Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Bandar Lampung siap mendukung semua puskesmas untuk menyediakan layanan inklusi. Dukungan tersebut diselaraskan dengan kegiatan akreditasi puskesmas.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Diskes Bandar Lampung, Abu Bakar mengatakan sebanyak 26 puskesmas yang belum inklusif akan didukung melalui akreditasi yang akan diselenggarakan tahun depan.
“Dilakukan secara bertahap. Tahun depan akan dilakukan akreditasi, sehingga akan di support sesuai akreditasi. Harapannya sesegera mungkin seluruh puskesmas menyediakan layanan inklusi,” kata Abu Bakar, Kamis (21/7).
Menurutnya, program wash in hcf sulit dicapai karena tidak menjadi prioritas program pemerintah. Hal ini membuat anggaran yang tersedia menjadi lebih sedikit.
“Penyediaan layanan inklusi ini masuk ke Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) berupa perbaikan fasilitas. Setiap puskesmas memiliki RBA yang berbeda bergantung pendapatan,” ujarnya.
Sementara itu, sebagai salah satu puskesmas yang telah inklusi, Kepala Puskesmas Kedaton, Rini Alita mengaku siap membangun puskesmas lainnya agar sama-sama inklusi.
“Kita siap membantu semaksimal mungkin agar sama-sama bisa menyediakan layanan inklusi di puskesmas,” ujarnya.
Menurutnya, di Puskesmas Kedaton setiap bulannya terdapat sekitar 15 pasien disabilitas, sehingga fasilitas yang inklusi khususnya bidang air, sanitasi, dan kebersihan lingkungan perlu disediakan.
“Untuk keperluan disabilitas tuna netra dan tuna rungu belum tersedia, karena kebanyakan pasien tersebut diantar oleh keluarga,” jelasnya.
Direktur Eksekutif YKWS Lampung, Febrilia Ekawati berharap program wash in hcf yang digaungkan di lima puskesmas percontohan bisa diadopsi oleh 26 puskesmas lainnya.
“Akhir tahun kita berencana untuk mengumpulkan 15 kabupaten kota agar saling mendorong menyediakan layanan inklusi. Kita sudah membuat 2 kota percontohannya,” ujarnya.
Sumber: rmollampung.id