Reportase
Kunjungan Penelitian Manajemen KIA di Puskesmas Embong Ijuk Kabupaten Kepahiang, Bengkulu
14 November 2018
Penelitian di Puskesmas Embong Ijuk diselenggarakan dalam rangka mengidentifikasi gambaran, kondisi dan akar masalah serta memotret tentang pelayanan kesehatan ibu. Pengumpul data yaitu 1 tim dari PKMK UGM didampingi 1 orang dari dinas. Kegiatan ini berlangsung kurang lebih selama 2 – 3 jam. Kunjungan ini dihadiri oleh tim peneliti PKMK FK – KMK UGM, petugas RSUD baik kepala puskesmas, staf, bidan dan bumil risti. Tim PKMK dalam kunjungan ini memberikan penjelasan tentang fokus penelitian yaitu pendekatan terintregasi dan terkendali penuh dalam program kesehatan ibu yang berorientasi pada dampak.
Gambar 1. Pemaparan penelitian oleh tim peneliti
Untuk fokus penelitian ini dimulai dari penjaringan sampai kepada ibu nifas. Artinya kita harus menjaring Wanita Usia Subur (WUS) yang beresiko tinggi. Kedua, ketika dia hamil harus siap atau layak untuk hamil. kemudian apakah anak SMP dan SMA di -screening oleh UKS. Jadi pola pikir mulai dari hulu. Kemudian nantinya akan diperiksa ANC 10T, mekanisme rujukan terencana dan rujukan emergency. WUS SMP dan SMA apabila sudah akhil baligh akan dipersiapkan dahulu bila ada anemia, TB atau penyakit lainnya harus diobati dulu. Sedangkan, untuk WUS risti harus ditangani terlebih dahulu. Bila terdapat Ibu Resiko Tinggi (Risti) harus ada rujukan terencana baik rujukan ketika hamil maupun pada saat partus. Lalu ibu risti yang operasi caesar harus sudah ada rujukan terencana dengan RS, Rujukan tidak harus rumah sakit bisa saja dirujuk di Puskesmas PONED. Melakukan penjaringan terhadap catin risti juga dilakukan di puskesmas. Selain itu, peneliti melihat data sekunder untuk memperkuat informasi yang diperoleh.
Gambar 2. Wawancara dengan Kepala Puskesmas, bidan koordinator, penanggung jawab UKM
Wilayah kerja Puskesmas Embong Ijuk ada 5 desa yaitu Desa Gunung Agung, Embong Ijuk, Air Raman, Kota Agung dan Talang Sawah. Desa yang paling jauh dan memiliki akses jalan yang sulit adalah Desa Talang Sawah. Desa Embong Ijuk penyumbang WUS dan PUS sebanyak 23 hingga Oktober 2018. Kematian bayi per Oktober 2018 ada 3 bayi di Desa Embong Ijuk adalah sebagai berikut:
- IUFD 7 bulan, ibu yang hamil tidak pernah periksa ke puskesmas, tetapi ke BPS Keban Agung, sudah di home visit agar melakukan kunjungan ke puskesmas dan berkonsultasi ke puskesmas tidak mau.
- Kelainan anmesepalus (tidak ada tempurung kepala) hasil USG diketahui ketika 8 bulan, melakukan pemeriksaan merujuk ke RSUD Kepahiang dan dirujuk ke Rumah Sakit M. Yunus Bengkulu
- Asfiksia berat di RSUD kepahiang, lahir di puskesmas, Apgar 3, di RSUD Kepahiang 1 hari satu malam lalu meninggal
Kegiatan program PUS dan WUS yang dilakukan antara laindengan konseling 4T, konseling catin danmenjalin MOU dengan KUA. Puskesmas melakukan konseling utnuk remaja hamil umur 15 – 19 tahun 21 orang, dan ibu bersalin 13 orang. Puskesmas Tebat Karai mempunyai wilayah kerja 6 SD dan 2 SMP Kegiatan yang dilakukan adalah penjaringan kesehatan pada awal tahun, untuk anak SD dibuat kader dokter kecil yang diberi pelatihan dan guru di SD ada 2 yang diberi pelatihan karena hanya 2 SD yang memiliki UKS (MIS Embong Ijuk dan SD Kota Agung). Di SMP yang ada di wilayah puskesmas 2 SMP tidak memiliki UKS melakukan pemeriksaan di kelas. Pemeriksaan secara berkala untuk anak SMP, adapun jenis pemeriksaannya adalah pemeriksaan kebersihan diri, pemeriksaan status gizi, pemeriksaan tanda vital (suhu tubuh, tekanan darah, pernafasan, denyut nadi, jantung dan paru), pemeriksaan gangguan kesehatan mata (ketajaman pengliahatan, resiko infeksi dan buta warna), pemeriksaan gangguan pendengaran, pemeriksaan gangguan kesehatan gigi dan mulut, pemeriksaan gaya hidup, pemeriksaan kebugaran jasmani, pemeriksaan kesehatan mental, pemeriksaan kesehatan intelegensi, dan pemeriksaan kesehatan reproduksi.
Gambar 3. Wawancara denga bumil risti
Bumil yang datang berusia beragam, yaitu 37 tahun, 24 tahun dan 40 tahun. Dua bumil risti, yaitu usia 40 tahun dengan hipertensi dan 37 tahun dengan riwayat abortus, sudah diedukasi untuk menjaga pola makan, minum obat teratur, serta diberikan pendukung lain untuk menjaga kehamilannya oleh dokter dan bidan desa. ANC puskesmas telah dilaksanakan. Sedangkan, Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) di puskesmas tidak berjalan karena banyak bumil memiliki keluarga yang berada di sekitar puskesmas sehingga pemanfaatan rumah tunggu tidak ada. Call Center untuk emergency baru 1 bulan berjalan dan siap 24 jam serta adakoordinasibersamaambulance Puskesmas Keban Agung. Namun jika ambulance puskesmas tidak bisa digunakan, setiap desa memiliki mobil kadesyang siap membantu bumil yang akan persalinan. Koordinasi antara call center, bidan desa dan kades di wilayah kerja Puskesmas Embong Ijuk sudah berjalan dengan baik.
Reportase: Anita Meiriana, MPH