YOGYAKARTA – Setiap tahun, angka pernikahan dini di Kecamatan Cangkringan cukup tinggi. Hal tersebut menjadi perhatian serius pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Melalui Puskesmas Cangkringan, pemerintah daerah berupaya meminimalisir sekaligus mengatasi persoalan tersebut. Upaya yang dilakkan lebih pada kegiatan preventif. Saat ini Puskesmas Cangkringan memiliki inovasi, yang dilakukan dengan membuat pusat layanan konseling remaja, berbasis teknologi digital atau online.
Dengan sistem tersebut diharapkan, generasi milenial dapat berkonsultasi dengan lebih leluasa. “Di Cangkingan ini angka pernikahan dini cukup tinggi. Sebenarnya tidak terlalu tinggi sekali, tapi setiap tahun selalu ada. Karena itu kita berupaya fokus untuk menurunkannya,” kata Koordinator Upaya Kesehatan Masyarakat, Puskesmas Cangkringan, Puguh Dharmawan, Sabtu (13/7/2019).
Puguh menyebut, meski belum lama dibuat, program layanan konsultasi online tersebut dinilai sangat penting. Utamanya untuk mengarahkan anak atau remaja, agar tidak terjebak pada pernikahan dini.
Pernikahan dini tidak terlepas dengan kesiapan psikologis anak, perkembangan kesehatan bayi maupun ibu. “Layanan kita sinkronkan dengan layanan yang sudah ada, seperti Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Jadi di setiap dusun kita bentuk Posyandu Remaja, untuk memberikan edukasi,” jelasnya.
Dengan layanan konsultasi online, remaja dapat langsung berkomunikasi dengan petugas puskesmas memanfaatkan telepon seluler. Semua persoalan bisa dikonsultasikan melalui layanan tersebut. Harapannya, layanan tersebut dapat membantu, karena anak remaja biasanya enggan berkonsultasi langsung ke tenaga kesehatan di puskesmas.
“Kalau dampaknya sejauh ini belum dapat terlihat. Karena memang ini lebih pada upaya preventif. Tapi paling tidak kita sudah berupaya merangkul anak-anak remaja desa. Mudah-mudahan dalam beberapa waktu ke depan akan bisa terlihat hasilnya,” tandasnya.
Sumber: cendananews.com