Reportase
Pengumpulan Data di Kabupaten Indragili Hilir
Provinsi Riau
06 Agustus – 12 Agustus 2017
Dinas Kesehatan Provinsi Riau bekerja sama dengan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM terkait penyusunan naskah akademis untuk Sistem Kesehatan Provinsi (SKP) Riau. Penyusunan naskah akademis SKP Riau sebagai dasar pengusulan regulasi dan disusun melalui beberapa tahap kegiatan. Salah satu tahapan kegiatan yaitu pengumpulan data untuk menggali permasalahan kesehatan yang ada di empat kabupaten terpilih yaitu Dumai, Kampar, Meranti dan Indragili hilir.
Kabupaten Indragili Hilir terletak di pantai Timur Sumatera, yang merupakan gerbang selatan Propinsi Riau, dengan luas daratan 11.605,97 km² dan peraiaran 7.207 Km² , dikelilingi perairan berupa sungai-sungai besar dan kecil, parit, rawa dan laut. Secara fisiografis Kabupaten Indragiri Hilir beriklim tropis merupakan sebuah dataran rendah yang terletak di ketinggian 0-4 meter di atas permukaan laut dan dipengaruhi oleh pasang surut. Kondisi fisiografis ini menyebabkan timbulnya beberapa masalah kesehatan baik dari segi akses pelayanan, kualitas pelayanan, pembiayaan, infrastruktur, dan lain-lain.
Pengumpulan data di kabupaten Indragili Hilir dilaksanakan pada 6 Agustus hingga 12 Agustus 2017 melalui pengumpulan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer melalui wawancara mendalam dengan beberapa informan. Informan dalam hal ini terdiri atas para pemangku jabatan yang berasal dari Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Bapeda, BPJS, Legislatif, Rumah Sakit, Puskesmas, Organisasi profesi dan masyarakat di kabupaten Indragili Hilir. Dari perspektif kesehatan terdapat 3 tantangan besar yaitu : belum optimalnya status kesehatan masyarakat, belum seluruh penduduk terlindungi oleh jaminan kesehatan dan masih banyaknya penduduk yang berobat ke negara tetangga (Malaysia dan Singapura).
Beberapa permasalahan kesehatan yang ada di kabupaten Indragili Hilir yaitu:
- Angka kematian ibu dan bayi, status gizi, penyakit menular dan gangguan jiwa masih cukup tinggi.
- Keterbatasan dan mahalnya transportasi untuk mengakses fasilitas kesehatan terutama bagi masyarakat miskin dan yang tinggal di daerah perairan.
- Keterbatasan kompetensi dan kurangnya SDM kesehatan seperti dokter, dokter gigi, apoteker, tenaga farmasi, kesehatan lingkungan, analis, gizi.
- Sekitar 49 % masyarakat di kabupaten Indragili Hilir belum memiliki jaminan kesehatan.
- Ketidakpuasan pada pelayanan kesehatan dan ketidakpastian biaya membuat beberapa pasien dari kelas menengah keatas lebih memilih melakukan pengobatan di Malaysia dan Singapura.
Pemerintah daerah telah berupaya untuk menyelesaikan permasalahan ini yaitu dengan kerja sama rumah sakit dan Perguruan Tinggi untuk mencukupi ketersediaan SDM kesehatan, kerja sama lintas sektoral untuk menangani cakupan pembiayaan kesehatan bagi seluruh penduduk miskin dan beberapa program pengobatan gratis melalui kerjasama pemerintah dengan pihak swasta. Pengadaan ambulans air diupayakan agar masyarakat yang berada di daerah perairan mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal. Perbaikan dan sinkronisasi sistem kesehatan daerah, peran aktif dan konsistensi pemangku jabatan, pembiayaan yang cukup dan kerjasama lintas sektoral diharapkan dapat meningkatkan kesehatan masyarakat dan menguatkan Sistem Kesehatan Provinsi (SKP) Riau.
Reporter: Aprilia Grace Maay