• Home
  • Tentang Kami
  • Jurnal
  • Arsip Pengantar
26 Jan2018

Dinkes Sebut Penderita Gizi Buruk di Pangkalpinang Bukan Karena Kurang Makan

Share this on WhatsApp

BANGKA- Balita penderita gizi buruk sebanyak 17 orang tahun 2017 ini jumlahnya lebih banyak dibanding enam kabupaten lain di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang angkat bicara merespon data jumlah balita penderita gizi buruk di ibukota Babel ini. 

Berdasarkan data dari Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang, Eviheriyanto mengatakan sebanyak 17 balita penderita gizi buruk ini berkisar usia 0-59 bulan (5 tahun), 2 balita diantaranya diketahui dari warga pendatang sementara 15 balita lainnya penduduk Kota Pangkalpinang. 

Penderita balita gizi buruk ini tersebar di sembilan puskesmas di Pangkalpinang.

Adapun puskesmas Gerunggang menyumbang penderita balitakurang gizi paling banyak sekitar delapan orang.

Dijelaskan Eviheriyanto, penderita gizi buruk di Pangkalpinang bukan diakibatkan karena kurang makanan melainkan disebabkan penyakit penyerta seperti TBC, hidrocepalus, diare, selebralpasi dan gangguan mental.

“Gizi buruk tak lepas dari perkembangan anak dari lahir misalnya selama kehamilan harus memantau kehamilannya kemudian setelah ia melahirkan pun. Di awal anaknya sakit jadi konsumsi makanan bergizinya terganggu,” terang Kepala Dinas Kesehatan Pangkalpinang, Ristum Alamsyah kepada Bangka Pos, Kamis (25/1).

Sebagai tindakan preventif, Dinas Kesehatan menyarankan agar ibu hamil merawat masa kehamilannya dengan cara memeriksakan kehamilannya di Posyandu.

Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang menggarkan bantuan berupa edukasi dan makanan tambahan susu dan biskuit.

Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang pun saat ini menggerakkan program 1.000 hari pertama kehidupan. Sebab  usia dua tahun balita menjadi periode emas yang harus dijaga. 

“Kita melakukan penanganan sesuai tanggung jawab kita sebagai lini pertama. Kalau butuh penanganan kita sarankan mendapat perawatan ke rumah sakit. Dengan data itu dari Dinas Kesehatan gak terlalu terkejut karena kita tahu penyebabnya kenapa, bukan karena kurang makan tapi karena faktor kesehatan,” tutup Eviheriyanto.(*)

Sumber: tribunnews.com

Share this on WhatsApp

Leave a comment

Artikel Terbaru

Memahami Peran Paramedis dalam Perawatan Primer

Kajian Ketidaksetaraan Kesiapan Pelayanan dan Pengetahuan Provider di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia

Kebijakan Kesehatan Mental di Indonesia

Kualitas Hidup yang Berhubungan dengan Kesehatan dan Pemanfaatan Perawatan Kesehatan

Analisis Kebijakan Pendekatan Perawatan Kesehatan Primer di Liberia

Semua Artikel

Berita Terbaru

Kades Dan UPT Puskesmas Posek Jalin Kerjasama Peningkatan Pelayanan Kesehatan

18 October 2022

Dinkes Kulon Progo diminta mengevaluasi pelayanan pasien Puskesmas Wates

18 October 2022

Puskesmas Ambal-ambil Kejayan Buat Inovasi Ini agar Warga Tak BAB di Sungai

13 October 2022

Puskesmas Grabagan Gandeng Yayasan ADRA Gelar Diskusi Interaktif Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

13 October 2022

Bangkalan Menuju UHC, Seluruh Puskesmas Diberi Pemahaman Aplikasi E DABU

11 October 2022

Semua Berita

  • Home
  • Tentang Kami
  • Jurnal
  • Arsip Pengantar