Final Self Assessment. Berikut merupakan hasil dari Self Assessment dari Puskesmas Fahiluka, Uabau, dan Tafuli:

 

Tabel 1. Hasil Capaian Self Assessment Puskesmas Uabau, Tafuli & Fahiluka

Tabel 1. Hasil Capaian Self Assessment Puskesmas Uabau, Tafuli & Fahiluka

Kemudian dilanjutkan pembacaan rekomendasi dari Tim Sister Kulon Progo dan Tim Puskesmas Pengasih I yang ditujukan untuk setiap Pokja yaitu sebagai berikut:

  1. Saran/ Rekomendasi Pokja I, untuk Dinkes Kabupaten Malaka
    • SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malaka tentang penilaian kinerja Puskesmas dengan lampiran instrumen penilaian
    • SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malaka tentang persyaratan kompetensi Kepala Puskesmas
    • SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malaka tentang persyaratan kompetensi untuk setiap tenaga di puskesmas
    • SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malaka tentang Indikator Mutu Dan Kinerja Puskesmas
    • Dinas Kesehatan Kabupaten Malaka memfasilitasi pembuangan limbah medis sesuai aturan
  2. Saran/ Rekomendasi Pokja II
    • Format KAK, SPO agar disesuaikan dengan tata naskah
    • Lakukan koordinasi dengan lintas sektor dan proses perencanaan sampai evaluasi kegiatan
    • Bukti/ dokumentasi setiap kegiatan agar dibuat
    • Dinas kesehatan agar melakukan pendampingan/ pelatihan kepada petugas dalam melakukan SMD/ MMD
  3. Saran/ Rekomendasi Pokja III
    • Pengendalian dokumen dibakukan
    • SA secara mandiri oleh semua Pokja setiap bulan
    • Regulasi terkait fasilitas pelayanan kesehatan rujukan
    • Pengolahan limbah
    • Feedback PME
    • Tata graha, terdapat sasaran keselamatan pasien, area prioritas, informatif tentang PMKP dan efisien serta efektifitas petugas dan pasien

Kemudian selanjutnya tambahan dari drg. TH. Baning Rahayujati (Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kulon Progo), terkait dengan:

  1. Tata naskah, menyesuaikan
  2. Dilakukan kalibrasi alat kesehatan
  3. Pengelolaan limbah dibuatkan MoUdengan Rumah Sakit (draft sudah ada, masih dalam perbaikan)
  4. SDM, pelimpahan wewenang harus ada dokumentasi, jika perlu diadakan pelatihan (tertulis)
  5. Tambahan untuk Pokja II, Kepala Puskesmas harus aktif dalam SMD/ MMD dan ikut serta dalam seluruh kegiatan puskesmas. Kemudian melibatkan lintas sektor dalam setiap kegiatan
  6. Tambahan untuk Pokja III, semua Informed Consent masih dalam bentuk kosong, jadi masih harus isi. Kemudian tingkatkan pemahaman ke masyarakat tentang persetujuan tindakan pelayanan kesehatan.
  7. Tambahan untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Malaka, tentang pengadaan kontrak daerah (tenaga kontrak), serta memberi kepastian untuk rencana maju akreditasi yang nantinya akan disampaikan pada tiap puskesmas di Kabupaten Malaka.

Selanjutnya, sambutan oleh Lia Kuna selaku (Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Malaka), yang menyampaikan ucapan terimakasih kepada Tim Sister Kulon Progo untuk gelombang 2, harapannya setalah kegiatan ini Tim Sister Kulon Progo masih tetap membantu dengan pemantauan selama 3 bulan ke depan pada tiap pokja di puskesmas dampingan, maupun Dinas Kesehatan Kabupaten Malaka. Hal yang paling penting adalah, semoga seluruh puskesmas yang ada di Kabupaten Malaka dapat segera Akreditasi Paripurna!

pus-fahiluka-19

Kemudian rapat ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan, dan sekaligus tanda ucapan terimakasih dari Dinas Kesehatan Kabupaten Malaka kepada Tim Sister Pendamping dari Dinas Kesehatan Kulon Progo.

_Sekian dan Terimakasih_

Reporter           : Elva Noor Endah Rosmalia SH. MH. Kes

Rabu, 2 Agustus 2017.

Continue Reading No Comments

  • 1
  • ...
  • 11
  • 12
  • 13
  • 14
  • ...
  • 19
Artikel Terbaru

Memahami Peran Paramedis dalam Perawatan Primer

Kajian Ketidaksetaraan Kesiapan Pelayanan dan Pengetahuan Provider di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia

Kebijakan Kesehatan Mental di Indonesia

Kualitas Hidup yang Berhubungan dengan Kesehatan dan Pemanfaatan Perawatan Kesehatan

Analisis Kebijakan Pendekatan Perawatan Kesehatan Primer di Liberia

Semua Artikel

Berita Terbaru

Kades Dan UPT Puskesmas Posek Jalin Kerjasama Peningkatan Pelayanan Kesehatan

18 October 2022

Dinkes Kulon Progo diminta mengevaluasi pelayanan pasien Puskesmas Wates

18 October 2022

Puskesmas Ambal-ambil Kejayan Buat Inovasi Ini agar Warga Tak BAB di Sungai

13 October 2022

Puskesmas Grabagan Gandeng Yayasan ADRA Gelar Diskusi Interaktif Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

13 October 2022

Bangkalan Menuju UHC, Seluruh Puskesmas Diberi Pemahaman Aplikasi E DABU

11 October 2022

Semua Berita

  • Home
  • Tentang Kami
  • Jurnal
  • Arsip Pengantar