BANGIL – Pecandu narkoba tak melulu harus diproses hukum. Pecandu yang posisinya menjadi korban, perlu direhabilitasi supaya tak menjadi ketergantungan. Tempat rehab bagi pecandu juga tersedia di Kabupaten Pasuruan. Salah satunya di Puskesmas Bangil, yang menjadi satu-satunya Puskesmas di wilayah Kabupaten Pasuruan yang memberikan pelayanan Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM).
Poli PTRM buka setiap hari. Selama pandemi ada perubahan sistem pelayanan. “Hal tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya untuk pencegahan Covid-19” terang dr. Inkhud Muawanah, Kepala UPTD Kesehatan Puskesmas Bangil.
Program ini dibuat setelah ada kebijakan dari pemerintah. PTRM merupakan terapi jangka panjang kepada pasien ketergantungan narkoba yang bertujuan menyembuhkan pasien ketergantungan narkoba jenis opiad, secara bertahap. Caranya, dengan pemberian obat metadon yang diminum langsung di depan petugas dengan dosis bertahap.
Metadon merupakan obat terbuat dari bahan sintesis yang bekerja secara jangka panjang dalam tubuh untuk menghilangkan gejala putus zat pada pasien ketergantungan opiad seperti heroin atau putaw dan morfin. Pemberian obat hanya diberikan sekali dalam seminggu dengan cara memberikan obat kepada keluarga, untuk 7 hari sesuai kebijakan Kementerian Kesehatan.
Kriteria terpenting yang dibutuhkan untuk pengobatan, adalah kesiapan dari calon pasien. “Jangka waktu terapi tidak bisa ditentukan, selama perjalanan terapi seorang pasien dapat saja kambuh menggunakan narkoba, sehingga membutuhkan perencanaan dosis ulang dosis obat metadon,” beber Inkhud.
Sampai April 2021 ini, total pasien yang mendapatkan PTRM di Puskesmas Bangil sejumlah 75 klien. Akan tetapi sekarang tersisa 15 pasien aktif yang masih menjalani layanan PTRM di Puskesmas Bangil. Hal ini dikarenakan sebagian besar pasien telah dinyatakan sembuh atau bebas dari napza.
“Banyak manfaat program ini yang telah dirasakan pasien, di antaranya mencegah pasien mengalami gejala putus obat, terhindar dari penularan virus yang menular lewat darah semisal penyakit HIV AIDS, hepatitis B dan C serta pasien mampu menjalani hidup dengan stabil,” beber Inkhud Muawanah. (one/fun)
Sumber: jawapos.com