Pemkot meningkatkan kesiagaan menghadapi kenaikan jumlah kasus Covid-19 varian Omicron. Apalagi kemudian PPKM level 2 diterapkan di Surabaya. Salah satu wacananya adalah menerapkan lagi program puskesmas 24 jam.
Pihak puskesmas di setiap wilayah menunggu instruksi untuk pelayanan 24 jam itu. Kepala Puskesmas Putat Jaya dr Ayu Ekanita Hendrayani mengungkapkan bahwa persiapannya kurang lebih sama seperti saat puncak kasus varian Delta pada Juli 2021.
Karena itu, dia optimistis puskesmas siap apabila sewaktu-waktu dibutuhkan untuk kembali memberikan pelayanan selama 24 jam.
Khususnya untuk menangani laporan kasus positif Covid-19. ”Persiapan tetap, kami menyesuaikan saja,’’ ungkapnya kemarin.
Puskesmas telah memiliki tim gerak cepat (TGC) yang bertugas mengkroscek laporan kasus positif dan mengarahkan pasien positif ke tempat isolasi maupun rumah sakit yang ditunjuk. Satu tim TGC terdiri atas minimal tiga orang, termasuk tenaga kesehatan dan driver ambulans. TGC saat ini bertugas sesuai jam operasional puskesmas hingga sore. Namun, jika puskesmas 24 jam diberlakukan lagi, perlu ada penambahan sif TGC.
Ayu menuturkan bahwa pihaknya siap mengatur penambahan sif bila dibutuhkan. ”Persiapannya ke personel dan pengaturan tiga sif. Kemudian, persiapan obat-obatan,’’ lanjutnya.
Berbekal pengalaman saat varian Delta tahun lalu, personel kesehatan yang ada diupayakan cukup untuk memberikan pelayanan lebih, namun tetap sehat dan tidak mengalami kelelahan.
Di kawasan timur, Kepala Puskesmas Tenggilis dr Dessy J. Setia menjelaskan, pada dasarnya pelayanan 24 jam sudah berlangsung sejak lama. Khususnya pada layanan kedaruratan tim gerak cepat (TGC) puskesmas.
”Secara substansi sudah jalan. Cuma, yang sekarang ini untuk antisipasi lonjakan kasus,’’ katanya Selasa (8/2).
Dessy menambahkan, skema pelayanan 24 jam untuk penanganan Covid-19 itu difokuskan pada puskesmas yang memiliki rawat inap.
Jadi, lanjut dia, sementara waktu puskesmas rawat inap meng-cover kejadian darurat medis untuk puskesmas rawat jalan. ”Jadi, ada 22 puskesmas rawat inap dari 63 puskesmas keseluruhan. Termasuk kami jadi back-up wilayah Pucang Sewu dan Menur,’’ jelasnya.
Sejauh ini, belum ada layanan darurat medis yang mengarah ke Covid-19. Sebab, mayoritas warga terkonfirmasi langsung melakukan isolasi terpusat (isoter) di Hotel Asrama Haji dan RSD Lapangan Tembak.
Dia mengungkapkan, untuk aktivitas pelayanan 24 jam, pihaknya melibatkan dua armada ambulans, empat driver, serta dokter umum, bidan, dan perawat yang masing-masing satu orang.
Selain itu, penanganan lebih optimal lantaran sumber informasi langsung dari Command Center 112 dan hotline puskesmas masing-masing.
Persiapan buka 24 jam mulai dilakukan sebagian puskesmas di wilayah utara. Puskesmas Tambak Wedi misalnya. Beberapa aturan anyar tengah dibuat.
Kepala Puskesmas Tambak Wedi drg Ilfin Martiana mengatakan, saat ini pihaknya tengah membuat jadwal baru terkait piket malam. Untuk tetap menjaga stamina para tenaga kesehatan (nakes), piket malam didominasi petugas yang masih berusia muda.
Nakes berusia matang atau menuju lansia bertugas saat pagi. ”Meski belum 24 jam, sudah ada penambahan waktu pelayanan. Yaitu, mulai pukul 07.00 hingga 18.00. Sedangkan hari Sabtu, pelayanan pukul 07.00–13.00,’’ kata Martiana Selasa (8/2).
SEHARI PENUH LAYANI WARGA
Layanan 24 jam difokuskan pada 22 puskesmas dengan fasilitas rawat inap.
Personel dibagi dalam tiga sif. Sif malam diutamakan nakes muda yang masih kuat.
Siagakan tim gerak cepat (TGC) untuk tangani laporan kasus dari warga. Terdiri atas minimal tiga personel.
Puskesmas tunggu arahan dinkes untuk pemberlakuan Senin.
Sumber: jawapos.com