TOTABUANEWS, BOLMONG – Pencegahan penularan penyakit rabies di Kabupaten Bolmong nampaknya perlu lebih di seriusi lagi. Pasalnya bukan hanya jumlah penderita penyakit yang disebabkan gigitan anjing gila ini yang meningkat, tetapi, Kekuaran Vaksin Rabies juga dialami olah instansi kesehatan Bolmong.
Kepala Dinas Kesehatan Bolmong, Julin Papuling kepada media totabuan membenarkan hal ini. “Untuk vaksin kita memang agak kesulitan, karena stok yang terbatas membuat kita kewalahan,” katanya, Jumat (19/3/2017).
Meskipun demikian, lanjut Papuling, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi. Terkait akan kurangnya vaksin di instasinya.
“Hal ini akan coba kita tindaklanjuti dengan berkoordinasi dengan Provinsi, karena sesuai dengan info, bahwa saat ini disana ada banyak stok untuk vaksin rabies, sehingga mudah-mudahan hal ini akan segera teratasi,” singkatnya.
Sebelumnya, Kepala Seksi Bina Pengamatan, Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Bolmong, Wiyono mengatakan jika sepanjang tahun 2016 sampai bulan Maret 2017, virus yang di sebabkan gigitan anjing gila ini mencapai 98 kasus.
“Vaksin yang Dinkes miliki jumlahnya cukup terbatas. Jika di bandingkan dengan jumlah populasi anjing yang terus bertambah,” ujar Wiyono
Dari 98 kasus, gigitan anjing mendominasi sebesar 98 persen. Sisanya disebabkan kera, kucing dan kelelawar.
“Anjing memang paling besar. Dari semua kasus ini hanya satu yang meninggal, pada awal tahun ini. Tepatnya di Puskesmas Pusian,” ujarnya.
Di Bolmong ada tim gerak cepat penanganan rabies, kolaborasi Dinkes dan Dinas Peternakan. Kedua lembaga ini harus berjalan beringan.
“Tak bisa hanya satu saja yang bekerja,” terangnya lagi.
Untuk pengobatan warga yang terkena virus ini masuk dalam program JKN dan DAK adalah kewajiban puskesmas.
“Kalau di dinas bersifat stok. Bagi yang tak mampu, gratis. Tapi warga yang mampu harus beli sendiri. Vaksinya itu ada di harga Rp 600 ribu,” ucapnya.
Wiyono mengimbau warga yang digigit anjing rabies segera melapor ke puskesmas terdekat. Entah digigit anjing atau terkena liur manusia yang telah positif.
“Agar bisa segera ditangani, sebelum terlambat,” tukasnya.
Sumber: https://totabuanews.com/2017/03/dinkes-bolmong-kekurangan-vaksin-rabies