• Home
  • Tentang Kami
  • Jurnal
  • Arsip Pengantar
20 Aug2018

Penyusunan RADIntegrasi Kesehatan Ibu dan Keluarga Berencana Berbasis Hak 15 Agustus 2018

Share this on WhatsApp

Reportase

Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD)

Integrasi Kesehatan Ibu dan Keluarga Berencana Berbasis Hak

Pendampingan oleh PKMK FKKMK UGM

Kabupaten Aceh Barat, 15 Agustus 2018

Menindaklanjuti pertemuan yang telah dilaksanakan pada 18-19 Juli 2018, pertemuan kembali dilakukan pada Rabu, 15 Agustus 2018 membahas pematangan analisis situasi dan prioritas masalah kesehatan ibu dan keluarga berencana di Kabupaten Aceh Barat dan dilanjutkan membahas penyusunan RAD Integrasi Kesehatan Ibu – KB Berbasis Hak. Kegiatan dilaksanakan di Ruang Rapat Sarana dan Prasarana Bappeda Aceh Barat. Pertemuan berlangsung interaktif melalui Skype antara Dwi Handono dan Tudiono yang berada di Yogyakarta dengan Tim Teknis yang dimoderatori oleh Muhamad Syarifuddin selaku Tim Lapangan PKMK FKKMK UGM di Kabupaten Aceh Barat.

pendampingan-aceh-15-aug-1

Gambar 1. Pembukaan Pertemuan oleh Nursyidah Mewakili Kepala Bappeda Kabupaten Aceh Barat

Pertemuan dibuka oleh Nursyidah mewakili Kepala Bappeda Aceh dan berharap penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) Integrasi Kesehatan Ibu-Keluarga Berencana Berbasis Hak harus sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM), RPJMD Kabupaten Aceh Barat, Renstra dan Renja masing – masing OPD. Sehingga ke depan target dari kegiatan integrasi dapat diukur dan tercapai. Kemudian dilanjutkan pemaparan materi dari Tim Teknis yang diwakili oleh Mulyani dan Cut Aman. Materi yang dipaparkan merupakan hasil diskusi identifikasi penyebab kematian ibu pada 2017 dan 2018 sertamasalah keluarga berencana yang telah disepakati oleh Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DPPPAKB) dan Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat.

Dwi Handono dan Tudiono kemudian memberikan tanggapan dan diskusi terkait pemaparan materi yang telah disampaikan. Diskusi berlangsung hingga pukul 12.00 WIB dan menghasilkan beberapa poin penting, diantaranya:

  1. Kasus kematian ibu di Kabupaten Aceh Barat pada 2017 sebanyak 9 kasus dan 2018 yaitu 2 kasus.

  2. Kasus – kasus kematian ibu di Kabupaten Aceh Barat sebagian besar semestinya dapat dicegah.

  3. Permasalahan yang menyebabkan kematian ibu di Kabupaten Aceh Barat adalah:

    1. Pelayanan PONEK dan PONED yang masih kurang dari segi keterampilan tenaga kesehatan, kurang koordinasi antara petugas kesehatan, petugas kesehatan tidak berada ditempat, sarana dan prasana yang dimiliki serta persediaan darah yang kurang.
    2. Permasalahan sistem rujukan seperti keterlambatan sistem rujukan. Terkadang pasien yang tiba di rumah sakit PONEK sudah dalam keadaan parah dan ada yang meninggal pada saat perjalanan ke rumah sakit serta keengganan ibu hamil dan keluarga untuk dirujuk. Faktanya banyak yang lebih mengandalkan dukun dibandingkan tenaga kesehatan.
    3. Kualitas Antenatal Care (ANC) yang kurang baik dan tidak teratur
    4. Tindakan Post Natal Care (PNC) yang belum optimal.
    5. Kasus kematian ibu disebabkan faktor risiko seperti umur yang sudah tua, banyak anak, adanya penyakit penyerta dan lain sebagainya.
  4. Selama ini belum dilakukan penjaringan WUS-PUS Risiko Tinggi oleh DPPPAKB, keterbatasan petugas KB sehingga masih kurang cangkauan pencapaian pengguna KB, adanya pemahaman di masayarakat menganggap ber – KB itu haram dan banyak anak banyak rezeki serta keengganan suami untuk ber-KB padahal istrinya berisiko. Sehingga ada hubungan antara tidak menggunakan KB dengan kasus kematian ibu.

  5. Pentingnya Audit Maternal Perinatal (AMP) yang melibatkan semua sektor baik dinas kesehatan, rumah sakit, puskesmas, bidan serta ke depannya melibatkan Ikatan Bidan Indoensia (IBI) untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan Ibu dan Anak.

  6. Beberapa solusi alternatif untuk mencegah tidak terjadi lagi kematian ibu, antara lain:perbaikan sistem rujukan baik rujukan terencana ataupun emergency, perbaikan pelayanan PONEK dan PONED, aktif melakukan penjaringan WUS-PUS Risti, tersedianya sistem informasi, bidan desa lebih proaktif dan meningkatkan koordinasi dengan bidan lain atau dokter spesialis serta bidan di puskesmas harus mengetahui Bantuan Hidup Dasar tidak hanya berfokus pada persalinan.

pendampingan-aceh-15-aug-2

Gambar 2. Pemaparan dan Diskusi Identifikasi Penyebab Kematian Ibu dan Alternatif Solusi Pemecahan Masalah

Penyusunan Rencana Aksi Daerah akan terus berlanjut. Tim Teknis masing-masing OPD akan lebih fokus mencari solusi alternatif lokal dan solusi pemecahan masalah kematian ibu berdasarkan RAN Kesehatan Ibu dan RFP sesuai dengan identifikasi penyebab masalah kematian ibu yang telah didiskusikan.

 

Reportase : Muhamad Syarifuddin, MPH

Share this on WhatsApp

Leave a comment

Artikel Terbaru

Memahami Peran Paramedis dalam Perawatan Primer

Kajian Ketidaksetaraan Kesiapan Pelayanan dan Pengetahuan Provider di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia

Kebijakan Kesehatan Mental di Indonesia

Kualitas Hidup yang Berhubungan dengan Kesehatan dan Pemanfaatan Perawatan Kesehatan

Analisis Kebijakan Pendekatan Perawatan Kesehatan Primer di Liberia

Semua Artikel

Berita Terbaru

Kades Dan UPT Puskesmas Posek Jalin Kerjasama Peningkatan Pelayanan Kesehatan

18 October 2022

Dinkes Kulon Progo diminta mengevaluasi pelayanan pasien Puskesmas Wates

18 October 2022

Puskesmas Ambal-ambil Kejayan Buat Inovasi Ini agar Warga Tak BAB di Sungai

13 October 2022

Puskesmas Grabagan Gandeng Yayasan ADRA Gelar Diskusi Interaktif Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

13 October 2022

Bangkalan Menuju UHC, Seluruh Puskesmas Diberi Pemahaman Aplikasi E DABU

11 October 2022

Semua Berita

  • Home
  • Tentang Kami
  • Jurnal
  • Arsip Pengantar