Persalinan wanita yang terpapar Covid-19 bisa dilayani di Puskesmas. Asalkan minim risiko dan diizinkan dokter spesialis kandungan.
Penyataan itu diungkapkan Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar, Purwati kepada wartawan di Karanganyar, Senin (28/6).
“Tidak selalu wanita positif Covid-19 kondisi hamil, harus melahirkan di RS. Kapasitas (BOR isolasi sudah penuh saat ini. Sebisa mungkin, diperiksa dulu. Jika tidak berisiko dan sudah berkonsultasi dengan obgyn (dokter kandungan) dan dibolehkan bersalin di puskesmas, maka sebaiknya ambil opsi itu,” katanya.
Purwati menyebut, saat ini bed isolasi untuk maternal dan anak-anak di RSUD Karanganyar hanya 10 persen dari total bed isolasi pasien Covid-19. Sedangkan jumlah wanita hamil terpapar Covid-19 di Karanganyar cukup banyak.
Purwati menyebut terdata sampai 500 lebih sejak Maret 2020. Hingga 8 Juni 2021 menyisakan 40 kasus ibu hamil positif Covid-19.
Purwati mengaku sedang mengkroscek kondisi 21 puskesmas di wilayahnya sebelum menentukan kesiapannya melayani persalinan wanita terpapar Covid-19. Sejauh ini, terdapat sejumlah puskesmas potensial melayani pasien berkasus tersebut seperti Puskesmas Karangpandan, Puskesmas Jumapolo, Puskesmas Colomadu 2, Puskesmas Kebakkramat, Puskesmas Kerjo dan Puskesmas Tawangmangu.
“Puskesmas yang melayani PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar) sedang disisir. Ada beberapa yang sedang dijajaki untuk melayani persalinan wanita terpapar Covid-19,” katanya.
Pada dasarnya, persalinan normal berkasus Covid-19 sama saja persalinan biasa. Bedanya hanya saja berada di ruang isolasi. Bidan yang menangani juga wajib menggunakan APD level tertentu. Sejauh ini, baru Puskesmas Jumapolo yang sudah pernah melayani persalinan wanita terpapar Covid-19.
Purwati menegaskan rawat inap dan isolasi pasien Covid-19 di Puskesmas non persalinan belum dianjurkan.
Menurutnya, puskesmas memiliki banyak bidang penugasan di luar perawatan pasien bergejala Covid-19, yang perlu diselesaikan. Jika ditambah karantina pasien Covid-19, ia memastikan puskesmas tak mampu.
“Belum ada wacana ke situ (karantina pasien Covid-19 di puskesmas). Butuh pengkajian. Masih banyak kerjaan esensial di Puskesmas. Jangan dulu ditambah Covid-19. Optimalkan yang di rumah sakit. Kalau hanya gejala ringan, isolasi mandiri terpusat. Pak camat dan kades yang siapkan,” katanya.
Sumber: gatra.com