JOMBANG - Tahun ini pemkab juga merehabilitasi BLUD Puskesmas Sumobito. Pagu anggaran mencapai Rp 4,8 miliar. Sebagai pelaksana PT Delima Kreasi Nusa dengan penawaran mencapai Rp 4 miliar. Sementara konsultan pengawas CV Persada Consultant.
Pantauan di lokasi, Minggu (19/9) kemarin. Area proyek sudah ditutup pagar pembatas dari seng. Nampak sejumlah pekerja tengah melakukan kegiatan pembesian dan pengecoran. Seluruh bangunan lama dirobohkan.
Dikonfirmasi terkait itu Haryo Purwono pejabat pembuat komitmen (PPK) proyek menerangkan, pengerjaan proyek gedung puskesmas sudah berjalan sejak Juli lalu. ”Jadi di sana (BLUD Puskesmas Sumobito, Red) sudah mulai satu bulanan. Anggarannya kurang lebih Rp 4 miliar, dari DAK (Dana Alokasi Khusus),” kata Haryo dikonfirmasi.
Pria yang juga menjabat Kabid Pelayanan Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Jombang ini menuturkan, sesuai rencana pengerjaan berjalan hingga lima bulan. ”Pekerjaannya itu lima bulan, sampai sekitar awal Desember. Sehingga kemarin sebelum dimulai sudah pindah semua (pelayanan, Red),” imbuh dia.
Dijelaskan, puskesmas setempat bakal dibangun dua lantai. Sehingga, seluruh bangunan lama sudah dirobohkan. Tahun ini bakal berubah menjadi bangunan bertingkat. ”Itu nanti dibangun dua lantai. Sesuai dengan Kemenkes, semua bangunan puskesmas (di Jombang, Red) Insya Allah akan sama. Jadi menyesuaikan lahan. Kalau lantai satu ini begini, kalau dua lantai itu begini. Semua sudah ada aturannya dari Kemenkes,” lanjut Haryo.
Meski demikian, laporan terakhir yang diterimanya, progres pengerjaan dirasa tak mengalami kendala. ”Sekarang sudah hampir 19 atau 20 persen. Malah ada selisih kalau tidak salah satu persen dari target,” ujar dia.
Menurutnya, saat ini pengerjaan sudah hampir mengarah ke lantai atas. ”Kalau pondasai kelihatannya sudah,” kata Haryo. Di lokasi, papan proyek terpasang di belakang pagar seng. Dari jalan kabupaten nampak proyek itu dengan nama kegiatan rehabilitasi gedung Puskesmas Sumobito. Nomor kontrak 027/1609-PPK/415.17/2021. Sumber dana berasal dari DAK 2021, dengan nilai Rp 4.062.155.357.13.
Jadwal pelaksanaan selama 150 hari, terhitung sejak 19 Juli hingga 16 Desember 2021. Pelaksana proyek PT Delima Kreasi Nusa, sementara konsultan pengawas CV Persada Consultant.
Pelayanan Puskesmas Nebeng Gedung Sekolah
SEMENTARA itu, Hexawan Tjahya Widada Kepala BLUD Puskesmas Sumobito menerangkan, selama proses rehabilitasi gedung, sementara pelayanan kesehatan menempati gedung SMP PGRI Sumobito. Dia berharap pengerjaan gedung selesai tepat waktu, sehingga bisa segera dimanfaatkan.
”Jadi pelayanannya sekarang pindah ke SMP PGRI Sumobito,” kata Hexa dikonfirmasi, Minggu (19/9) kemarin.
Dikatakan, dipilihnya gedung sekolah lantaran berbagai pertimbangan. Mulai dari jarak yang dekat dan fasilitas ruangan dirasa memenuhi. ”Tempatnya luas, juga karena di SMP ini sebagian tidak dipakai. Akhirnya menggunakan itu, soalnya waktu itu siswanya masih daring, kemudian banyak tempat,” sambung Hexa.
Kendati berada di area sekolah menurut dia, sudah ada sekat antara pelayanan kesehatan dengan pendidikan. ”Sudah kami bagi, sehingga ada pembatasnya. Antara gedung SMP dan pelayanan yang kita pakai,” sambung dia.
Ada beberapa ruangan kelas sementara dirombak untuk keperluan pelayanan puskesmas. ”Jadi kelas yang tidak dipakai, itu yang kami pergunakan. Tanahnya dulu kalau tidak salah ini bantuan dari desa,” ujar Hexa.
Diakui, sebelumnya sudah ada beberapa pilihan lokasi lain di luar sekolah. Hanya saja, mempertimbangkan jarak terlalu jauh. ”Memang rencananya dulu ditaruh di Desa Segodorejo, tapi terlalu jauh. Akhinya dipakai SMP ini. Sehingga pelayanan tetap jalan,” kata Hexa sembari mengatakan menempati gedung sekolah sampai Desember.
Terpisah Bakhri Kades Sumobito tak menampik, pelayanan puskesmas kini berada di area sekolah setempat. ”Pindahnya ke sekolah atau samping lapangan Sumobito,” kata Bakhri dikonfirmasi.
Dikatakan, berdasarkan keterangan yang dia terima, dipilihnya sekolah itu sebagai tempat sementara lantaran jaraknya tak terlalu jauh dengan lokasi puskesmas. ”Kalau lihat lokasi lain ini tidak ada. Pada waktu itu SMP kan masih belum masuk siswanya. Ada ruangan kosong, kemudian pertimbangannya dekat dengan puskesmas. Tinggal nyeberang ke timur sedikit,” imbuh dia.
Pindahnya pelayanan itu lanjut dia, dilakukan sejak awal tahun. ”Hanya sementara saja, karena ada pembangunan. Kalau tidak salah sampai enam bulan di sekolah,” kata Bakhri.
(jo/fid/naz/JPR)
Sumber: jawapos.com