Kab Magelang – Puskesmas Magelang bantuan masyarakat Jawa Timur yang berada di Desa Gulon, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, mangkrak. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Magelang menyebut bangunan tersebut difungsikan sebagai Puskesmas pembantu dan ditutup semenjak pandemi.
Pantauan detikJateng, bangunan Puskesmas yang berada di Dusun Probolinggo, Desa Gulon, Kecamatan Salam ini mangkrak. Pintu bagian samping kanan tampak sudah mulai keropos.
Halaman depan Puskesmas dipakai warga untuk menjemur gabah. Kondisi bangunan terlihat tidak terurus. Dari balik kaca jendela, hanya terlihat ada sekitar tiga tempat tidur dan dua meja di dalam ruangan yang berbeda.
Di dinding dekat pintu masuk, terpasang prasasti. Dalam prasasti tersebut tertulis tanggal peresmian yakni 19 Juli 2013, serta ada tanda tangan Gubernur Jawa Timur kala itu, Soekarwo, sebagai pejabat yang meresmikan bangunan itu.
Warga setempat, Ririn, mengatakan Puskesmas tersebut sebelumnya sempat buka tiga kali dalam sepekan. Untuk tenaga medis diambil dari Puskesmas Salam.
“Sebelum COVID-19 (buka). Kemarin-kemarin sempat buka seminggu tiga kali, tapi kata Bapaknya (petugas Puskesmas Salam) tenaga medisnya tidak ada. Setelah Bapaknya itu pensiun kok nggak pernah buka,” kata Ririn kepada wartawan, Selasa (2/8/2022).
Setelah Puskesmas ditutup, lanjut Ririn, warga sekitar jika sakit berobat harus ke Puskesmas Salam yang jaraknya lebih jauh. Ririn menyebut keberadaan Puskesmas ini sangat membantu warga.
“Soalnya pas buka itu juga banyak yang pada periksa. Dari atas-atas sana (wilayah Kecamatan Srumbung). Di sini tidak ada (buka) yang terpaksanya (periksa) ke Puskesmas Salam. Agak jauh (jaraknya),” ujarnya.
Sementara itu Kepala Desa Gulon, Nanang Bintartana, mengatakan gedung tersebut merupakan bantuan masyarakat Jawa Timur pascaerupsi Gunung Merapi tahun 2010. Pihaknya mengaku pernah menanyakan terkait tidak beroperasionalnya Puskesmas tersebut.
“Selama saya menjadi Kades pada 2014 sampai sekarang belum ada kegiatan apa-apa. Cuma sama Puskesmas dirawat, dibersihkan. Saya sempat tanya, kok tidak diaktifkan. Dari Puskesmas menyampaikan bahwa dari Kabupaten belum memberikan tenaga medis. Anggarannya belum ada,” kata Nanang saat ditemui di kantornya.
Menurut Nanang bangunan tersebut sempat dibersihkan saat kasus COVID-19 tengah tinggi. Dulu, bangunan itu rencananya akan digunakan untuk ruang isolasi terpusat.
“Karena di rumah sakit dirasa mampu sehingga tidak jadi difungsikan. Belum pernah difungsikan. Kalau difungsikan, keberadaannya mungkin sangat membantu. Karena wilayah Srumbung pun bisa berobat ke situ. Kami sudah berusaha untuk berkomunikasi, kok bisa tidak difungsikan itu bagaimana,” tuturnya.
Dihubungi terpisah, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Bela Pinarsi mengatakan sebelum pandemi gedung tersebut dimanfaatkan sebagai Puskesmas Pembantu (Pustu). Kemudian, saat pandemi semua Pustu ditutup.
“Begini ini sudah cek, dulu sebelum pandemi dimanfaatkan sebagai Pustu, Puskesmas Pembantu. Saat pandemi semua Puskesmas Pembantu ditutup. Lalu, sementara waktu itu digunakan untuk isoter, isolasi terpadu,” kata Bela.
“Sekarang rencana, alhamdulillah karena COVID sudah mulai mereda, akan diaktifkan kembali oleh Puskesmas dan mungkin nanti akan dibenahi lagi. Insyaallah tetap dimanfaatkan,” ujarnya.
Keberadaan Pustu tersebut, lanjutnya, sebagai tempat pertolongan pertama. Hal ini bagian dari upaya untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat.
“Iya (membantu warga sekitar), sementara mungkin pertolongan pertama, istilahnya. Mendekatkan pelayanan masyarakat dan pasti SDM nakes terbatas, akan dijadwalkan Kepala Puskesmas,” pungkasnya.Sumber: detik.com