Jakarta – UPT Puskesmas Kedundung, Kota Mojokerto menggelar Giat Pasupati (Peduli Anak Stunting dan Pertumbuhan Balita terintegrasi). Program ini sudah berjalan sejak tahun 2021 dan bertujuan untuk mencegah kasus stunting dan tuberkulosis (TBC) pada anak-anak.
“Kami memiliki inovasi untuk mengintegrasikan upaya penyelesaian stunting dan TBC ke dalam satu program. Jadi biar sekali jalan, sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui,” ujar Kepala Puskesmas drg. Heti Nira Purnaningsih dalam keterangan tertulis, Selasa (19/4/2022).
Pada kegiatan yang berlangsung Senin (18/4) kemarin, Heti menjelaskan saat ini stunting dan TBC menjadi persoalan yang memiliki urgensi tinggi di Indonesia. Dikatakannya, secara umum angka stunting di Kota Mojokerto menjadi yang paling rendah di Jawa Timur. Akan tetapi, secara nasional angka stunting tersebut masih cukup tinggi.
Karena itu Pemerintah Kota Mojokerto terus berupaya menekan angka stunting pada anak. Demikian pula dengan kasus TBC di Indonesia yang terbilang tinggi, yakni nomor tiga setelah India dan China.
“Jadi ini bukan serta-merta menyelesaikan masalah di daerah tapi ini juga bentuk komitmen mendukung program prioritas nasional,” ungkap Heti. Diketahui, pelaksanaan Program Pasupati tersebut terdiri dari rangkaian kegiatan. Sebelumnya sudah diadakan roadshow skrining stunting dan TB serta tes Mantoux atau Tuberculin Skin Test (TST) kepada para balita di wilayah kerja Puskesmas Kedundung.Adapun puncak acara digelar di Posyandu Sekar Putih RW 01 Kedundung. Selain skrining, diadakan pula sosialisasi bertajuk ‘Anak Sehat dan Ceria dengan Gizi Seimbang’ yang menghadirkan dr. Vita Dwi, SpA sebagai narasumber.
“Perjalanan kita masih panjang untuk bisa menuntaskan semuanya. Masih banyak PR yang harus kita kerjakan bersama untuk menyelesaikan masalah ini,” pungkas Heti.Sumber: detik.com