PURBALINGGA – Salah satu upaya dalam menanggulangi stunting dan masalah kesehatan masyarakat, Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) Mrebet, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah menggagas sebuah inovasi gerakan yang disebut Mrebet BerAKSI (Bersama Atasi Kasus Secara Integrasi).
Mrebet BerAKSI kali ini digelar dalam Lokakarya Mini (Lokmin) Lintas Sektoral (Linsek) di Aula Kecamatan Mrebet, Rabu (5/9/2018) kemarin.
Kepala Puskesmas Mrebet, drg Rahayu Puji Astuti, menjelaskan Mrebet BerAKSI lahir sejak bulan April 2018. Dan gerakan tersebut merupakan upaya sinergi dengan semua stake holder di tingkat internal Puskesmas maupun di tingkat Kecamatan.
“Mrebet BerAKSI, bisa dikatakan merupakan gerakan yang baru pertama di Purbalingga, dan saya berharap ini bisa diduplikasi oleh Desa, Puskesmas dan Kecamatan lain di Purbalingga. Karena menurut kami, dalam menanggulangi stunting dan masalah kesehatan masyarakat kami tidak bisa sendirian.
Maka kami mengajak semua komponen pemerintah dan masyarakat untuk ikut bersama-sama menanggulangi persoalan atau masalah kesehatan,” jelasnya, Kamis (6/9/2018).
Menurutnya, menanggulangi masalah stunting atau kerdil pada anak-anak bisa dilakukan dengan dua cara dan perlu gerakan nyata dimasyarakat.
“Stunting sebenarnya bisa dicegah dengan dua cara, yaitu spesifik dan sensitif. Cara Spesifik maksudnya adalah dengan cara medis atau kesehatan dan ini ada di wilayah kami Dinas Kesehatan dalam hal ini Puskesmas Mrebet. Seperti tentang gizi, nutrisi, kesehatan, revitalisasi Posyandu dan lain-lain.
Dan yang kedua adalah dengan cara sensitif, yakni cara yang melibatkan semua komponen masyarakat. Seperti kesehatan lingkungan, pendidikan, ilmu pengetahuan, sosial, budaya, ekonomi juga politik,” katanya.
Dari hal itu, lanjutnya, perlu adanya sinergitas antara pemerintah dan masyarakat. Dan masyarakat juga perlu diberi sosialisasi tentang stunting dan masalah kesehatan.
“Masyarakat perlu diberi informasi dan wawasan yang cukup tentang masalah kesehatan. Karena jika kesehatan di masyarakat meningkat, maka nilai Indek Pembangunan Masyarakat (IPM) juga akan meningkat atau ekonominya meningkat,” ucapnya.
Sedikit dijelaskan pula oleh Rahayu, berdasarkan data pada tahun 2018 jumlah anak stunting di wilayah kerjanya di Puskesmas Kecamatan Mrebet tercatat 2 anak.
“Kalau masyarakat pola hidup sehatnya sudah baik atau meningkat, maka anak-anak stunting bisa dicegah dan anak-anak akan tumbuh dengan normal,” ucapnya.
Rahayu menambahkan, adapun Lintas Sektor yang hadir dalam acara tersebut yaitu Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga, Forkompimcam Mrebet, Kepala KUA Mrebet I dan II, tokoh masyarakat, Aisiyah, Muslimat, Kepala Desa, Kepala UPT Pertanian, Korwil Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala SMP/SMK dan Kepala UPTD Puskesmas Mrebet beserta staf.
Kemudian Dinsosdalduk KB P3A, TP PKK Kecamatan Mrebet, Kasie Kesra Kecamatan Mrebet, Pendamping Desa, Pendamping Keluarga Harapan, Tokoh Agama, Ketua Kelompok Kepala Sekolah (K3S), Kepala Sekolah Penerima Progas, Kepala Desa beserta Ketua FKD, Ketua PKK, Ketua BPD, SKD, Bidan Desa dan Tenaga Pendamping DSM dan Ketua Karang Taruna Kecamatan,”
“Dengan adanya Lokmin Linsek Mrebet BerAKSI, kami berharap juga muncul kemandirian dan produktivitas dari desa, seperti Taruna Tani, UMKM dan ekonomi kreatif yang akan meningkatkan ekonomi desa,” harapnya. (*)
Sumber: timesjakarta.com