• Home
  • Tentang Kami
  • Jurnal
  • Arsip Pengantar
20 Mar2019

Suplai dari Dinkes Hanya Dua Bulan Sekali, Puskesmas Cigudeg Kekurangan Stok Obat

Share this on WhatsApp

CIGUDEG – Puskesmas Cigudeg kekurangan obat untuk keperluan pasien yang berobat. Bahkan, pasien harus rela membeli ke apotek, akibat kurangnya stok yang tersedia. Hal itu lantaran Dinas Kesehatan memberikan obat dua bulan sekali.

“Tadi disuruh nebus obat ke apotek dengan alasan stok obat lagi kosong. Dan obat yang dikasih di apotek ada tiga jenis, untuk batuk dengan harga Rp 20 ribu,” kata Mimi (32), warga Kampung Leuwihiem, Desa Argapura kepada Radar Bogor, kemarin

Menanggapi hal ini, Kepala Puskesmas Cigudeg, Anang Sujana mengatakan, pihaknya akan telusuri dulu terkait kekurangan obat yang dikeluhkan warga. Ia membenarkan bahwa memang, pihak puskesmas mengambil obat tiap dua bulan sekali ke Dinas Kesehatan.

“Ya, bisa jadi ada yang kosong. Nanti kami telusuri. Mungkin pengelola obat belum melaporkan,” katanya kepada Radar Bogor.

Ia mengatakan, biasanya, kalau stok obat yang ada di pusksesmas abis, pihak puskesmas tentu menyarankan untuk menebus resep yang diberikan ke apotik lain. Sementara, jika pasien yang rawat inap, langsung diajukan saat itu juga ke Dinkes.

“Kalau biasanya pengadaan lewat online, di e catalog. Tapi kalaupun urgent untuk pasien rawat inap, ya kami langsung ajukan saat itu juga. Gak ditunda-tunda,” tambah Anang.

Anang mengakui, saat ini, memang puskesmas Cigudeg belum bisa belanja obat. Lantaran anggaran pengadaan obat yang bersumber dari APBN masih dalam proses. “Tapi saya tegaskan lagi, bukan ditunda pengadaan dan lainnya, tapi memang belum ada laporan ke saya,” tegasnya.

Sementara itu, data jenis obat di Puskesmas Cigudeg saat ini berjumlah 278 jenis, termasuk didalamnya bahan medis habis pakai. Dengan rincian obat ada 206 jenis, bahan medis habis pakai ada 72 jenis.

Ia menghimbau masyarakat, untuk tebus obat diluar puskesmas sesuai Permenkes tentang formularium obat Nasional. Makanya bisa diresepkan ke apotek kalau memang kosong stoknya.

“Sekali lagi jenis obat di puskesmas sudah diatur oleh Permenkes, kita tidak bisa keluar dari ketentuan itu, namanya formularium obat nasional, untuk RS pun punya aturan dan jenis tersendiri,” pungkasnya. (nal/c)

Sumber: radarbogor.id

Share this on WhatsApp

Leave a comment

Artikel Terbaru

Memahami Peran Paramedis dalam Perawatan Primer

Kajian Ketidaksetaraan Kesiapan Pelayanan dan Pengetahuan Provider di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia

Kebijakan Kesehatan Mental di Indonesia

Kualitas Hidup yang Berhubungan dengan Kesehatan dan Pemanfaatan Perawatan Kesehatan

Analisis Kebijakan Pendekatan Perawatan Kesehatan Primer di Liberia

Semua Artikel

Berita Terbaru

Kades Dan UPT Puskesmas Posek Jalin Kerjasama Peningkatan Pelayanan Kesehatan

18 October 2022

Dinkes Kulon Progo diminta mengevaluasi pelayanan pasien Puskesmas Wates

18 October 2022

Puskesmas Ambal-ambil Kejayan Buat Inovasi Ini agar Warga Tak BAB di Sungai

13 October 2022

Puskesmas Grabagan Gandeng Yayasan ADRA Gelar Diskusi Interaktif Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

13 October 2022

Bangkalan Menuju UHC, Seluruh Puskesmas Diberi Pemahaman Aplikasi E DABU

11 October 2022

Semua Berita

  • Home
  • Tentang Kami
  • Jurnal
  • Arsip Pengantar