SINGAPARNA — Menipisnya stok Alat Pelindung Diri (APD) di tempat layanan kesehatan membuat sejumlah puskesmas terpaksa mengeluarkan budget sendiri untuk pembelian APD.
Pasalnya, APD sangat diperlukan oleh petugas puskesmas sebagai bagian dari SOP pelayanan ditengah Covid-19. Mereka tak bisa menunggu lebih lama, demi tetap bisa bekerja.
Kepala Puskesmas Sariwangi Dungani, sebagai contohnya, mengakui ketersediaan APD ditempatnya menipis. Kondisi tersebut hampir merata di semua Puskesmas yang ada di Kabupaten Tasikmalaya.
Berkurangnya stok APD ini juga disebabkan pemakaian oleh petugas yang melakukan pemakaman jenazah Covid-19 selama tahun lalu.
“Tahun kemarin, itu APD yang sediakan kita untuk protokol pemakaman Covid-19. Kalau sekarang alhamdulilah, pihak desa sudah mempunyai APD. Jadi waktu pemakaman Covid-19, APD-nya dari Desa,” ujar Dungani, Rabu (23 Juni 2021).
Sebagai langkah cepat, kata Dungani, pihak puskesmas membeli APD yang masuk pada kelompok barang habis pakai. Anggarannya sendiri bersumber dari pembiayaan BPJS dan Jaminan Kesehatan Nasionan (JKN) lainnya.
“Kita beli APD itu, itu kan barang habis pakai. Anggaranya dari pencairan BPJS da JKN lain. ” ucap Dungani.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Penanganan dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk (DKPP) Atang Sumardi mengatakan, pihaknya sudah mengusulkan pengadaan APD kepada pemerintah daerah, melalui rapat gabungan satgas penanggulangan Covid-19 Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (22 Juni 2021) kemarin.
Dalam rapat itu disepakati, bahwa dalam waktu dekat akan dilakukan rapat Paripurna dengan DPRD terkait alokasi dana penanggulangan Covid-19.
“Kita sudah ajukan, dan muncul komitmen bersama. Dalam waktu dekat anggaran penanggulangan Covid-19 akan diparipurnakan. Anggaran itu nantinya termasuk dipakai pembelian APD,” ujar Atang. [*]
Sumber: ayobandung.com