Sistem kesehatan adalah suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan (supply side) dan orang-orang yang menggunakan pelayanan tersebut (demand side) di setiap wilayah, serta negara dan organisasi yang melahirkan sumber daya tersebut, dalam bentuk manusia maupun dalam bentuk material. Untuk mengenal alur dan berbagai pilihan kebijakan yang mempengaruhi peningkatan status kesehatan merupakan tantangan tersendiri bagi pembuat dan pelaksana kebijakan. Setelah World Health Organization (WHO) pada 2000 lalu mengembangkan konsep sistem kesehatan, negara-negara berkembang dan terbelakang mencoba memperbaiki sistem kesehatan yang ada. Pertimbangan perbaikan berfokus pada penguatan sistem kesehatan yang berlaku seperti di Mozambik, Nepal dan Rwanda.
Penguatan sistem dipilih atas pertimbangan bahwa suatu sistem dikatakan efektif apabila terdapat peningkatan terhadap akses layanan kesehatan oleh masyarakat. Selain itu, sejumlah faktor diidentifikasi sebagai driver penguatan sistem kesehatan yang meliputi; 1) tata pemerintahan yang baik telah teridentifikasi sebagai penentu utama kesuksesan dalam perancangan dan implementasi yang efektif kebijakan dan program, 2) keberhasilan dalam implementasi kebijakan kesehatan yang dilaksanakan pada level mikro atau sistem kesehatan lokal, dan 3) kepemilikan dan partisipasi masyarakat sterhadap intervensi kesehatan. (Samuels et al, 2017).
Samuels et al (2017) dalam artikel yang berjudul Drivers of health system strengthening: learning from implementation of maternal and child health programmes menerapkan pendekatan pragmatis untuk menilai faktor apa saja yang berpengaruh dalam penguatan sistem kesehatan di Mozambik, Nepal dan Rwanda. Pendekatan pragmatis dilakukan dengan pembuktian terhadap berbagai konsep yang menjelaskan tentang “driver” penguatan sistem kesehatan dengan mengkaji keberhasilan program kesehatan ibu dan anak di tiga negara. Pendekatan pragmatis digunakan bukan hanya untuk meningkatkan utilisasi layanan melainkan juga sebagai cara yang efisien untuk mengidentifikasi prioritas dan penyediaan kesehatan wilayah setempat. Penguatan sistem harus dilakukan secara berjenjang dari level makro, mikro hingga pada level pemberian pelayanan.
Pada level makro, kebijakan dan program yang ditargetkan sangat memerlukan tata kelola yang efektif untuk mempromosikan transparansi pengambilan keputusan dan perencanaan. Pada level mikro, perlu dipastikan sistem yang diterapkan mampu diadopsi dengan baik. Pada tingkat pemberian layanan, memanfaatkan sumber daya masyarakat, termasuk meluasnya penggunaan tenaga kesehatan masyarakat telah menjadi tema yang penting dalam menjelaskan keberhasilan intervensi kesehatan. Namun, hal ini tentu tidak mudah untuk dilakukan dengan pertimbangan kondisi demografis dan status kesehatan masyarakat yang ada (Samuels et al, 2017).
Langkah-langkah pendekatan pragmatis untuk mengkonseptualisasikan penguatan sistem kesehatan dapat dilakukan dengan berfokus pada memahami jalur untuk mengakses kesehatan yang lebih baik dengan mempertimbangkan konteks dan sejarah suatu wilayah. Selanjutnya perlu mengidentifikasi kumpulan beberapa driver yang memungkinkan penguatan sistem kesehatan pada semua level. Untuk mengatasi permasalahan implemetasi sistem kesehatan maka perlu ada keterlibatan petugas kesehatan masyarakat pada tingkat makro. Hal ini sangat penting untuk mendukung peningkatan kapasitas implementasi di tingkat daerah terutama bagaimana kebijakan diterjemahkan dan bagaimana program dilaksanakan di lapangan.
Artikel selengkapnya dapat diunduh di sini
Ari
| #
Artikel yang menarik, mohon dijelaskan selain pendekatan pragmatis, pendekatan apa yang bisa dilakukan untuk menguatkan sistem kesehatan pada level pemberi layanan kesehatan? Terimakasih
Reply