• Home
  • Tentang Kami
  • Jurnal
  • Arsip Pengantar
03 Jan2022

DBD Meningkat di Akhir Tahun 2021, Dinkes Pontianak Sediakan Abate di Puskesmas

Share this on WhatsApp

Hi!Pontianak – Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Sidiq Handanu, mengatakan, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti di Pontianak mulai meningkat sejak Oktober 2021.

Jumlah kasus DBD yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti dalam tiga kategori yakni DBD Dengue, Demam Dengue, dan Suspek DBD, berjumlah 50 kasus sepanjang tahun 2021. Dari 50 kasus tersebut, dominan terjangkit oleh usia anak.

“WHO mengklasifikasikan menjadi 3 kategori, yang pertama dia DBD Dengue, itu yang paling parah. Dia timbul manifestasi pendarahan. Kemudian ada lagi Demam Dengue, itu demam, tapi tidak ada manifestasi pendarahan, tapi disebabkan virus Dengue. Kemudian ada suspek DBD, masih terduga,” jelas Handanu, Senin, 3 Januari 2022.

Handanu mengatakan, kasus DBD Dengue sepanjang 2021 berjumlah 16 orang. Demam Dengue berjumlah 34 orang, dan suspek DBD berjumlah 141 orang. Sedangkan angka kematian 0 kasus.

“Dari 3 diagnosa itu kemungkinan virusnya sama, (dibawa) nyamuknya Aedes Aegypti. Kalau dijadikan satu, demam yang disebabkan oleh virus Dengue. Munculnya itu di akhir 2021. Agak meningkat. Sejak minggu ke 32, sekitar Oktober dan November agak meningkat,” paparnya.

Ia mengatakan, kasus DBD disebabkan oleh faktor lingkungan. Ia mengimbau kepada masyarakat untuk dapat menjaga kebersihan lingkungan rumah agar terhindar dari nyamuk. Seperti halnya membersihkan halaman, memantau jentik-jentik di tempat penampungan air, serta melakukan voging.

“DBD yang disebabkan oleh lingkungan, orang lupa membersihkan halaman, banyak sampah berserakan di tempat penampungan air, nyamuk mengandung virus itu. Yang kita lakukan menutup, mengubur, melakukan abatesasi, memberikan voging. Yang penting adalah kebersihan lingkungan, kalau setiap rumah mau memantau jentik rumah, menurunkan angka demam berdarah,” ungkapnya.

Handanu mengatakan, pihaknya menyediakan abate di Puskesmas-puskesmas untuk dapat diberikan kepada warga secara gratis. Warga dapat mengambil abate di puskesmas untuk mencegah penyakit DBD.

“Abatesisasi kita lakukan, tinggal Pak RT koordinasi dengan puskesmas gratis, kalau ada yang bayar itu bukan dari Dinkes dan itu mungkin pasir aja. Kalau voging, voging ini dalam konteks pencegahan penyakit, voging ini dipakai untuk kondisi bila mana di situ ada virus Dengue kalau ada pasien DBD, membatasi pergerakan nyamuk kalau pencegahan itu dengan pembersihan lingkungan dan 3M,” pungkasnya.

Sumber: kumparan.com

Share this on WhatsApp

Leave a comment

Artikel Terbaru

Memahami Peran Paramedis dalam Perawatan Primer

Kajian Ketidaksetaraan Kesiapan Pelayanan dan Pengetahuan Provider di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia

Kebijakan Kesehatan Mental di Indonesia

Kualitas Hidup yang Berhubungan dengan Kesehatan dan Pemanfaatan Perawatan Kesehatan

Analisis Kebijakan Pendekatan Perawatan Kesehatan Primer di Liberia

Semua Artikel

Berita Terbaru

Kades Dan UPT Puskesmas Posek Jalin Kerjasama Peningkatan Pelayanan Kesehatan

18 October 2022

Dinkes Kulon Progo diminta mengevaluasi pelayanan pasien Puskesmas Wates

18 October 2022

Puskesmas Ambal-ambil Kejayan Buat Inovasi Ini agar Warga Tak BAB di Sungai

13 October 2022

Puskesmas Grabagan Gandeng Yayasan ADRA Gelar Diskusi Interaktif Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

13 October 2022

Bangkalan Menuju UHC, Seluruh Puskesmas Diberi Pemahaman Aplikasi E DABU

11 October 2022

Semua Berita

  • Home
  • Tentang Kami
  • Jurnal
  • Arsip Pengantar