Surabaya, 1 Agustus 2022
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono melanjutkan kunjungan kerjanya ke Kota Surabaya dengan mengunjungi Puskesmas Kebonsari untuk melakukan dialog dengan Walikota Surabaya, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Kepala Puskemas Kebonsari, dan kader-kader Puskesmas serta Posyandu pada Senin (1/8).
Membuka dialog, Wamenkes menyampaikan bahwa Kementerian Kesehatan tengah melakukan transformasi sistem kesehatan dengan 6 pilar untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, mandiri, produktif dan berkeadilan sekaligus bentuk kesiapan pemerintah dalam menghadapi masalah kesehatan di masa yang akan datang.
Keenam pilar tersebut adalah transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi SDM kesehatan dan transformasi teknologi kesehatan.
Sebagai bentuk penerapan pilar pertama dan keenam transformasi sistem kesehatan, Wamenkes menyebutkan bahwa Kemenkes telah mulai melakukan uji coba integrasi layanan kesehatan primer yang dilakukan bertahap di 9 lokus di seluruh Indonesia, salah satunya di Kota Surabaya. Wamenkes berharap proses ujicoba berjalan dengan baik, sehingga bisa menjadi role model untuk daerah lain.
“Kita ingin jadikan sistem ini saling terintegrasi dengan menggunakan layanan berbasis teknologi. Kita harapkan proses uji coba berjalan dengan baik, begitu juga dengan ujicoba layanan kesehatan primer di 9 lokus lainnya. Sehingga nantinya pelayanan kesehatan bisa lebih efektif, efisien dan tertib,” lanjut Wamenkes.
Wamenkes menjelaskan proses integrasi layanan primer mencakup dua hal yakni integrasi data dan layanan kesehatan. Integrasi data dilakukan dengan sinkronisasi data dan aplikasi di tingkat kota hingga pemerintah pusat.
Sementara Integrasi layanan dilakukan dengan mengubah Puskesmas Pembantu dan Pos Kesehatan Keluarga (Poskeskel) menjadi Posyandu Prima. Hal ini mendekatkan layanan kesehatan kepada masyarakat di lingkup desa/kelurahan. Layanan yang diberikan juga setara dengan Puskesmas mencakup kegiatan promotif preventif dan kuratif dengan target sasaran semua siklus hidup.
“Kita ingin mengubah layanan primer bukan hanya untuk menengah ke bawah tapi kita ingin ubah itu menjadi kualitas prima salah satunya dengan mendekatkan layanan kepada masyarakat,” kata Wamenkes.
“Yang lebih penting lagi, layanan promotif preventif digalakkan lagi. Kader di Posyandu Prima bisa dibantu tenaga dokter atau tenaga lainnya yang lebih ahli, juga masyarakat. Jadi Posyandu benar-benar di garda terdepan untuk menyehatkan masyarakat,” ujar Wamenkes.
Wamenkes menuturkan dalam pelaksanaannya, Pemerintah tentu tidak bisa bekerja sendiri, perlu dukungan seluruh stakeholder terkait dalam hal ini Pemerintah Kota Surabaya, Dinas Kesehatan, Puskesmas, tenaga kesehatan, seluruh kader-kader kesehatan juga masyarakat agar layanan ini bisa berjalan optimal.
Merespon hal ini, Walikota Surabaya Eri Cahyadi menyebutkan telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Surabaya untuk mengintegrasikan Poskeskel menjadi Posyandu Prima. Terkait dengan tenaga kesehatan, nantinya akan menyesuaikan dengan jumlah Nakes maupun kader-kader yang ada di Puskesmas maupun Posyandu.
“Pada prinsipnya, Pemkot Surabaya mendukung transformasi Puskesmas Pembantu jadi Posyandu Prima dengan penguatan layanan promotif dan preventif,” ungkap Walikota Eri.
“Kami juga akan menyediakan posyandu prima di tiap kelurahan untuk memecah kepadatan antrian pasien di Puskesmas,” lanjutnya.
Hotline Virus Corona 119 ext 9. Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id (MF).
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik
drg. Widyawati, MKM
Sumber: sehatnegeriku.kemkes.go.id