Reportase
Penelitian Manajemen KIA dan Kualitas ANC Kabupaten Kepahiang di Puskesmas Bukit Sari (Non PONED)
16 November 2018
Penelitian manajemen KIA dan kualitas ANC di Puskesmas Bukit Sari diselenggarakan dalam rangka untuk mengidentifikasi gambaran, kondisi dan akar masalah serta memotret pelayanan tentang kesehatan Ibu di Bukit Sari. Penelitian ini dilakukan oleh tim peneliti PKMK FK-KMK UGM 2 orang dan 2 anggota enumenator dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang. Pihak puskesmas Bukit Sari yang terlibat dalam penelitian ini yaitu Kepala Puskesmas Bukit Sari, koordinator bidan puskesmas, bidan puskesmas beserta dokter umum dan bidan desa yang berada di Bukit Sari dan 3 orang ibu hamil. Agenda penelitian ini berupa wawancara kepada kepala puskesmas, koordinator bidan puskesmas, bidan desa. Dengan melihat data sekunder yang memperkuat data yang diperoleh.
Gambar 1. Pemaparan penelitian dari tim peneliti
Pertemuan diawali dengan sambutan dari Kepala Puskesmas Bukit Sari di puskesmas Bukit Sari dilanjutkan dengan pemaparan dari salah satu tim peneiliti dari PKMK FK – KMK UGM tentang mengatasi kesehatan ibu dengan menggunakan metode pendekatan terintregasi dan terkendali penuh dalam program kesehatan ibu yang berorientasi pada dampak. Penekanan jika hanya melihat output sampai SPM dan cakupan saja mengakibatkan masih ada kasus perdarahan dan akhirnya terjadi kematian ibu. Prinsip penelitian ini adalah wanita hamil dianggap normal jika berusia diatas 20 tahun. Kondisi ibu pada waktu partus dianggap sebagai ibu risti maka perlu adanya penanganan khusus. Penelitian ini dimulai dari penjaringan sampai kepada ibu nifas. Artinya kita harus menjaring Wanita Usia Subur (WUS) yang beresiko tinggi. Kedua, ketika dia hamil harus siap atau layak untuk hamil. Kemudian apakah anak SMP dan SMA discreening oleh UKS. Selanjutnya bagaimana pelayanan untuk ibu risti, ada tidak rujukan terencana sampai bagaimana dangan perlakuan pada ibu nifas serta pemanfaatan Rumah Tunggu kelahiran yang berada sebelum RSUD.
Gambar 2. Pelaksanaan FGD kepada ibu hamil
Proses FGD diikuti oleh 3 orang ibu hamil dan mereka merupakan kategori ibu risti, 1 orang pernah mengalami keguguran dan anemia, 1 orang memiliki asma, sedangkan 1 orang lagi ibu risti dengan kategori usia dibawah 20 tahun. Pada pelaksanaan FGD ini diketahui bahwa ibu tersebut belum dilakukan penjaringan tentang resiko usia pada ibu hamil dan 3 orang ibu hamil sudah melakukan KB. Tapi pendampingan khusus bagi ibu hamil risti yang memiliki penyakit khusus seperti dilakukan pemulihan dan pengobatan dahulu belum dilakukan yaitu pada kasus asma, pada ibu hamil yang anemia hanya dengan pemberian tablet Fe. Pemeriksaan 10 T sebagian belum dilakukan yaitu pada pemeriksaan rahim, denyut jantung bayi, pemeriksaan laboratorium, penyuluhan dan temu wicara. Pada pemeriksaan laboratorium untuk cek darah sudah dilakukan namun hanya untuk mengetahui golongan darah saja, sedangkan untuk pemeriksaan urine dan USG belum bisa dilakukan karena keterbatasan ketersediaan alat dan SDM yang mengoperasikannya. Puskesmas belum melakukan rujukan terencana, ibu hamil risti disarankan persalinan di poskesdes. Rujukan terencana persalinan bagi ibu risti dilakukan di puskesmas Poned dan RSUD belum dilakukan ini diakrenakan puskesmas PONED belum jalan dan jarak ke RS dekat. koordinasi antara puskesmas dan RSUD tentang kasus dan HPL ibu risti belum berjalan.
Gambar 3. Wawancara kepada kepala puskesmas, koordinator bidan dan bidan desa
Wilayah kerja puskesmas ada 8 desa dan terdapat 4 SD serta 1 SMP. Puskesmas tidak melakukan prioritas untuk desa, WUS, PUS, dan sekolah yang ada diwilayah puskesmas. Puskesmas belum melakukan MOU dengan KUA, tapi setiap Catin yang ingin menikah wajib ke puskesmas untuk periksa dan mendapat edukasi. Kematian bayi pada 2016 yaitu 3 bayi, pada 2017 ada 7 bayi, per Oktober 2018 tidak ada kematian bayi. Kematian ibu ditemukan pada 2016 namun di data profil tidak ada. Kegiatan yang dilakukan di desa yaitu poskesdes, polindes oleh bidan desa, berkoordinasi tenaga gizi dan petugas laboran puskesmas. Rata – rata ibu hamil di wilayah kerja puskesmas mengalami KEK. Petugas gizi dari puskesmas dan bidan desa telah berkoordasi dengan memberikan roti, susu di 3 bulan pertama setelah di deteksi kehamilannya. Monev dilakukan akhir desember atau awal januari dengan melihat apakah capaian kegiatan telah tercapai ( apa hambatan dan sasaran telah tercapai belum) dan rencana kegiatan tahun berikutnya. Masyarakat di wilayah kerja puskesmas memiliki hari libur pasar yaitu pada Kamis, sehingga banyak kegiatan desa yang dilakukan.
Gambar 4. Tinjauan ke tempat bersalin POSKESDES puskesmas tentang Bukit Sari
Peninjauan poskesdes dilakukan untuk melihat kondisi tempat bersalin yang digunakan ibu hamil normal dan ibu hamil risti. Ibu hamil menjelang partus dan pasca persalinan tidak ada yang menginap di poskesdes jadi ini hanya sebagai tempat saat bersalin, kemudian setelah 6 jam persalinan ibu langsung dibawa pulang ke rumah. Tempat bersalin dan peralatan yang digunakan untuk menolong persalinan masih sangat sederhana. Akses ke poskesdes sudah mudah namun harus menanjak tinggi, kondisi depan poskesdes seperti rawa dan jalan didepannya belum diaspal tidak bisa dilalui oleh mobill. Sedangkan untuk perairan masih sulit, untuk air menggunakan mata air yang dipasangkan dengan pipa namun kadang airnya keruh dan macet jadi 2 hari sekali baru keluar air. Lokasi poskesdes ini tidak jauh dari puskesmas Bukit Sari yaitu berada dibawahnya puskesmas. Poskesdes ini berdiri dari iuran bidan desa di wilayah Bukit Sari, sewa rumah per tahun seharga 3 juta dan yang bertanggung jawab di poskesdes adalah bidan desa langsung.
Reporter: Rima dan Anita (PKMK UGM)